DokterSehat.Com – Setelah melakukan persalinan, wanita akan menghasilkan air susu ibu (ASI) untuk kebutuhan makanan dan minuman dari bayi. Dengan hanya menggunakan ASI kebutuhan nutrisi harian dari bayi bisa didapatkan dengan baik. Sayangnya, tidak semua wanita bisa menghasilkan ASI dengan baik, bahkan ada yang harus memompa payudara untuk menghasilkan ASI.
Mengapa harus memompa payudara?
Ada beberapa alasan mengapa wanita memompa payudara saat sedang menyusui. Pertama karena pada awal pertumbuhannya bayi akan sulit menelan air susu dengan sendirinya dan butuh disuapi perlahan-lahan. Air susu ibu diambil dengan dipompa lalu diberikan pada bayi secara langsung.
Pemompaan payudara juga dilakukan untuk merangsang ASI keluar dengan sendirinya dan deras. Beberapa wanita yang sudah melahirkan kerap mengalami gangguan pada ASI. Akibatnya bayi harus mengonsumsi susu mineral terlebih dahulu. Pemompaan akan membuat ASI lebih cepat keluar dan bisa segera diminum oleh bayi.
Alasan terakhir mengapa wanita sering sekali melakukan pemompaan adalah masalah pekerjaan. Beberapa wanita yang masih bekerja kadang harus memberikan ASI pada bayi meski harus berjauhan. Oleh karena itu ibu akan memompa ASI dalam jumlah banyak lalu disimpan di kulkas agar saat bayi lapar bisa segera diberikan oleh pengasuh.
Efek samping memompa payudara
Apa pun alasannya untuk melakukan pemompaan payudara, efek samping tetap akan terjadi pada organ itu. Berikut beberapa efek samping yang akan didapatkan oleh wanita.
-
Menurunkan suplai air susu ibu
Disadari atau tidak, melakukan pemompaan yang terlalu sering akan menyebabkan penurunan jumlah ASI. Oleh karena itu, wanita tidak disarankan untuk sering melakukannya.
-
Menurunkan jumlah nutrisi
Melakukan pemompaan dan menyimpan ASI di dalam kulkas akan menurunkan nutrisinya. Kemungkinan ada nutrisi yang rusak akan besar ketimbang bayi langsung mendapatkan ASI dari payudara.
-
Merusakan jaringan payudara
Pemompaan akan memberikan tekanan yang besar pada payudara. Kemungkinan terjadi kerusakan jaringan pada payudara khususnya puting akan tinggi.
-
Membuat bayi kebingungan
Tekstur puting payudara dan dot pada botol tentu akan berbeda degan jauh. Saat menerima ASI, bayi akan susah membedakan mana payudara dari ibu dan mana dari botol. Kalau bayi sudah terbiasa dengan satu hal, mereka akan menolak yang lain.
-
Menyebabkan nyeri di payudara
Pemompaan yang terlalu kuat dan sering akan menyebabkan terjadinya nyeri di payudara. Nyeri ini akan menyebabkan wanita tidak nyaman saat menggerakkan payudara atau saat tidak mengenakan bra tanpa penyangga.
-
Bisa menurunkan ikatan emosional
Menyusui bayi secara langsung akan meningkatkan ikatan emosional dari bayi dan ibunya. Kalau proses ini tidak dilalukan, ikatan emosional akan renggang atau tidak ada. Anak akan susah mengenali ibunya dan kerap rewel saat lapar.
-
Menunda penyembuhan pasca persalinan
Pasca persalinan organ dalam dari sistem reproduksi akan mengalami perubahan seperti menjadi lebih besar atau mengalami luka. Wanita juga akan mengalami nifas selama kurang lebih 6 minggu. Kalau wanita tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif langsung dari payudara, penyembuhan di rahim akan memakan waktu lama.
Standarnya, penyembuhan rahim akan berjalan selama 6 minggu kalau diikuti dengan menyusui. Kalau wanita hanya memompa payudara untuk memberikan ASI, penyembuhan bisa memakan waktu 10 minggu.
Inilah beberapa efek samping memompa payudara. Dari beberapa efek di atas, mana saja yang menurut Anda paling rentan terjadi pada wanita. Semoga setelah membaca ulasan di atas Anda bisa lebih paham tentang risiko memompa payudara dan beralih ke rangsangan ASI yang lebih alami.