Terbit: 8 October 2020 | Diperbarui: 8 September 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Fluoride adalah mineral yang terdapat di tulang dan gigi. Mineral ini biasanya digunakan untuk memperkuat enamel dan membantu mencegah gigi berlubang. Simak penjelasan lengkap mengenai manfaat hingga efek sampingnya bagi tubuh.

Fluoride: Manfaat dan Bahayanya bagi Tubuh

Apa Itu Fluoride?

Fluoride atau fluorida adalah mineral yang ditemukan secara alami di tanah, air, dan makanan. Mineral ini juga dapat diproduksi secara sintetis untuk digunakan dalam pasta gigi, obat kumur, air minum, dan berbagai produk kimia lainnya.

Manfaat Fluoride

Ketika bakteri di mulut memecah gula dan karbohidrat, hal tersebut akan menghasilkan asam yang menggerogoti mineral di enamel. Hilangnya fluorida ini disebut demineralisasi, enamel gigi yang melemah membuat gigi rentan terhadap bakteri penyebab gigi berlubang. Mineral ini bermanfaat bagi gigi karena membantu:

  • Membangun kembali (remineralisasi) enamel gigi yang melemah.
  • Memperlambat hilangnya mineral dari enamel.
  • Mengatasi tanda-tanda awal kerusakan gigi.
  • Mencegah pertumbuhan bakteri mulut yang berbahaya.

Selain untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, mineral ini juga dapat digunakan untuk:

  • Membantu proses pemindaian, seperti PET (positron emission tomography) scan.
  • Sebagai agen pembersih.
  • Campuran dalam pestisida.
  • Berguna untuk membuat produk teflon, baja, dan aluminium.

Bahaya Fluoride bagi Tubuh

Meski termasuk senyawa alami, mineral ini dapat menyebabkan efek samping bila dikonsumsi dalam dosis besar. Berikut adalah beberapa kemungkinan dampak negatif yang bisa terjadi, di antaranya:

  • Fluorosis Gigi

Kondisi ini bisa terjadi ketika mengonsumsi terlalu banyak fluorida saat gigi masih terbentuk di bawah gusi. Mineral ini menghasilkan bintik-bintik putih di permukaan gigi. Bercak putih muncul tanpa gejala dan tidak berbahaya.

Fluorosis gigi sering kali terjadi pada anak-anak di bawah usia 8 tahun yang belum memiliki gigi permanen. Anda dapat mengurangi risiko anak terkena kondisi ini dengan mengawasinya saat menyikat gigi, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa anak tidak menelan pasta gigi dalam jumlah besar.

  • Fluorosis Tulang

Fluorosis tulang mirip dengan fluorosis gigi, akan tetapi hal ini memengaruhi tulang. Gejala awal termasuk nyeri sendi dan kekakuan. Seiring waktu, kondisi ini dapat mengubah struktur tulang dan menyebabkan pengapuran ligamen.

Gangguan ini sering kali diakibatkan oleh oleh paparan fluorida jangka panjang, misalnya melalui air minum, termasuk kontaminasi yang tidak disengaja dari kebakaran atau ledakan yang mencemari pasokan air.

  • Masalah Tiroid

Dalam beberapa kasus, kelebihan mineral ini dapat merusak kelenjar paratiroid. Hal ini dapat menyebabkan hiperparatiroidisme, suatu kondisi ketika kelenjar paratiroid memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid dalam aliran darah.

Hal ini dapat mengakibatkan penipisan kalsium dalam struktur tulang dan konsentrasi kalsium dalam darah yang lebih tinggi dari normal. Konsentrasi kalsium yang lebih rendah pada tulang membuatnya lebih rentan terhadap patah tulang.

  • Masalah Neurologis

Bahaya fluoride berikutnya adalah memengaruhi kemampuan kognitif anak. Hal ini disebabkan akibat paparan mineral ini saat masih di dalam kandungan. Paparan fluorida yang tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah pada tes IQ.

  • Masalah Kesehatan Lainnya

Menurut International Association of Oral Medicine and Toxicology (IAOMT), mineral ini juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan, antara lain:

  • Jerawat dan masalah kulit lainnya.
  • Masalah kardiovaskular termasuk arteriosklerosis, kalsifikasi arteri, tekanan darah tinggi, serangan jantung, insufisiensi aorta, dan gagal jantung.
  • Masalah reproduksi, seperti kesuburan yang lebih rendah dan pubertas dini pada anak perempuan.
  • Kondisi yang memengaruhi sendi dan tulang, seperti osteoartritis, kanker tulang, dan gangguan sendi rahang
  • Menyebabkan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas.

Kapan Waktu Terbaik Mendapatkan Fluoride?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa fluoride topikal  dari pasta gigi, obat kumur, dan perawatan fluorida berfungsi memperkuat gigi yang sedang tumbuh dan mencegah kerusakan gigi pada orang dewasa.

Selain itu, orang dengan kondisi tertentu mungkin berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi dan karenanya akan mendapat manfaat dari mineral ini. Mereka termasuk orang-orang dengan:

  • Mulut kering: Kondisi yang juga disebut xerostomia ini disebabkan oleh penyakit seperti sindrom Sjögren, obat-obatan tertentu (seperti obat alergi, antihistamin, obat antiansietas, dan obat tekanan darah tinggi), dan perawatan radiasi kepala/leher, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan gigi.
  • Penyakit gusi: Penyakit yang juga disebut periodontitis ini dapat membuat gigi dan akar gigi lebih terpapar bakteri, sehingga meningkatkan kemungkinan kerusakan gigi. Gingivitis adalah tahap awal dari periodontitis.
  • Sering mengalami gigi berlubang. Jika Anda memiliki satu gigi berlubang setiap tahun atau dua tahun sekali, fluorida tambahan sepertinya diperlukan.
  • Menggunakan mahkota atau kawat gigi. Perawatan ini dapat membuat gigi berisiko mengalami kerusakan pada titik di mana mahkota bertemu dengan struktur gigi yang mendasarinya atau di sekitar bracket kawat gigi.

Berapa Jumlah Kandungan Fluoride yang Dianjurkan?

Department of Health and Human Services (DHHS) menetapkan tingkat fluorida optimal untuk mencegah kerusakan gigi berada pada 0,7 ppm atau 0,7 miligram dalam setiap liter air. Sementara jika berpedoman pada World Health Organization (WHO) berada pada angka 1,5 ppm.

Di Indonesia, fluorida adalah salah satu zat gizi yang kebutuhannya untuk setiap orang per hari diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.445/Menkes/Per/V/1998 menyebutkan bahwa batas maksimum fluorida dan turunannya dalam sediaan hygiene mulut adalah 0,15 persen.

Sedangkan, peraturan Kepala BPOM No. HK.00.05.42.1018 tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik telah menetapkan bahwa jumlah senyawa fluorida yang boleh terkandung dalam pasta gigi tidak boleh dari 0,15% atau 1,5 ppm.

 

  1. Anonim. Dental Health and Fluoride Treatment. https://www.webmd.com/oral-health/guide/fluoride-treatment#1. (Diakses pada 8 Oktober 2020).
  2. Brazier, Yvette. 2018. Why do we have fluoride in our water?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/154164#facts. (Diakses pada 8 Oktober 2020).
  3. Cafasso, Jacquelyn. 2019. What Is Fluoride, and Is It Safe?. https://www.healthline.com/health/what-is-fluoride#TOC_TITLE_HDR_1. (Diakses pada 8 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi