Terbit: 27 November 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sindrom iritasi usus atau dalam dunia medis disebut sebagai irritable bowel syndrome adalah salah satu gangguan pencernaan yang cukup merepotkan. Kondisi ini terjadi di usus, tepatnya di usus besar. Biasanya, gejala dari penyakit ini adalah sakit perut, namun, pakar kesehatan menyebutkan bahwa ada beberapa gejala lain dari penyakit ini yang patut untuk diwaspadai.

Tanda Sindrom Iritasi Usus Selain Sakit Perut

Pakar kesehatan menyebut sindrom iritasi usus sebagai gangguan pada fungsi saluran pencernaan. Sekitar 10 hingga 20 persen dari total populasi memiliki risiko besar untuk terkena penyakit ini dan kasus kejadian sindrom iritasi usus mencapai 1 hingga 2 persen dari total kasus masalah kesehatan di seluruh dunia setiap tahunnya.

Penyebab sindrom iritasi usus

Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari sindrom iritasi usus. Hanya saja, terkadang hal ini bisa disebabkan oleh stres psikologis. Gejala yang paling sering muncul dari kondisi ini adalah sakit perut, perut kembung, sering buang gas, diare atau sembelit, nyeri pada ulu hati, mual-mual dan muntah, penurunan libido, dan keinginan untuk buang air kecil yang berlebihan.

Jika kita makan, bisa jadi gejala dari sindrom iritasi usus ini justru bertambah parah. Hanya saja, jika hal ini juga disertai dengan gejala yang lebih parah seperti munculnya darah saat buang air besar, munculnya demam, penurunan berat badan secara drastis, hingga kotoran yang berubah warna, bisa jadi penyebabnya bukanlah sindrom iritasi usus, melainkan gejala dari kanker, keracunan, atau kondisi kesehatan lain yang lebih serius.

Faktor pemicu sindrom iritasi usus

Banyak orang yang menyebut sindrom iritasi usus terkait dengan kanker usus besar. Padahal, kondisi ini sama sekali tidak terkait. Justru, penyakit ini lebih terkait dengan kondisi emosi. Hanya saja, mereka yang memiliki faktor seperti berusia muda, berjenis kelamin wanita, memiliki keluarga dengan riwayat sindrom iritasi usus, serta memiliki gangguan mental dan emosional memang lebih berisiko untuk terkena penyakit ini.

Mengapa wanita lebih rentan terkena sindrom iritasi usus dibandingkan dengan wanita? Hal ini ternyata disebabkan oleh faktor hormonal yang berbeda. Bahkan, jika wanita sedang mengalami siklus haid, maka risiko untuk terkena penyakit ini juga meningkat.

Beberapa jenis makanan tertentu juga bisa menyebabkan kenaikan risiko terkena penyakit ini. Sebagai contoh, makanan yang terbuat dari produk gandum, produk susu, buah sitrus dari keluarga jeruk, kacang-kacangan, dan minuman ringan atau berkarbonasi juga bisa menjadi penyebabnya.

Penanganan gejala sindrom iritasi usus

Untuk menangani gejala sindrom iritasi usus, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengelola stres dengan lebih baik, menerapkan pola makan yang sehat, dan tidur cukup setiap malam demi menjaga keseimbangan hormon. Dalam beberapa kasus, penderita masalah kesehatan ini juga bisa mendapatkan bantuan konseling demi mengatasi gangguan mental atau psikologis yang sedang dialami.

Mencegah gejala sindrom iritasi usus

Demi mencegah datangnya gangguan pencernaan ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup setiap hari, mengonsumsi air putih dengan cukup demi mencegah konstipasi, menurunkan asupan minuman berkafein, dan menghindari makanan dan minuman yang bisa menyebabkan produksi gas meningkat layaknya kembang kol, brokoli, kubis, hingga minuman berkarbonasi. Selain itu, pastikan untuk berolahraga secara rutin dan tidur cukup setiap malam.

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter jika gejala dari masalah kesehatan ini sudah cukup mengganggu kehidupan sehari-hari sehingga bisa ditangani dengan baik.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi