Terbit: 12 December 2015 | Diperbarui: 25 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Licorice atau yang sering disebut dengan nama akar manis, merupakan akar dari tanaman dengan nama ilmiah glycyrrhiza glabra. Licorice berasal dari eropa selatan dan asia. Tanaman ini disebut dengan nama akar manis karena akarnya yang mengandung senyawa glycyrrhizin dan memberikan rasa yang manis melebihi gula.

Pengobatan Alzheimer Dengan Licorice

Dalam ilmu pengobatan cina, licorice telah digunakan sejak jaman dahulu dan dianggap sebagai salah satu bahan yang dapat memberikan ketenangan. Licorice juga telah dianggap sebagai salah satu herbal yang telah lama digunakan untuk mengobati alzheimer dan parkinson.

Seperti diberitakan Mirror, Selasa (8/12/2015), bahan kimia asam salisilat yang ditemukan pada tumbuhan ini dapat mengatur sistem kekebalan tubuh dan mengikat enzim Gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase (GAPDH) yang berkaitan dengan penyakit saraf. Profesor Solomon Snyder, dari Johns Hopkins University mengatakan, banyak orang sebelumnya berpikir, enzim GAPDH hanya sekadar memetabolime glukosa. Namun studi baru menetapkan GAPDH sebagai target obat salisilat yang relevan dengan terapi obat aspirin.

Awal tahun ini penulis studi, Profesor Daniel Klessig dari Boyce Thompson Institute dan Cornell University akan mengidentifikasi asam salisilat yang disebut HMGB1 (High Mobility Group Box 1). Bahan kimia ini menyebabkan peradangan dan berhubungan dengan beberapa penyakit, termasuk radang sendi, lupus, sepsis, aterosklerosis dan kanker tertentu.

Pemahaman lebih untuk mengetahui asam salisilat dan turunannya dalam mengatur kegiatan GAPDH dan HMGB1 ini perlu diteliti lebih lanjut. Itu karena asam salisilat digunakan dalam produk perawatan kulit termasuk sampo anti-ketombe dan perawatan jerawat. Sumber lainnya seperti blackberry, blueberry, anggur, buah kiwi, aprikot, paprika hijau, buah zaitun, tomat, lobak, sawi putih, almond, chestnut air dan kacang, tulis dia dalam studi ini dipublikasikan dalam jurnal PLoS.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi