Terbit: 2 November 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Mitos mengerikan seputar bahaya cabut gigi geraham atas yang hingga kini masih banyak dipercaya masyarakat adalah bisa menyebabkan kebutaan. Mitos ini masih dipertanyakan dan patut dijelaskan secara medis terhadap kebenaran apakah cabut gigi geraham atas membahayakan kesehatan mata.

Benarkah Cabut Gigi Menyebabkan Buta?

Apakah cabut gigi geraham atas sebabkan kebutaan?

Menurut Profesor Bambang Irawan, pencabutan gigi yang dilakukan sembarangan memang bisa membahayakan, namun tidak sampai menyebabkan kebutaan. efek cabut gigi yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi yang mengakibatkan bengkak.

Faktanya, saraf gigi dan saraf mata itu berbeda sehingga tidak ada hubungan antara cabut gigi atas dengan kerusakan mata. Perlu diketahui, baik saraf gigi maupun saraf mata berasal dari saraf otak yang disebut sebagai saraf trigeminal.

Namun pada dasarnya tidak terdapat hubungan langsung antara saraf gigi dan saraf mata, sehingga tidak benar bahwa cabut gigi geraham atas dapat menyebabkan masalah pada mata seperti kebutaan. Bila saraf gigi kelima, maka saraf mata kedua.

Jika memang dapat memengaruhi saraf, yang terkena adalah saraf yang berada disekitar mulut di mana komplikasinya adalah rasa nyeri pada bagian bibir, lidah, gigi dan rahang, terutama pada pencabutan gigi geraham bungsu. Komplikasi ini umumnya bersifat sementara tapi bisa menjadi permanen juga.

Mencabut gigi seperti cabut gigi atas merupakan tindakan terakhir yang harus dilakukan karena gigi sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Bila terjadi kerusakan gigi yang belum begitu parah, biasanya dokter akan mempertahankan gigi supaya jangan sampai dicabut.

Jika gigi yang bermasalah harus dicabut maka sebaiknya pastikan dulu gigi sedang tidak sakit. Pencabutan gigi tidak diperbolehkan saat gigi sedang sakit karena bisa memicu infeksi.

Penyebaran infeksi inilah yang harus diwaspadai, karena bila cabut gigi atas maka infeksi dapat saja menyebar dan menyebabkan pembengkakan hingga ke daerah mata. Sebaiknya tunggu sampai gigi sudah tidak terasa sakit lagi bila ingin mencabutnya.

Oleh karenanya, konsultasikan dengan dokter gigi terlebih dahulu. Dokter gigi akan menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Risiko Mencabut Gigi

Ada beberapa risiko cabut gigi, namun, jika dokter gigi merekomendasikan prosedur ini, manfaatnya kemungkinan lebih besar daripada kemungkinan komplikasi yang kecil.

Biasanya setelah pencabutan gigi, bekuan darah secara alami terbentuk di soket – lubang di tulang tempat gigi yang dicabut. Namun, jika gumpalan darah tidak membentuk atau meluruh, tulang di dalam soket dapat terkena – disebut sebagai “soket kering.” Jika ini terjadi, dokter gigi akan melindungi area tersebut dengan meletakkan pembalut penenang selama beberapa hari. Selama waktu ini, gumpalan baru akan terbentuk.

Risiko cabut gigi lainnya termasuk:

  • Pendarahan yang berlangsung lebih dari 12 jam
  • Demam berat dan menggigil, menandakan infeksi
  • Mual atau muntah
  • Batuk
  • Nyeri dada dan sesak napas
  • Bengkak dan kemerahan di situs bedah

Hubungi dokter gigi jika Anda mengalami gejala efek cabut gigi.

Alasan Mencabut Gigi

Berikut ini beberapa faktor atau alasan mengapa salah satu gigi harus segera dicabut:

1. Penyakit gusi

Infeksi pada jaringan dan tulang pendukung di sekitar gigi dapat mengakibatkan gigi perlu dicabut. Selain itu, gusi yang bengkak dapat menjadi sulit untuk dibersihkan sehingga bakteri dapat berkembang dan menyebabkan gangguan antargigi.

2. Kemungkinan terjadi infeksi.

Pulpa adalah akar gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Jika terjadi lubang atau kerusakan pada gigi, bakteri dapat masuk ke pulpa dan menyebabkan infeksi. Sebagian kasus dapat ditangani dengan root canal therapy (RCT).

Namun dalam beberapa kasus, saat RCT dan penggunaan antibiotik sudah tidak membantu, maka pencabutan perlu dilakukan agar infeksi tidak menyebar. Selain itu, pencabutan juga diperlukan jika sistem kekebalan tubuh Anda lemah sehingga infeksi mungkin terjadi, seperti saat sedang menjalani kemoterapi atau transplantasi organ.

3. Munculnya gigi geraham

Gigi geraham belakang umumnya baru tumbuh di usia 20-an, saat sudah terdapat sekitar 28 gigi dewasa di mulut. Pada situasi ini, sangat mungkin tidak ada tempat lagi untuk gigi geraham tumbuh dengan baik atau hanya muncul sebagian.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah kontak paksa gigi geraham dengan gigi lain, sehingga mendorong dan menyebabkan rasa sakit atau gangguan pada gigi lain. Gigi yang hanya muncul sebagian (impacted tooth) dapat menjadi sulit untuk dibersihkan dari bakteri yang terjebak di sekelilingnya dan berpotensi berkembang menjadi plak penyebab infeksi.

Beberapa jenis gangguan yang mungkin dialami antara lain abses, gingivitis, dan karies gigi. Oleh karenanya, beberapa gigi terkadang perlu dicabut.

4. Gigi menumpuk

Ketika gigi bungsu bergeser atau menimpuk, ini dapat memenuhi area yang sudah penuh sesak dengan gigi. Dengan sedikit ruang untuk bergerak ke dalam, gigi di samping akan terganggu, mengakibatkan ketidaksejajaran gigi.

5. Kista atau tumor

Gigi bungsu yang terkena dampak dapat menyebabkan tumor kecil atau kista di tulang rahang, yang dapat menyebabkan nyeri sendi. Kondisi ini memerlukan bantuan spesialis TMJ (temporomandibular join) dan berbagai pilihan pengobatan TMJ.

6. Salah satu gigi sulit dibersihkan

Jika Anda tidak mengalami rasa sakit atau komplikasi yang jelas dengan munculnya gigi bungsu, kebersihan gigi di masa yang akan datang mungkin masih berisiko. Kemungkinan lebih besar, ruang minimum, dan sulit menyikat gigi dengan benar di gigi geraham. Keterbatasan ruang dan lokasi yang sulit dijangkau untuk dibersihkan, kondisi ini berisiko menyebabkan gigi berlubang dan penumpukan plak.

Jadi, mitos bahaya cabut gigi geraham atas tidaklah benar, Teman Sehat! Selalu konsultasikan kondisi gigi Anda dengan dokter gigi untuk mendapat penanganan yang tepat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi