DokterSehat.Com – Stroke ternyata menjadi salah satu penyakit yang sangat mematikan di Indonesia. Bagaimana tidak, dari data kesehatan di Indonesia sendiri tercatat jika sebagian besar penderita serangan stroke tidak mengetahui adanya gejala-gejala stroke sebelumnya dan membiarkan masalah ini menjadi lebih parah dan membahayakan nyawa. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan jika sebagian besar orang dewasa dengan usia kurang dari 45 tahun akan cenderung tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang gejala stroke, dimana hanya 33 persen dari partisipan yang akan langsung memeriksakan dirinya ke dokter setelah mengetahui gejala-gejala stroke layaknya rasa kebas, tubuh yang lesu, hingg gangguan berbicara. Sisanya cenderung akan membiarkan hal ini begitu saja dan beresiko mengalami serangan stroke yang berpotensi mematikan.
Padahal, pakar kesehatan menyebutkan jika orang dewasa lebih baik dalam mengetahui gejala-gejala stroke, maka mereka bisa meminimalisir dampak buruk dari serangan stroke. Sebagai contoh, jika seseorang terkena stroke, maka dalam waktu 3 jam Ia harus segera mendapatkan penanganan medis yang berpotensi bisa menyelamatkan nyawa atau berbagai kerusakan pada otak yang berpengaruh besar pada berbagai sistem pada tubuh. Sayangnya, banyak orang yang justru hanya kebingungan dan menghabiskan 3 jam waktu yang berharga ini tanpa mendapatkan penanganan medis yang tepat sehingga penderita stroke pun menjadi tidak tertolong.
Selain pengetahuan tentang gejala stroke, sebagian besar orang dewasa juga tidak tahu bahwa gaya hidup tidak sehatlah yang memicu meningkatnya resiko terkena stroke belakangan ini. Pakar kesehatan pun menayrankan kita untuk mengenali beberapa gejala stroke dengan cara melihat wajahnya dimana jika wajah mulai tidak simetris saat tersenyum atau satu sisi wajah terlihat turun, kedua lengan tidak bisa dinaikkan ke atas dengan normal, atau adanya kecenderungan gangguan berbicara layaknya cedal. Jika hal ini terjadi, maka penderita stroke harus sesegera mungkin mendapatkan penanganan medis yang baik.