Terbit: 1 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Selama ini masalah saluran kemih dan infeksinya selalu identik dengan wanita. Dengan bentuk vagina yang terbuka, wanita jadi sering mengalami masalah dan membuat vagina kerap terasa gatal atau malah panas. Ternyata masalah saluran kemih juga sering terjadi pada pria meski banyak kaum Adam mengabaikannya.

Gangguan Saluran Kemih yang Sering Dialami oleh Pria

Gangguan Saluran Kemih pada Pria

Masalah saluran kemih yang muncul pada pria bisa jadi merupakan gangguan ringan yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, tidak menuntut kemungkinan kalau masalah saluran kemih ini cukup parah dan harus segera diatasi agar tidak menyebabkan masalah yang parah. Berikut beberapa jenis masalah pada saluran kemih pria.

  1. Penurunan Pancaran Air Seni

Gangguan pertama yang sering sekali dialami oleh pria adalah menurunnya aliran urine dari penis. Penurunan ini biasanya kerap diabaikan oleh pria meski kondisi ini merupakan tanda dari pembesaran prostat di dalam tubuh. Pembesaran ini menekan area kandung kemih dan menyebabkan masalah pada aliran dan terkadang muncul rasa sakit.

Kalau Anda sering mengalami penurunan aliran dari urine lalu disertai dengan munculnya perdarahan, sebaiknya segera memeriksakan diri. Biasa jadi ada masalah serius di prostat atau ada infeksi penyakit menular seksual.

  1. Muncul Batu di Kandung Kemih

Batu di kandung kemih tidak sama dengan batu yang terbentuk di ginjal. Batu ini terbentuk langsung di kandung kemih karena konsentrasi urine yang terlalu tinggi. Akhirnya terbentuklah kristal perlahan-lahan dan menyumbat saluran urine yang akan keluar ke uretra.

Batu yang muncul di kandung kemih ini menyebabkan rasa sakit kalau ukurannya besar. Selain itu, ada kemungkinan juga hematuria atau urine dengan kandungan darah muncul.

  1. Inkontinensia yang Dipicu Stres

Inkontinensia urine juga bisa terjadi pada pria akibat otot yang digunakan untuk menahan kencing mengalami stres dan tidak bisa berjalan dengan baik. Akibat kondisi ini pria kerap sekali kecolongan saat tertawa, bersin, atau mengangkat benda berat. Urine keluar begitu saja tanpa bisa ditahan. Kondisi ini biasanya hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.

Kondisi ini umumnya banyak terjadi pada wanita. Namun, pria juga bisa mengalaminya dan membuat dia seperti mudah mengompol. Kalau kondisi ini terus berlanjut dan mengganggu, segera periksakan diri ke dokter.

  1. Kanker pada Kandung Kemih

Kanker kandung kemih berbeda dengan kanker prostat meski memiliki tanda yang hampir sama. Saat kencing, pria akan merasakan sakit di bawah perut. Selain itu ada kemungkinan juga terjadi perdarahan yang keluar dari urine. Semua pria berisiko alami kanker ini meski pria dari ras Kaukasia lebih rentan mengalaminya, apalagi kalau ada riwayat kanker dari keluarga.

  1. Urethritis

Urethritis adalah gangguan pada saluran kemih khususnya di uretra. Gangguan ini muncul dalam bentuk peradangan hebat yang membuat pria tidak nyaman saat berkemih atau mengalami ereksi. Kondisi ini muncul karena aktivitas seks yang tidak sehat seperti berganti pasangan dan tidak mengenakan kondom.

Kondisi ini harus segera ditangani dengan baik agar tidak memberikan dampak yang lebih besar. Umumnya dokter akan memberikan obat yang akan membantu menangani peradangan atau infeksi kalau ada bakteri atau patogen lain di saluran kemih.

  1. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih memang sangat umum terjadi pada wanita karena anatomi tubuh dan buruknya sanitasi pada vagina. Namun, pria yang notabene memiliki risiko kecil juga bisa mengalami infeksi saluran kemih karena beberapa hal. Biasanya ada bakteri yang masuk ke dalam penis dan menyebabkan peradangan.

Tanda dari infeksi saluran kemih adalah rasa nyeri dan panas saat buang air kecil. Pria juga merasakan tidak nyaman di bawah perut, ada aroma aneh dari urine, dan mengalami demam pada tubuh.

Mencegah Gangguan pada Saluran Kemih

Gangguan pada saluran kemih bisa dialami oleh semua pria. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Selalu menjaga sanitasi area selangkangan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mengganti celana dalam secara rutin. Dalam satu hari paling tidak berganti saat pagi dan sore hari. Kalau celana dalam jarang diganti, peluang terjadi infeksi akan besar.
  • Selalu bersihkan dan keringkan penis saat buang air kecil dan juga besar. Meski terkesan sepele, sisa air seni yang menempel di kepala penis bisa mengundang patogen dan memicu infeksi. Oleh karena itu selalu cuci sampai bersih lalu keringkan.
  • Jangan melakukan masturbasi dengan alat atau bahan berbahaya. Misal menggunakan makanan tertentu. Selain berpotensi memicu luka, sisa makanan bisa saja mengundang bakteri.
  • Segera bersihkan kemaluan setelah melakukan seks dengan pasangan atau masturbasi. Jangan biarkan ada sisa air mani mengering di sana.
  • Sebisa mungkin melakukan seks secara aman dengan pasangan apalagi ada potensi tertular penyakit. Gunakan kondom agar seks berjalan dengan lancar.
  • Lakukan pemeriksaan kemaluan secara rutin.

Dari beberapa masalah saluran kemih di atas, mana saja yang menurut Anda sering dialami oleh banyak pria dan selalu menyebabkan gangguan seks atau reproduksi? Semoga ulasan di atas memberikan Anda referensi untuk menjaga penis dengan baik.

 

 

Sumber:

  1. Greenlaw, Ellen. 8 Causes of Bladder Problems in Men. https://www.healthgrades.com/right-care/overactive-bladder/8-causes-of-bladder-problems-in-men. (Diakses pada 1 Desember 2019)
  2. Anonim. Types of Male Urinary Dysfunction. https://nyulangone.org/conditions/male-urinary-dysfunction/types. (Diakses pada 1 Desember 2019)
  3. Anonim. Prostate gland and urinary problems. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/prostate-gland-and-urinary-problems. (Diakses pada 1 Desember 2019)
  4. Ellis, Mary Ellen. 2019. Everything You Need to Know About Urinary Hesitancy. https://www.healthline.com/health/urination-difficulty-with-flow. (Diakses pada 1 Desember 2019)

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi