Banyak yang tidak mengenali perbedaan asma dan bronkitis, padahal keduanya merupakan gangguan pernapasan yang cukup umum. Meskipun memiliki beberapa gejala yang sama, tapi kedua kondisi ini berbeda dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Simak penjelasannya berikut ini!
Perbedaan Asma dan Bronkitis dari Segi Gejala
Kedua kondisi ini pada dasarnya dapat menyebabkan gejala yang sama. Gejala yang sama yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Mengi
- Sesak napas
- Batuk
- Sesak pada dada
Meskipun sama-sama menyebabkan batuk, namun batuk pada bronkitis dan asma berbeda. Jika Anda mengalami bronkitis, batuk akan menghasilkan zat kental (lendir) yang dapat berwarna bening, kuning, atau hijau. Selain gejala di atas, bronkitis akut juga dapat menyebabkan gejala lain seperti:
- Demam rendah (37,7°C-38,8°C)
- Panas dingin
- Pegal-pegal
Bronkitis akut menyebabkan batuk, sesak dada, dan mengi yang biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala tersebut akan hilang ketika infeksi sembuh, sedangkan pada bronkitis kronis dapat berlanjut dalam jangka panjang. Pada penderita asma, gejala datang dan pergi. Gejala dapat muncul dipicu oleh kejadian tertentu seperti olahraga atau alergi.
Perbedaan Asma dan Bronkitis dari Segi Penyebab
Penyebab kedua kondisi ini juga berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
Penyebab Asma
Penyebab asma tidak diketahui dengan pasti, kemungkinan penyababnya adalah kombinasi antara gen dan lingkungan. Orang tua dapat mewarisi gen yang membuat saluran pernapasan lebih sensitif terhadap alergi. Pemicu alergi dapat berupa asap, serbuk sari, hingga bulu hewan peliharaan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asma, meliputi:
- Memiliki orang tua yang menderita asma atau alergi
- Menderita banyak infeksi saluran pernapasan saat kecil
- Memiliki alergi atau kondisi kulit eksim
- Sering terpapar bahan kimia atau debu di tempat kerja
- Merokok atau menjadi perokok pasif
Asma dapat kambuh karena pengaruh lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor pemicu asma:
- Debu
- Bulu hewan peliharaan
- Serbuk sari
- Polusi
- Merokok
- Perubahan cuaca
- Kecoak
- Asap atau gas kimia
- Olahraga
- Stres
- Pilek dan infeksi lainnya
Penyebab Bronkitis
Bronkitis akut penyebab umumnya adalah virus dan bakteri, sedangkan bronkitis kronis pemicunya adalah faktor lingkungan seperti:
- Asap tembakau
- Asap kimia
- Polusi udara
- Debu
Zat tersebut dapat mengiritasi dan mengorbankan saluran pernapasan. Seseorang akan memiliki risiko tinggi terkena bronkitis apabila:
- Merokok atau menjadi perokok pasif
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Bekerja di industri dan terpapar debu dan asap kimia (contohnya seperti pertambangan batu para, tekstil, atau pertanian)
- Usia di atas 45 tahun
Diagnosis Asma dan Bronkitis
Berikut adalah perbedaan diagnosis asma dan bronkitis:
Diagnosis Asma
Dokter akan bertanya pada Anda tentang gejala yang dialami. Dokter akan meminta Anda menjelaskan kapan gejala memburuk dan membaik. Selain itu, dokter juga akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda.
Setelah itu, dokter akan melakukan tes pernapasan untuk melihat kemungkinan kekambuhan dari asma. Jenis tes yang paling umum disebut dengan tes spirometri. Tes ini mengharuskan Anda meniup alat sensor yang dapat mengukur seberapa cepat dan keras Anda menghembuskan napas, tujuannya adalah mengetahui kapasitas dan fungsi paru-paru. Pada penderita asma, kekuatan menghembuskan napas biasanya akan berkurang.
Jika Anda mengalami batuk yang mudah kambuh dan sebentar-sebentar sembuh, , dokter akan mempertimbangkan asma dibandingkan dengan bronkitis. Namun, Anda juga dapat sering mengalami batuk yang kambuh apabila mengalami bronkitis kronis dan bila Anda merokok.
Diagnosis Bronkitis
Dokter akan memulai diagnosis bronkitis dengan cara sebagai berikut ini:
- Melihat riwayat medis secara keseluruhan
- Mendengarkan paru-paru
- Melihat gejala yang dialami
Dokter juga kemungkinan akan memesan rontgen dada untuk memastikan gejala tidak berhubungan dengan pneumonia. Jika gejala tidak membaik dalam waktu 1 atau 2 minggu, dokter biasanya akan menyarankan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi asma.
Cara Mengatasi Asma dan Bronkitis
Apabila bronkitis disebabkan oleh virus, dokter akan menyarankan Anda untuk istirahat, minum banyak cairan, dan meresepkan pereda nyeri untuk meringankan gejala. Bronkitis kronis dan asma memiliki penanganan yang sama. Tujuan dari perawatannya adalah untuk membuka saluran udara dan membantu bernapas lebih mudah.
Obat yang sama dapat digunakan untuk mengobati asma dan bronkitis. Bronkodilator adalah sejenis obat yang melemaskan otot di sekitar saluran udara agar terbuka dan memudahkan pernapasan. Obat jenis ini juga membantu mengurangi lendir yang diproduksi paru-paru.
Bronkodilator biasanya tersedia dalam bentuk inhaler. Bronkodilator jangka pendek bekerja dalam beberapa menit untuk dapat meredakan batuk dan sesak napas. Contoh bronkodilator jangka pendek adalah seperti:
- Albuterol
- Levalbuterol
- Ipratropium
Bronkodilator kerja panjang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi. Namun, efek dari obat ini biasanya dapat bertahan hingga beberapa jam. Obat ini biasanya harus dikonsumsi setiap hari. Contoh bronkodilator kerja panjang adalah seperti:
- Formoterol
- Salmeterol
- Tiotropium
Obat lain yang mungkin digunakan adalah obat steroid. Obat ini digunakan untuk menurunkan pembengkakan pada saluran udara. Steroid juga biasanya dihirup melalui inhaler. Contoh obat steroid termasuk:
- Budesonide
- Fluticasone
- Mometasone
- Prednisone (hanya untuk jangka pendek dan tersedia dalam bentul pil)
Beberapa obat untuk mengatasi asma dan bronkitis merupakan gabungan dari steroid dan agonis beta kerja panjang. Obat-obatan tersebut termasuk:
- Fluticasone-salmeterol
- Budesonide-formoterol
- Formoterol-mometasone
Jika pemicunya alergi, biasanya membutuhkan suntikan alergi untuk mengatasi asma atau bronkitis. Obat alergi membantu sistem kekebalan tubuh terbiasa dengan zat tersebut sehingga tubuh tidak lagi bereaksi terhadap paparan alergen.
Itu dia persamaan dan juga perbedaan bronkitis dan asma yang perlu diketahui. Jika Anda mengalami gejala yang mengindikasikan kedua gejala ini, segera konsultasikan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!
- Nall, Rachel. 2018. Is it bronchitis or asthma?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322119. (Diakses 6 Oktober 2020).
- Watson, Stephanie. 2018. Is It Asthma or Bronchitis? Learn the Signs. https://www.healthline.com/health/asthma-vs-bronchitis. (Diakses 6 Oktober 2020).