Terbit: 14 March 2017 | Diperbarui: 21 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pakar kesehatan menyebutkan jika nyeri punggung seringkali disebabkan oleh postur tubuh yang tidak benar saat melakukan aktifitas sehari-hari. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan fakta mengejutkan jika cara berbusana kita yang tidak tepat juga bisa menyebabkan masalah kesehatan ini. Seperti apakah hasil lengkap dari penelitian tersebut?

Celana Jins Ketat Bisa Memicu Nyeri Punggung

Survei yang dilakukan oleh British Chiropractic Association (BCA) di Inggris menyebutkan jika hampir 75 persen wanita pernah mengalami sakit punggung. Penyebab dari munculnya sakit punggung ini bermacam-macam, namun, salah satunya adalah karena cara berbusana yang tidak baik, khususnya dalam menggunakan celana jins yang sangat ketat, menggunakan tas dan aksesoris yang berat, hingga penggunakan sepatu backless.

Pakar chiropraktik bernama Rishi Loatey berkata bahwa jika saat kita menggunakan celana jins yang cukup ketat, maka mobilitas tubuh kita sebenarnya akan lebih terhambat sehingga membuat otot-otot tubuh lebih tegang sekaligus merubah postur tubuh. Tanpa kita sadari, celana jins ketat ini bisa membuat kita tidak mampu berjalan dengan normal. Menurut Loates, manusia sebenarnya memiliki gerakan alami saat berjalan yang membuat lutut, pinggul, dan juga tulang punggung bergerak dengan selaras agar tekanan pada persendian kita menjadi minimum. Jika kita menggunakan celana jins yang sangat ketat, setidaknya salah satu dari bagian tubuh ini tidak leluasa untuk bergerak sehingga akan menyebabkan tekanan berlebihan pada bagian lain, khususnya pada punggung.

Tak hanya celana jins yang ketat, penggunaan sepatu berhak tinggi ternyata juga bisa menyebabkan otot-otot kaki bagian belakang dan betis akan lebih kencang sehingga menarik bagian dasar panggul dan akhirnya memicu nyeri punggung. Selain itu, sepatu backless atau sepatu tanpa penutup tumit juga bisa menyebabkan perubahan cara berjalan dan pada akhirnya ikut meningkatkan resiko nyeri punggung.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi