DokterSehat.Com- Bocah kecil berusia 8 tahun bernama Ella Roberta Kissi-Debrah meninggal pada tahun 2013 lalu setelah 27 kali bolak-balik ke rumah sakit selama tiga tahun karena mengalami serangan asma. Yang tidak disangka adalah, penyebab dari serangan asma yang dialaminya adalah polusi udara, sesuatu yang kerap kita sepelekan padahal sering kita hadapi sehari-hari.
Dilansir dari The Sun, kematian Ella menjadi peringatan bagi masyarakat dan pemerintah di seluruh negara yang ada di dunia untuk lebih memperhatikan bahaya dari polusi udara dan segera mencari solusi konkret untuk mengatasinya. Tak hanya mencemari lingkungan, polusi udara memang sudah terbukti mampu memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Ella tinggal di kota London, tepatnya di kawasan Hither Green. Di tempat ia tinggal, polusi udara yang sangat buruk memang sudah menjadi hal yang wajar terjadi. Bahkan, meskipun pemerintah sudah menerapkan standar emisi gas buang dari kendaraan, pabrik, dan tempat-tempat lainnya, tetap saja polusi udara di tempat ia tinggal lebih tinggi dari standar.
Profesor Stephen Holgate dari University of Southampton menyebutkan bahwa masalah kesehatan yang dialami Ella yang membuatnya sering masuk rumah sakit terkait dengan polusi udara yang dipenuhi dengan nitrogen dioksida dan partikel bernama PM10. Hal inilah yang kemudian membuatnya sering terkena asma. Holgate menemukan kandungan dalam polusi udara ini setelah mengeceknya di stasiun pemantauan Catford yang hanya berjarak 1 mil dari tempat tinggal Ella.
Sebelum meninggal, Ella selalu berjalan kaki selama 30-40 menit ke sekolahnya di pinggir jalan lingkar kota London yang ada di kawasan Lewisham. Hal ini berarti, ia menghirup banyak sekali polusi udara hampir setiap hari.
Kematian Ella menjadi pembelajaran bagi kita untuk selalu memakai masker saat berjalan kaki di dekat dengan jalan raya atau menggunakan sarana transportasi umum agar kita tidak menghirup polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan.