Terbit: 29 June 2018
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari sudah rutin dilakukan tetapi Anda masih sering mengalami masalah dengan gigi, kenapa hal ini bisa terjadi?

9 Masalah Gigi yang Bisa Dialami dan Cara Mengatasinya

Tentu banyak faktor yang menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi, salah satunya adalah pembusukan gigi, kondisi yang sering dialami akibat permukaan gigi yang berlubang.

Mengingat peran penting gigi dan mulut sebagai sarana yang penting bagi tubuh sekaligus menjadi titik awal dari pencernaan, Anda harus mengerti masalah-masalah yang bisa terjadi. Berikut ini sembilan masalah gigi yang bisa Anda alami, di antaranya:

  1. Gigi berlubang

Timbunan plak atau sisa-sisa makanan yang mengundang bakteri dapat menghancurkan email atau lapisan terluar gigi sehingga menimbulkan gigi berlubang. Menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi mengandung fluoride dua kali sehari, membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss), berkumur dengan obat kumur yang mengandung flouride, serta memeriksakan gigi ke dokter secara teratur setidaknya dua kali setahun dapat membantu mencegah gigi berlubang.

Selain pada permukaan gigi, bakteri juga terdapat pada lidah dan sisi dalam kanan kiri pipi. Bersihkan bagian ini dengan lembut secara teratur untuk mengurangi bau napas tidak sedap. Mengakhirinya dengan obat kumur antiseptik akan makin menunjang kebersihan mulut dan kesegaran napas.

  1. Gigi sensitif

Gigi sensitif disebabkan oleh penipisan pada lapisan terluar gigi yang disebut dengan email. Penipisan itu membuat lapisan tengah gigi menjadi terbuka dan terpapar. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan gigi sensitif adalah menyikat gigi dengan tekanan yang terlalu kuat, gangguan pada gusi, lubang pada gigi, gigi patah atau keropos, ataupun akar gigi yang terpapar makanan dingin atau panas.

Biasanya dokter akan melakukan perawatan sesuai dengan penyebab gigi sensitif, seperti perawatan akar gigi, penambalan, atau pembuatan mahkota jaket. Sementara itu, Anda dapat menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif untuk mengurangi gejala.

  1. Tumbuhnya gigi bungsu

Tumbuhnya gigi ini bisa menimbulkan rasa sakit dan masalah lainnya. Gigi bungsu baru tumbuh pada usia dewasa, yakni 17 hingga 23 tahun. Ketika gigi bungsu tumbuhnya miring, makanan bisa terjejal di dalamnya dan kemudian terjadi lubang gigi karena sulit dibersihkan.

Selain itu, bukan hanya gigi ini yang sakit, lubang juga akan terjadi di gigi sebelahnya yang terjejal makanan. Masalah lain yang mungkin dihadapi oleh seseorang yang memiliki gigi bungsu adalah radang pada gusi.

  1. Abrasi gigi

Gigi abrasi bisa terjadi akibat gigi mengalami gesekan yang terlalu kuat dan terus-menerus. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti menyikat gigi terlalu keras, kawat gigi yang terlalu mencengkeram, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Beberapa kebiasaan penyebab gigi abrasi contohnya, kebiasaan menggunakan tusuk gigi dan kebiasaan menggigit benda keras.

  1. Hyperdontia

Hyperdontia adalah kondisi mulut yang ditandai dengan jumlah gigi yang berlebih, di mana seseorang memiliki lebih dari 20 gigi primer atau lebih dari 32 gigi permanen. Gigi tambahan tersebut dinamakan gigi supernumerary.

Orang yang mengalami hyperdontia umumnya mengalami tumor jinak atau disebut sindrom Gardner’s. Pencabutan dan koreksi gigi adalah langkah yang biasanya dilakukan untuk menangani hyperdontia.

  1. Gangguan gusi

Gusi berdarah atau radang gusi adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh. Ketika daerah gusi kotor, tubuh akan menganggapnya sebagai iritan yang perlu dibasmi dengan mengeluarkan darah. Apabila proses ini berlangsung terus-menerus, bukan hanya bakteri yang dibasmi tetapi juga tulang penyangga gigi.

Masalah utama dari radang gusi ini adalah gejalanya tidak terasa sakit, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Alhasil, gusi berdarah pun berlarut-larut dibiarkan dan menjadi infeksi yang berkelanjutan. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan pembersihan karang gigi setiap 6 bulan sekali di dokter gigi.

  1. Keroposnya gigi

Gigi keropos disebabkan oleh ketidakseimbangan proses pelepasan mineral (demineralisasi) dengan pengembalian mineral dalam gigi. Pola makan yang tidak benar, perawatan gigi yang buruk, kecelakaan dan benturan pada gigi dapat menyebabkan gigi keropos.

Penanganan yang akan diberikan tergantung pada kerusakan yang terjadi pada gigi. Apabila kerusakan gigi hanya terjadi pada lapisan luar gigi dan masih mengandung saraf dan pembuluh darah, dokter mungkin akan mengaplikasikan resin, pulp, ataupun perawatan akar gigi dengan veneer untuk menyelamatkan gigi. Tetapi jika kekeroposan terjadi hingga lapisan dalam gigi, maka gigi kemungkinan harus diangkat.

8. Gigi geraham bungsu patah

Meski berada di paling belakang, bukan berarti gigi geraham bungsu dapat luput dari masalah gigi patah. Gigi patah biasanya terjadi pada gigi yang memang sudah mengalami kerusakan, misalnya saja keropos.

Jika gigi geraham Anda patah, jangan panik. Anda bisa segera pergi ke dokter gigi, disarankan untuk menyimpan patahan gigi geraham di dalam susu. Pada kondisi tertentu, dokter memiliki kemungkinan untuk dapat menempelkannya kembali. Tapi hal ini tentu tergantung pada tingkat kerusakan yang terjadi

9. Gigi ngilu

Gigi terasa ngilu atau gigi sensitif umumnya disebabkan karena terkikisnya lapisan pelindung gigi yang disebut email atau karena terpaparnya akar gigi. Gigi Anda menjadi sensitif ketika gusi terbuka, sehingga dentin, lapisan di bawahnya, terpapar berbagai rangsangan.

Dentin terdiri dari bagian dalam gigi dan akar yang terhubung pada ribuan saluran kecil yang menuju saraf gigi. Kondisi ini menyebabkan paparan dingin, panas, atau gesekan keras dapat memicu rasa ngilu.

Menjaga Kesehatan Gigi

Menyadari banyaknya masalah gigi yang bisa terjadi, maka cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mencegah kondisi tersebut agar tidak terjadi. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah masalah pada gigi, di antaranya:

  • Jangan terburu-buru

Beri waktu setidaknya 30 detik untuk menyikat tiap sisi deretan gigi: samping kanan, samping kiri, dan bagian depan.

  • Menjaga pola makan

Batasi makanan dan minuman asam, seperti minuman soda, yoghurt, dan jeruk asam. Semua ini dapat mengikis sebagian email. Selain itu, makanan tinggi gula dan minuman bersoda dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dan abses gigi. Batasi konsumsinya demi gigi dan gusi yang sehat.

  • Jangan terlalu sering menyikat gigi

Menggosok gigi 2-3 kali sehari sebagai cara merawat gigi adalah jumlah yang ideal. Akan tetapi menggosok gigi lebih dari 3 kali sehari dapat merusak email gigi dan membahayakan kondisi gusi.

  • Jangan terlalu kuat

Selain terlalu sering, menggosok gigi terlalu kencang juga berisiko merusak gigi dan gusi. Agar dapat mengontrol pergerakan sikat dengan lebih baik, pegang gagang sikat seperti Anda memegang pensil, bukan dengan tangan mengepal.

  • Hindari merokok

Kebiasaan merokok dapat merusak sel-sel di gusi, mengganggu aliran darah ke gusi, serta memengaruhi tulang dan jaringan lunak di sekitar gigi. Hal ini membuat perokok lebih rentan mengalami penyakit gigi dan gusi. Selain itu, merokok juga membuat napas jadi tidak sedap, meningkatkan pembentukan plak, leukoplakia, hingga risiko kanker mulut.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi