Virus corona (2019-nCoV) adalah virus yang berasal dari Wuhan, China, dan telah menyebar ke 23 negara. Beberapa negara disekitar Indonesia telah melaporkan adanya kasus ini seperti Singapura, Malaysia, Australia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. Sementara di Indonesia sendiri kasus novel coronavirus belum dikonfirmasi. Sejauh ini lebih dari 8000 kasus coronavirus telah dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan sebagian besar terjadi di China.
Tingkat Kematian Virus Corona
Seperti diketahui, virus corona adalah virus jenis baru, namun gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit ini memiliki kemiripan dengan pneumonia. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan di salah satu atau kedua paru-paru.
Menurut dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), karena vaksin dan obat khusus untuk mengatasi virus corona belum tersedia, maka langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Menggunakan masker dan rutin cuci tangan sehabis melakukan aktivitas di luar ruangan adalah salah satu cara termudah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
“Satu hal yang sangat penting kita akan kampanyekan yaitu memakai masker, kemudian mencuci tangan yang baik,” ungkap dr. Daeng di Sekretariat PB IDI Pusat, Jumat, 31 Januari 2020.
Menurut dr. Daeng, virus corona adalah virus yang tingkat kefatalannya lebih rendah dibanding infeksi serupa seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan avian influenza (flu burung).
“Sampai sekarang tingkat kematiannya mungkin berkisar 5 sampai 10 persen, beda dengan kematian yang disebabkan oleh SARS yang mencapai antara 40 sampai 60 persen, atau avian influenza yang bisa mencapai 80 persen,” ungkapnya.
Meski memiliki tingkat kematian yang rendah, dr. Daeng mengungkapkan bahwa virus corona tidak boleh dianggap sepele karena virus ini sudah dikategorikan sangat infeksius. Hal ini dikarenakan pada awalnya virus ini hanya menginfeksi binatang, namun belakangan virus bisa berpindah dari manusia ke manusia.
Saat ini kasus kematian yang terjadi pada seseorang yang sudah terinfeksi—penyebab utamanya bukanlah virus corona, melainkan kondisi komorbid seperti hipertensi, diabetes, dan kardiovaskular yang memperlemah sistem imunitas. Saat ini WHO sedang berusaha menciptakan vaksin dan baru akan dilakukan uji ke manusia tiga bulan lagi. Penanganan yang direkomendasikan hanya simtomatik.
Gejala Virus Corona
Menurut dr. Daeng, terdapat beberapa gejala yang bisa dicurigai sebagai tanda-tanda virus corona mulai menyerang, antara lain:
- Demam.
- Batuk.
- Pilek.
- Sesak Napas.
Jika beberapa gejala di atas tidak terjadi, akan tetapi seseorang memiliki riwayat bepergian dari tempat yang menjadi sumber infeksi, hal itu harus ditatalaksana sebagai kecurigaan terhadap corona virus—sampai seseorang terbukti hasil pemeriksaan labnya positif atau negatif.
Selain itu, salah satu informasi yang banyak beredar adalah terdapat mayat yang bergelimpangan di Wuhan, wilayah zona merah virus corona di China. Ternyata saat dilakukan pemeriksaan, foto tersebut merupakan orang-orang yang berbaring di Frankfurt, Jerman, 24 Maret 2014 silam.
Hal senada diungkapkan oleh dr. Daeng, menurutnya informasi mengenai mayat bergelimpangan hanya bertujuan untuk menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Jadi kalau menurut saya jangan percaya dulu, karena coronovirus itu timbul awalnya dari batuk-pilek biasa, enggak sampe bergelimpangan di tengah jalan begitu,” tegasnya.
Sementara itu, menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia, kriteria pasien dalam investigasi (Patient under investigation (PUI)) untuk 2019-nCoV, antara lain:
Gejala Klinis | Risiko Epidemiologi |
Demam dan gejala infeksi saluran napas bagian bawah (batuk dan sesak napas) | Adanya riwayat perjalanan ke Wuhan, China, dalam waktu 14 hari sebelum munculnya gejala klinis. Atau dalam waktu 14 hari sebelum munculnya gejala terdapat riwayat kontak dengan orang sakit yang dalam pengawasan infeksi 2019-nCov |
Demam dan gejala infeksi saluran napas bagian bawah (batuk dan sesak napas) | Dalam waktu 14 hari sebelum munculnya gejala, terdapat riwayat kontak dengan pasien yang terbukti secara laboratorium menderita infeksi 2019-nCoV. |
Informasi atau situasi perkembangan virus corona terkini dapat diakses melalui:
- Hotline Emerging Operation Center (EOC): 021-5210411 dan 0812-1212-3119
- Twitter: @KemenkesRI
- Facebook: @KementerianKesehatanRI
- Instagram: @kemenkes_ri
- Website: www.who.int , www.infeksiemerging.kemkes.go.id , www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
Sementara itu, 3 rumah sakit di Jakarta yang menjadi rujukan untuk kasus virus corona adalah RSPAD Gatot soebroto, RSPI Sulianti Saroso, dan RS Persahabatan.