Terbit: 15 January 2020 | Diperbarui: 21 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Secara umum lambung memang menghasilkan asam yang akan bermanfaat untuk proses pencernaan. Asam akan membantu menghancurkan makanan secara kimiawi agar mudah diserap oleh tubuh. Sayangnya, pada kondisi tertentu seperti tidak sedang makan asam lambung bisa naik dengan sendirinya dan memicu masalah yang besar, apalagi kalau sampai naik ke atas.

8 Tips Meringankan Asam Lambung Tinggi yang Sering Kambuh

Cara Mengatasi Asam Lambung secara Alami

Seseorang yang lambungnya sensitif tidak bisa makan sembarangan. Kalau hal ini sampai terjadi, asam lambung bisa terpicu naik cukup banyak dan gangguan terjadi. Ada akan merasakan mual, heartburn, hingga perut yang tidak nyaman.

Kondisi ini sangat berbahaya pada beberapa orang, bahkan ada yang memicu gangguan fatal dan membahayakan nyawa. Kalau Anda sering mengalami kenaikan asam lambung, praktikkan beberapa cara di bawah ini.

  1. Menghindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Kunci utama agar bisa bertahan dari kondisi asam lambung yang sedang tinggi adalah tidak makan sesuatu yang aneh. Asal tidak makan pemicu kenaikan asam lambung secara berlebihan, asam bisa diturunkan dan Anda tidak mengalami nyeri di dada dan panas yang sangat menyesakkan kalau digunakan untuk bernapas.

Kalau Anda memiliki asam lambung dan sering sekali kambuh, ada baiknya untuk tidak mengonsumsi apa saja yang mengandung kafein seperti kopi atau teh. Selanjutnya cokelat juga tidak disarankan meski secara umum menyehatkan. Makanan yang terlalu pedas dan aneka alkohol juga sangat pantang. Terakhir aneka jenis makanan yang digoreng, olahan mint, dan olahan tomat.

  1. Makan dengan Sadar

Kalau sudah memiliki bakat asam lambung, ada baiknya untuk bisa mengatur apa saja yang masuk ke dalam tubuh dengan baik. Meski berada di mana saja, Anda harus makan dengan benar dan tahu mana saja yang bisa dimakan dan mana yang dilarang karena memicu asam lambung.

Pengetahuan tentang makanan dan nutrisi juga harus ditambah perlahan-lahan. Dengan melakukan ini Anda bisa melakukan analisis sendiri terkait makanan yang ada di luaran sana, kira-kira bisa dimakan atau tidak. Kalau Anda khawatir dengan makanan yang dijual bebas di luar sana, ada baiknya memasak sendiri.

  1. Berusaha Menurunkan Berat Badan

Salah satu faktor risiko dari asam lambung yang sering kambuh adalah kegemukan atau obesitas. Kalau Anda mengalami obesitas, kemungkinan besar akan terjadi masalah pada tubuh khususnya saluran cerna. Masalah seperti asam lambung dan gejalanya seperti heartburn akan sering terjadi.

Penurunan berat badan tidak bisa dilakukan dengan sembrono. Kalau Anda melakukanya, tubuh justru tidak akan baik. Apalagi kalau sampai menekan porsi makan yang memicu gangguan di lambung. Konsultasikan masalah diet ini dengan ahli gizi agar mendapatkan pola makan yang tepat.

  1. Tidak Langsung Tidur Setelah Makan

Pernahkah Anda mengalami perut kembung hingga dada terasa sangat panas karena langsung rebahan setelah makan? Kejadian ini sering sekali muncul saat Anda berbuka puasa. Karena tubuh sudah sangat lelah dan mengantuk, akhirnya setelah makan Anda langsing tidur begitu saja.

Kalau tidak mau mengalami kembung hingga asam lambungnya baik, jangan langsung tidur setelah makan. Lebih baik tunggu sekitar 2-3 jam. Kalau Anda terbiasa tidur pada pukul 21.00, pastikan untuk sudah makan sebelum pukul 19.00 setiap harinya.

  1. Posisi Kepala Lebih Tinggi Saat Tidur

Kalau Anda sering kambuh di malam hari, ada baiknya untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki. Dengan melakukan ini asam lambung tidak akan sampai naik dan memicu heartburn yang sangat mengganggu. Kalau Anda tidak pernah kambuh di malam hari, cara ini tidak perlu dilakukan. Yang penting tidak makan terlalu banyak saat tidur khususnya makanan pemicu asam lambung untuk naik cepat.

  1. Berhenti Merokok

Memiliki asam lambung tinggi dan sering kambuh akan sangat membahayakan. Apalagi kalau saat kambuh tidak segera diatasi. Kalau Anda sudah mengalami hal ini ada baiknya untuk berhenti merokok. Jangan merokok sama sekali meski hanya sesekali atau beberapa isapan saja.

Kandungan racun di dalam rokok seperti nikotin bisa menyebabkan gangguan pada tubuh dan memicu asam lambung sering muncul. Selain itu kondisi heartburn akan lebih sering terjadi.

  1. Kurangi Stres yang Berlebihan

Disadari atau tidak, masalah stres hingga anxiety menyebabkan cukup banyak masalah pada tubuh. Selain tidak bisa konsentrasi kerja, stres juga memicu kenaikan asam lambung. Jadi, jangan menganggap asam lambung yang tinggi hanya disebabkan oleh makanan saja. Kalau Anda mengalami stres hingga depresi, kemungkinan mengalami asam lambung akan besar.

  1. Mengonsumsi Herbal Tertentu

Saat mengalami asam lambung dan tubuh sedang drop, makan apa pun tentu jadi tidak nyaman. Anda akan merasa mual dan perut terasa kian sakit. Yang bisa Anda lakukan adalah mengonsumsi herbal atau makanan tertentu yang bisa membuat perut jadi nyaman dan energi kembali membaik.

Beberapa herbal atau makanan yang bisa dikonsumsi terdiri dari cuka apel, jahe, lidah buaya, pisang, kunyit, madu, dan apa pun yang membuat perut nyaman dan tidak memicu mual atau malah meningkatkan asam lambung jadi lebih banyak. Setiap orang biasanya memiliki comfort food sendiri-sendiri kalau asam lambung sedang panik.

Inilah beberapa cara alami yang bisa digunakan untuk meredakan asam lambung yang berlebihan dan sangat menyiksa. Dengan melakukan beberapa cara di atas, masalah lambung bisa segera diatasi dengan baik. Bagaimana dengan kondisi lambung yang Anda miliki? Apakah pernah mengalami masalah sebelumnya? Kalau ada masalah apa yang dilakukan?

 

 

Sumber:

  1. Arnarson, Atli. 2017. 14 Ways to Prevent Heartburn and Acid Reflux. https://www.healthline.com/nutrition/heartburn-acid-reflux-remedies. (Diakses pada 15 Januari 2020)
  2. Harvard Medical School. 9 ways to relieve acid reflux without medication. https://www.health.harvard.edu/digestive-health/9-ways-to-relieve-acid-reflux-without-medication. (Diakses pada 15 Januari 2020)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi