Penyebab asma tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi terdapat beberapa kondisi yang bisa menjadi pemicu terjadinya asma. Setiap orang memiliki pemicu yang berbeda-beda dan sering kali lebih dari satu. Apa yang saja yang bisa menyebabkan terjadinya asma? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Mengenali Berbagai Penyebab Asma Berdasarkan Pemicunya
Hingga kini tidak ada yang benar-benar tahu apa yang menyebabkan asma Penyebab penyakit asma bisa berbeda-beda pada setiap orang, namun satu hal yang pasti adalah ketika saluran udara bersentuhan dengan pemicu, hal itu bisa menyebabkannya meradang, sempit, dan berisi lendir.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala penyakit asma, di antaranya:
1. Alergi
Pemicu yang bisa menjadi penyebab asma paling umum adalah alergi. Sebagian besar penderita memiliki alergi terhadap berbagai zat yang beterbangan di udara seperti serbuk sari, bulu binatang, tungau debu, dan kotoran kecoa.
Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang tinggal di rumah dengan tingkat kotoran kecoa yang tinggi, empat kali lebih mungkin menderita asma dibanding anak yang tinggal di rumah dengan tingkat kotoran yang rendah.
2. Makanan
Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi ringan hingga parah yang mengancam jiwa. Jika Anda memiliki alergi makanan, asma dapat menjadi bagian dari reaksi parah yang mengancam jiwa yang disebut anafilaksis. Makanan paling umum yang terkait dengan gejala alergi adalah:
- Telur
- Susu sapi
- Kacang-kacangan
- Kedelai
- Gandum
- Ikan
- Udang
- Kerang
- Salad
- Buah
Perlu diketahui juga, pengawet makanan dapat memicu asma terutama yang mengandung sulfit seperti sodium bisulfite, potassium bisulfite, sodium metabisulfite, potassium metabisulfite, dan sodium sulfit.
3. Olahraga
Olahraga berat dapat menyebabkan saluran udara menyempit pada sekitar 80% penderita asma. Jika penyebab asma adalah olahraga, Anda akan merasakan dada sesak, batuk, dan kesulitan bernapas dalam 5 hingga 15 menit pertama.
Bagi kebanyakan orang, gejala ini hilang dalam 30 hingga 60 menit saat olahraga berikutnya. Tetapi sekitar 50% orang dengan asma akibat olahraga mungkin mengalami serangan lagi 6 hingga 10 jam kemudian. Agar hal ini tidak terjadi, pemanasan lambat dapat membantu mencegah gejala.
4. Maag
Sakit maag dan asma yang parah sering kali terjadi bersamaan. Bahkan 89% penderita asma juga mengalami gastroesofageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung. Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari saat tubuh sedang berbaring.
Jika Anda menderita GERD, katup antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini membuat asam lambung naik ke kerongkongan. Saat mencapai kerongkongan, iritasi dan peradangan yang ditimbulkannya dapat menjadi penyebab asma.
5. Merokok
Seorang perokok lebih mungkin terkena asma dibanding mereka yang tidak merokok. Penderita asma yang merokok dapat menimbulkan gejala seperti batuk dan mengi yang parah. Selain itu, wanita yang merokok selama kehamilan meningkatkan risiko mengi pada bayinya.
Bayi yang terlahir dari ibu yang merokok selama kehamilan juga memiliki fungsi paru-paru yang lebih buruk. Jika Anda menderita asma dan seorang perokok, berhenti adalah langkah terpenting yang dapat dilakukan untuk melindungi paru-paru.
6. Sinusitis
Sama seperti asma yang menyebabkan peradangan pada lapisan saluran udara, sinusitis menyebabkan peradangan pada selaput lendir yang melapisi sinus. Kondisi ini membuat selaput mengeluarkan lebih banyak lendir.
Jika Anda menderita asma dan sinus meradang, saluran udara mungkin juga mengalami hal yang sama. Pengobatan segera untuk infeksi sinus dapat meredakan gejala asma.
7. Infeksi
Pilek, flu, dan bronkitis bisa menyebabkan serangan asma. Infeksi saluran pernapasan yang memicu asma ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Ini adalah penyebab asma yang paling umum, terutama pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Pada orang dewasa, Anda mungkin mengalami serangan dua bulan setelah infeksi saluran pernapasan atas. Sekitar 20 sampai 70% orang dewasa dengan asma juga memiliki penyakit sinus. Selain itu, 15 hingga 56% orang dengan rhinitis alergi (hay fever) atau sinusitis juga memiliki tanda-tanda asma.
8. Obat-obatan
Penderita asma yang sensitif terhadap aspirin mungkin juga mengalami masalah dengan obat lain seperti obat antiinflamasi dan beta-blocker (digunakan untuk mengobati penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan glaukoma).
Jika Anda tahu bahwa tubuh Anda sensitif terhadap obat-obatan tersebut, konsultasi dengan dokter atau apoteker diperlukan sebelum memulai pengobatan.
9. Asap Tembakau
Bagi Anda yang tidak merokok, namun sering terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif, ternyata hal itu menjadi penyebab asma. Sementara itu, jika Anda menderita asma, pastikan bahwa sekeliling Anda tidak ada yang merokok.
10. Tungau Debu
Tungau debu adalah serangga mikroskopis yang banyak terdapat di rumah. Jika Anda menderita asma dan alergi terhadap tungau debu, hewan tersebut dapat memicu serangan asma. Tungau debu hidup di tempat yang berdebu dan tingkat kelembapan udara tinggi.
Biasanya, tungau debu bersarang di furnitur dan peralatan rumah tangga, terutamanya yang menyerap keringat seperti tempat tidur. Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyingkirkan serangga ini, antara lain:
- Hindari penggunaan bantal atau selimut dari bulu angsa
- Bersihkan tempat tidur setiap hari dan vacum seminggu sekali
- Selain kasur, bersihkan area lain di sekitarnya seperti karpet, gorden, lantai, dll
- Jaga tingkat kelembapan ruangan sekitar 30-50%
11. Polusi Udara di Luar Ruangan
Polusi udara di luar ruangan dapat memicu serangan asma. Polusi ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti asap pabrik, mobil, atau asap kebakaran. Menghirup terlalu banyak polutan ini dapat menyebabkan serangan asma.
Jika Anda berencana ingin beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya pantau prakiraan kualitas udara daerah sekitar dan rencanakan aktivitas saat polusi pada tingkat rendah.
12. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan berbulu dapat memicu serangan asma jika Anda alergi terhadapnya. Sementara itu, jika Anda tidak dapat atau tidak ingin mencari rumah baru untuk hewan peliharaan, kurangi eksposur dengannya seperti:
- Menyiapkan tempat khusus untuk hewan peliharaan
- Rutin memandikannya
- Menggunakan pembersih udara dengan filter HEPA
- Menggunakan kasur dan sarung bantal anti alergi
Perlu diketahui, pada dasarnya pengidap asma tidak alergi terhadap bulu hewan peliharaan, jadi memangkas bulu hewan peliharaan tidak akan membantu mengurangi gejala.
13. Jamur
Jamur yang bisa memicu gejala asma adalah jamur Aspergillus. Jamur yang umumnya tumbuh di tempat lembap ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki sistem imun yang lemah. Aspergillosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus yang terhirup ke dalam saluran pernapasan.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan jamur ini di rumah, antara lain:
- Keringkan benda basah dalam waktu 24 hingga 48 jam untuk mencegah pertumbuhan jamur.
- Perbaiki kebocoran air seperti pipa bocor karena hal itu memungkinkan jamur tumbuh di dinding atau di bawah lantai.
- Gunakan AC atau dehumidifier untuk menjaga kelembapan dalam ruangan tetap rendah.
- Nyalakan exhaust fan saat dan setelah mandi.
14. Obesitas
Menurut sebuah penelitian, tingkat asma lebih tinggi ditemukan pada orang yang mengalami obesitas dibanding mereka yang tidak mengalami obesitas. Penelitian tersebut juga mengungkapkan, anak-anak obesitas yang mengalami penurunan berat badan mengalami perbaikan pada gejala asma.
15. Stres
Stres dapat menimbulkan gejala asma, tetapi begitu juga dengan beberapa emosi lainnya. Kegembiraan, kemarahan, tawa, tangisan, dan reaksi emosional lainnya dapat memicu serangan asma. Beberapa peneliti mengungkapkan, asma lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi.
16. Faktor Genetik
Penyebab penyakit asma yang terakhir ternyata bisa disebabkan oleh faktor genetik. Sebuah penelitian berhasil memetakan beberapa perubahan genetik yang mungkin berperan dalam mengembangkan asma.
Pada beberapa kasus, perubahan epigenetik (perubahan ekspresi gen yang tidak disebabkan oleh perubahan sekuen DNA) bertanggung jawab. Kondisi ini terjadi ketika faktor lingkungan menyebabkan gen berubah.
17. Terkait Pekerjaan
Dalam beberapa kasus, asma dikaitkan dengan paparan zat tertentu di tempat kerja. Beberapa pekerjaan yang menjadi penyebab paling umum dari asma akibat kerja meliputi:
- Tukang cat
- Pembuat kue
- Perawat
- Pekerja kimia
- Pengurus hewan
- Tukang kayu
- Tukang las
- Pekerja pengolahan makanan
Kadang-kadang orang yang belum pernah menderita asma sebelumnya dapat mengembangkan kondisi ini melalui reaksi alergi terhadap suatu zat di tempat kerja.
Kerana reaksi alergi dan gejalanya tidak berkembang beberapa jam setelah terpapar, sering kali sulit untuk mengidentifikasi tempat kerja sebagai penyebabnya.
Bagaimana Pemicu di Atas Membuat Asma Lebih Buruk?
Ketika Anda menderita asma, saluran udara selalu meradang dan sensitif. Saluran udara ini bereaksi terhadap berbagai faktor eksternal atau disebut juga pemicu. Kontak dengan pemicu itulah yang menyebabkan gejala asma. Serangan asma dapat dimulai segera setelah terpapar pemicu, beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu kemudian.
Reaksi terhadap pemicu asma berbeda untuk setiap orang dan berbeda dari waktu ke waktu. Anda mungkin memiliki banyak pemicu sementara yang lain tidak memiliki banyak pemicu. Salah satu cara untuk mengendalikan asma adalah menghindari pemicunya. Selain itu, jangan lupa ikuti perawatan seperti yang diarahkan dokter untuk mengurangi gejala.
Mengenali Pemicu yang Menyebabkan Asma
Mencari tahu apa yang terjadi di sekitar saat Anda mengalami serangan adalah langkah pertama untuk mengidentifikasi pemicu. Jika Anda ragu mengenai penyebab asma, dokter bisa menyarankan untuk melakukan tes darah atau meminta Anda menggunakan alat yang disebut peak flow meter, alat yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak udara yang dihembuskan dan seberapa cepat keluar.
Pada beberapa kasus, banyak orang alergi lebih dari satu pemicu dan terkadang responsnya berbeda. Tingkat keparahan reaksi alergi bervariasi antara orang-orang dan tergantung pada kondisi kesehatan.
Jika Anda memiliki gejala setelah bersentuhan dengan kucing atau anjing (penyebab paling umum dari alergi hewan peliharaan) maka hewan peliharaan mungkin salah satu pemicunya. Hal yang sama berlaku untuk kontak dengan asap dari rokok atau asap kendaraan.
Pemicu seperti serbuk sari bisa lebih sulit ditentukan karena alergennya tidak terlihat. Penting untuk membuat catatan harian ketika Anda mengalami gejala dan mencatat di mana Anda saat itu, seperti apa kondisi cuaca dan hal-hal apa yang dialami termasuk stres.
Bisakah Menghindari Pemicu Asma?
Pemicu tidak selalu bisa dihindari, namun mengurangi paparan asma atau pemicu alergi dapat membuat gejala lebih mudah untuk dikelola.
Langkah pertama adalah mengetahui apa pemicu sehingga Anda dapat memfokuskan upaya pencegahan dengan tepat. Selain itu, dokter juga dapat membantu mengatasi kondisi ini dan memberi saran tentang cara menghindari pemicu.
Faktor Risiko Terjadinya Asma
Meski asma bisa terjadi pada siapa saja, akan tetapi jika Anda memiliki faktor risiko, hal itu bisa meningkatkan terjadinya masalah pernapasan. Dengan memahami semua faktor risiko, Anda mungkin dapat mencegah atau mengendalikan gejala.
Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko asma, di antaranya:
-
Jenis Kelamin
Asma masa pada masa anak-anak lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Tidak diketahui mengapa hal ini terjadi, beberapa ahli menemukan ukuran saluran napas anak laki-laku lebih kecil jika dibandingkan dengan saluran napas anak perempuan.
Kondisi inilah yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko mengi setelah pilek atau infeksi virus lainnya. Sekitar usia 20 tahun, rasio asma antara pria dan wanita sama. Pada usia 40 tahun, lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang menderita asma.
-
Riwayat Keluarga
Susunan genetik yang diwariskan membuat Anda cenderung menderita asma. Faktanya, sebagian kasus asma adalah keturunan. Jika seseorang memiliki orang tua yang menderita asma, hal itu membuatnya tiga sampai enam kali lebih mungkin untuk mengembangkan asma daripada seseorang yang tidak memiliki asma.
-
Atopi
Atopi mengacu pada kecenderungan genetik untuk mengembangkan eksim (dermatitis atopik), rhinitis alergi, konjungtivitis alergi, dan asma. Atopi menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap alergen terutama yang ada di makanan dan udara.
Beberapa anak dengan eksim atau dermatitis atopik dapat mengembangkan asma. Beberapa temuan menunjukkan bahwa anak-anak dengan dermatitis atopik mungkin memiliki asma yang lebih parah dan menetap saat dewasa.
-
Faktor Lingkungan
Polusi udara di dalam ruangan seperti asap rokok, jamur, dan asap berbahaya dari pembersih, atau cat dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma.
Sementara faktor lingkungan seperti polusi, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon, suhu dingin, dan kelembapan tinggi diketahui memicu asma pada individu yang rentan. Faktanya, gejala asma dan perawatan di rumah sakit meningkat pesat selama periode polusi udara yang parah.
-
Kehamilan
Ibu yang merokok selama kehamilan tampaknya menurunkan fungsi paru-paru pada janin dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok. Kelahiran prematur juga merupakan faktor risiko berkembangnya asma.
- Anonim. What Causes Asthma? Common Triggers Explained. https://www.webmd.com/asthma/asthma-triggers. (Diakses pada 2 September 2020).
- Anonim. Asthma Risk Factors. https://www.webmd.com/asthma/asthma-risk-factors. (Diakses pada 2 September 2020).
- Anonim. What are asthma triggers?. https://www.nationalasthma.org.au/understanding-asthma/what-are-asthma-triggers. (Diakses pada 2 September 2020).
- Anonim. Common Asthma Triggers. https://www.asthmafoundation.org.nz/your-health/living-with-asthma/common-asthma-triggers. (Diakses pada 2 September 2020).
- Brazier, Yvette. 2020. Types, causes, and diagnosis of asthma. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323523#types. (Diakses pada 2 September 2020)