Terbit: 4 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kita mengenal oatmeal sebagai makanan yang cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang menjalani program diet. Selain itu, makanan ini juga disebut-sebut bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. Hanya saja, belakangan ini ada anggapan yang menyebut sering makan oatmeal bisa membuat kadar asam urat naik. Apakah anggapan ini memang benar?

Benarkah Oatmeal Bisa Menyebabkan Asam Urat?

Kaitan Antara Otmeal dengan Asam Urat

Oatmeal dikenal luas sebagai sarapan sehat yang tinggi kandungan serat. Masalahnya adalah terlalu sering mengonsumsinya dalam jumlah banyak ternyata memang bisa meningkatkan risiko terkena masalah asam urat. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Healthline.

Banyak orang yang tidak menyadari kandungan purin di dalam oatmeal yang cukup tinggi, tepatnya sekitar 50 hingga 150 mg di dalam setiap 100 gram oatmeal. Memang, jumlah ini tidaklah banyak jika dibandingkan dengan yang ada di dalam daging merah atau seafood, namun jika kita sering mengonsumsinya, bisa jadi akan membuat asupan purin lebih tinggi dari normal dan akhirnya berimbas pada peningkatan risiko asam urat.

Beruntung, penelitian yang dilakukan di University of Pittsburgh Medical Center, Amerika Serikat, menghasilkan fakta bahwa kita tidak perlu sampai harus benar-benar menghindari oatmeal demi mencegah asam urat. Bahkan, orang yang sudah didiagnosis memiliki masalah asam urat masih bisa mengonsumsinya maksimal dua kali sepekan.

Jika kita juga mengombinasikan oatmeal dengan makanan rendah purin namun tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran hijau, dampaknya bagi kondisi kesehatan dan risiko asam urat juga sangat baik. Karena alasan inilah kita memang tidak perlu mengkhawatirkannya dengan berlebihan.

Penyakit Asam Urat Semakin Sering Menyerang Anak Muda

Jika pada zaman dahulu penyakit asam urat dikenal sebagai masalah kesehatan yang sering menyerang para orang tua, dalam realitanya kini semakin banyak anak muda yang juga mengidap masalah kesehatan yang menyerang persendian ini. Sebagai contoh, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Artrhitis Research UK, disebutkan bahwa kasus asam urat yang diderita oleh anak muda dengan usia 20 hingga 30 tahun cenderung meningkat sebanyak 30 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Tak hanya karena faktor obesitas atau kelebihan berat badan, hal ini disebabkan oleh semakin banyak anak muda yang tidak menjaga gaya hidup sehat. Sebagai contoh, mereka cenderung hobi merokok, sering minum alkohol, sering mengonsumsi makanan cepat saji, dan meminum minuman dengan kandungan gula tinggi. Berbagai hal ini terbukti mampu membuat risiko asam urat naik dengan signifikan.

Mencegah Asam Urat

Mengingat rasa nyeri dari gejala asam urat bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menjaga gaya hidup sehat demi mencegah datangnya masalah kesehatan ini.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan demi mencegahnya.

  1. Menurunkan Asupan Makanan Tinggi Purin

Makanan tinggi kandungan purin seperti jeroan, makanan laut layaknya kepiting, cumi, udang, lobster, kerang, dan lain-lain sebaiknya dihindari demi mencegah datangnya asam urat. Selain itu, daging merah seperti daging kambing dan daging sapi juga sebaiknya mulai diturunkan konsumsinya.

  1. Rutin Minum Air Putih

Mencukupi kebutuhan air putih setiap hari akan membuat proses peluruhan kelebihan zat purin dari dalam tubuh berlangsung dengan lancar.

  1. Minum Susu

Minum susu secara rutin bisa membantu menurunkan kadar zat asam urat dengan signifikan.

  1. Rutin Berolahraga

Rutin melakukan olahraga akan membuat berat badan ideal. Hal ini sudah bisa menurunkan risiko terkena asam urat. Aktif bergerak juga akan meningkatkan sistem metabolisme yang berimbas pada proses peluruhan kelebihan zat asam urat dengan efektif.

 

Sumber:

  1. Spriggs, Brenda. 2019. Is Oatmeal Good for Gout?. healthline.com/health/oatmeal-and-gout. (Diakses pada 4 November 2019).

DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi