Terbit: 27 December 2015
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Olahraga lari saat ini sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Dimana-mana diadakan berbagai macam kompetisi lari. Banyak bermunculan pula komunitas pelari dari berbagai kalangan usia. Tak mengherankan memang, hal ini karena memang manfaat lari yang baik untuk kesehatan dan termasuk olahraga yang murah. Namun demikian sama seperti olahraga lain, olahraga lari juga tidak bisa terhindar dari berbagai macam cedera yang bisa mengintai  siapapun. Berikut adalah beberapa cedera yang dapat terjadi:

Kenali Jenis-Jenis Cedera yang Bisa Terjadi saat Berlari

1.  Ankle Sprain
Ini merupakan cedera akibat peregangan atau robeknya ligamen di sekitar pergelangan kaki. Ankle sprain sering terjadi saat kaki tertekuk ke arah dalam. Biasanya sprain membaik dengan metode RICE yaiitu Rest (istirahatkan kaki), Ice (diberi kompres es disekitar kaki yang terkena), Compression (kaki di kompresi bisa dengan splint), dan Elevating ( kaki diangkat dan dielevasi ke atas)

2. Blisters
Merupakan luka lecet berisi cairan di permukaan kulit. Luka ini terjadi akibat gesekan antara sepatu atau kaus kaki dengan kulit. Langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah luka lecet ini yaitu : menggunakan kaus kaki dengan double layer, menggunakan petroleum jelly pada daerah yang rawan terjadi lecet

3. Muscle Pull
Merupakan robekan kecil yang terjadi pada otot atau kadang sering dikenal dengan muscle strain. Cedera ini sering disebabkan karena peregangan berlebihan pada orot. Pengobatan yaitu RICE : rest, ice, compresion dan elevation, mirip dengan tatalaksana ankle sprain.

4. Runner’s knee
Ini merupakan cedera yang terjadi karena aktivitas berlebihan. Runner’s knee memiliki berbagai macam penyebab. Cedra ini sering terjadi saat tempurng lutut keluar dari tempat yang seharusnya. Dengan berjalan nya waktu, kartilago pada tempurung lutut dapat turun dari tempat yang seharusnya. Jika itu terjadi maka Anda mungkin akan merasa sakit di sekitar tempurung lutut terutama saat jongkok, naik-turun tangga, dan duduk dengan lutut ditekuk.

5. Tendinitis Achilles
Merupakan radang pada tendon Achilles. Tendon achilles merupakan tendon terbesar yang menempel di betis dan terletak di belakang tumit. Tendinitis ini ditandai dengan nyeri dan kekakuan di daerah tendon terutama di pagi hari dan semakin nyeri jika dipakai beraktivitas. Cedera ini disebabkan karena stres berulang yang terjadi pada tendon. Perawatan yang dapat dilakukan antara lain Rest , Ice, dan melakukan peregangan pada betis.

Masih banyak cedera yang bisa dialami seorang pelari. Kelima cedera diatas hanya sedikit contoh cedera yang sering terjadi. Cedera bisa mengenai siapapun baik pelari profesional maupun pelari amatir sehingga langkah pencegahan tetap perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko cedera saat berlari. Langkah pencegahan yang dapat ditempuh antara lain:

  • Buat perencanaan sebelum memulai lari – Sebelum memulai untuk rutin berlari, bicarakan rencana dengan trainer. Seorang trainer dapat merencanakan lari yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tubuh anda.
  • Pemanasan dan peregangan sebelum memulai – sebelum dan sesudah lari peregangan otot perlu dilakukan, terutama pada otot betis, otot hamstring, dan otot quadriceps. Hal ini dikarenakan banyak cedera disebabkan karena pemanasan dan peregangan yang tidak adekuat.
  • Berpakaian yang sesuai – Pakailah pakaian yang sesuai saat berlari. Memakai pakaian yang ringan, tidak mengganggu saat bernapas. Juga gunakan pelindung diri seperti topi untuk melindungi dari sinar matahari sangat dianjurkan.
  • Pilih sepatu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
  • Pilih track yang sesuai dengan kondisi tubuh. Pilih jalur yang datar, permukaan rata bagi pemula sampai kondisi tubuh sudah terbiasa dengan hal tersebut.
  • Tetap menjaga hidrasi tubuh dengan minum ekstra air pada hari dimana anda ingin berlari. Keseimbangan cairan perlu dijada agar tidak terjadi
  • Jangan abaikan tubuh! Sekecil apapun cedera yang Anda alami jika sudah mengganggu aktivitas jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter agar diberi terapi yang sesuai dengan kondisi tubuh anda.

Sumber : webmd


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi