Terbit: 21 July 2015 | Diperbarui: 25 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Sembelit adalah buang air besar yang frekuensinya jarang dengan fases keras. Dalam dunia medis penyakit sembelit dikenal dengan konstipasi. Penyakit sembelit memiliki frekuensi BAB yang jarang, mengalami kesulitan untuk buang air besar yang diakibatkan fases yang keras sehingga diperlukan usaha mengenjan yang lebih keras pada saat buang air besar.

Karena beberapa sebab, terkadang kita akan mengalami sulit buang air besar. Kalau untuk mengatasi sembelit yang jarang-jarang terjadi, maka kebanyakan obat antisembelit yang banyak dijual bebas di pasaran boleh dikonsumsi untuk mengatasinya dengan cepat. Akan tetapi kalau sembelit ini terjadi berkepanjangan, maka ini bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius lagi dan tentu saja membutuhkan penanganan yang lebih lanjut.

Karena gaya hidup moderen yang kita lakukan selama ini ternyata turut menjadi penyebab buang air besar menjadi sulit. Harus diakui, gaya hidup moderen ini memang berbeda dengan gaya hidup jaman dulu, dimana kalau dulu nenek moyang kita akan banyak makan serat dari beras merah dan bekatul, akan tetapi manusia modern ternyata lebih suka makan nasi putih dan tepung yang kandungan seratnya sudah sedikit atau bahkan sudah tidak ada sama sekali.

Di samping itu, ternyata gaya hidup moderen juga akan memudahkan kita mengonsumsi obat-obatan yang justru akan menyebabkan kita mudah menderita sembelit. Beberapa obat tekanan darah, obat pereda rasa sakit, antidepresan, obat penenang, dan statin yang digunakan sebagai obat penurun kolesterol dan banyak zat kimia lain yang kita konsumsi sehari-hari ternyata kerap menyebabkan masalah pencernaan ini.

Pada saat anda mengalami sembelit dan salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan minum obat anti sembelit atau obat pencahar. Dr. Chudahman Manan SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran UI/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, mengatakan kalau pasien sembelit ini dapat mengambil langkah terapi farmakologis antara lain dengan terapi melunakkan kotoran dan terapi meningkatkan gerakan peristaltik usus dengan minum obat pencahar atau pun dengan bantuan produk yang dimasukkan ke dalam dubur.

Kalau semua itu digunakan dengan benar dan sesuai dengan petunjuk dokter, maka obat-obatan pencahar ini umumnya aman digunakan dalam jangka yang cukup panjang. Akan tetapi dalam beberapa kasus, terkadang obat pencahar ini bisa menyebabkan kram, pusing, kembung atau bahkan berbalik menjadi diare. Dalam uji klinis beberapa obat pencahar yang mengandung bisacodyl menunjukkan efek samping berupa diare. Akan tetapi efek samping ini tidak terlalu serius.

Dr. Chudahman mengatakan bahwa mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi sembelit ini ada aturan tersendiri yang harus ditaati. Beberapa obat untuk sembelit sudah diuji secara klinis dan terbukti aman digunakan selama empat minggu, akan tetapi kalau empat minggu tidak ada perubahan, maka anda sebaiknya berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih memadai.

Selain itu, hati-hati juga dengan tanda berupa perdarahan melalui anus dan kram perut. Kebanyakan kasus, kram perut itu bisa saja merupakan tanda adanya sumbatan yang disebabkan oleh banyaknya tumor di usus anda sehingga menyebabkan sembelit dan menimbulkan pendarahan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi