Dokter Sehat – Tuberculosis (TBC) adalah salah satu penyakit berbahaya yang masih bayak diderita orang di negara berkembang, tuberculosis disebabkan oleh kuman yang menyerang saluran pernapasan dan bisa membuat paru-paru berlubang jika dibiarkan begitu saja. Tidak banyak orang yang tahu bahwa tuberculosis merupakan penyakit berbahaya yang harus ditebus dengan obat mahal.
Namun penelitian terbaru mengungkap bahwa kunci untuk membunuh kuman tuberculosis bisa jadi tidak jauh dari dapur Anda, penelitian mengungkap bahwa cuka biasa bisa menjadi obat yang murah, tidak beracun, sekaligus efektif untuk membunuh bakteri mycobacteria yang menyebabkan tuberculosis.
Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal mbio.asm.org dari American Society for Microbiology, adalah hasil penemuan tanpa disengaja, ilmuwan menggunakan cuka untuk membunuh organisme tuberkulosis dengan mengetesnya pada obat yang perlu dilarutkan dulu dengan asam asesat. Hasilnya, mereka pun menyadari bahwa tanpa obat pun asam asetat sudah dapat membunuh bakteri.
Selain itu ilmuwan menemukan bahwa didalam cuka tidak adanya zat lain, tapi mampu membunuh mikobakteri. Oleh karena itu, solusi asam asetat dapat digunakan sebagai desinfektan murah dan tidak beracun dalam kebersihan klinis, untuk membersihkan permukaan tempat di mana kuman sering mengintai.
Biasanya untuk melawan bakteri di laboratorium menggunakan pemutih, tetapi beracun dan korosif. Ada juga disinfektan yang efektif lainnya, tetapi terlalu mahal, terutama untuk negara-negara berkembang, di mana antara lain mengambil sebagian besar kasus TB.
Mycobacteria penyebab tuberkulosis dan kusta, tetapi ada juga jenis lain, yang umum di lingkungan, bahkan dalam air keran, tahan terhadap desinfektan dan dapat menyebabkan infeksi serius yang memerlukan beberapa bulan pengobatan dan dapat meninggalkan deformasi bekas luka.
Sang penemu Claudia Courtesy, secara kebetulan menemukan kemampuan cuka untuk membunuh mikroorganisme tanpa disengaja, ketika menyelidiki kemampuan mikobakteri non-TB yang kebal dengan desinfektan dan antibiotik yang mana ia sedang mempelajari obat yang seharusnya dilarutkan dalam asam asetat dan diverifikasi dengan membandingkan dengan sampel kontrol, ternyata zat yang dimiliki cuka telah membunuh mikobakteri tersebut.
Setelah pengamatan pertama Claudia, ilmuwan melakukan pengujian melalui konsentrasi dan waktu paparan yang diperlukan untuk menghancurkan beberapa mycobacteria. Studi ini telah berkolaborasi dengan Albert Einstein College of Medicine di New York, yang telah menguji strain TB dan menemukan bahwa paparan larutan 6% asam asetat efektif membunuh tuberkulosis dalam 30 menit, bahkan dalam kasus strain resisten terhadap hampir semua antibiotik.