Terbit: 3 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Sebagai usaha untuk meningkatkan gairah seksual pasangan atau dirinya sendiri, wanita kerap mengenakan celana dalam jenis G-String. Celana dalam jenis ini berbeda dengan celana dalam lain karena di bagian bokong hanya terdapat satu tali kecil saja. Selain itu, bagian depan yang menutupi vagina juga sangat kecil dan ketat.

5 Efek Buruk G-String pada Kesehatan Vagina

Efek Buruk G-String pada Vagina

Selain digunakan untuk keperluan bercinta dan berfantasi. G-String juga sering dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Beberapa wanita menggunakan G-String sebagai pengganti celana dalam agar bentuk tubuh terlihat indah. Saat mengenakan gaun yang agak ketat tidak akan terlihat guratan celana dalam yang merusak estetika.

Meski digemari oleh banyak wanita, ternyata G-String memiliki segudang bahaya yang harus diwaspadai oleh kaum hawa. Berikut bahaya penggunaan G-String selengkapnya.

  1. Bisa Memicu Inflamasi

Salah satu ciri dari celana dalam G-String adalah tali pada bagian belakang dan juga terlalu ketat menempel pada bagian sensitif wanita. Tali pada bagian belakang kadang agak tertarik ke depan dan mengenai area di antara vagina bawah dan anus. Tali ini kadang menggesek dan memicu adanya memar dan rasa perih yang cukup besar.

Tidak berhenti di sana saja, celana dalam yang super ketat ini juga memiliki kemungkinan menggesek bagian depan dari vagina dan sisi kiri dan kanan. Gesekan yang bisa terjadi saat wanita bergerak atau saat udara di selangkangan terlalu panas ini sebabkan inflamasi yang parah.

  1. Menyebabkan Infeksi pada Kelenjar Bartholdi

Infeksi vagina ini terjadi pada kelenjar Bartholdi. Kelenjar ini menghasilkan cairan pelumas saat wanita terangsang atau saat berhubungan badan. Saat kelenjar ini mengalami gangguan ada kemungkinan produksi pelumas alami menurun dan menyebabkan banyak masalah saat bercinta seperti rasa sakit.

Infeksi yang pada kelenjar ini terjadi karena sirkulasi udara yang buruk akibat G-String yang terlalu ketat. Akibatnya, bakteri yang berada di luar mudah masuk dan akhirnya berkembang biak dengan cepat.

  1. Mengalami Infeksi Jamur atau Ragi

Hampir sama dengan infeksi sebelumnya, penyebab utama dari kondisi ini adalah udara yang panas dan tidak ada sirkulasi udara. Akibatnya jamur yang berasal dari luar mudah berkembang biak dan akhirnya masuk ke dalam vagina dengan lebih mudah karena minimnya celana dalam.

Infeksi jamur ini bisa menyebabkan gangguan seperti rasa gatal di bagian luar hingga dalam. Kalau susah parah bisa menyebabkan aroma yang tidak sedap disertai dengan kondisi keputihan. Kalau wanita sudah mengalami kondisi seperti ini G-String disarankan untuk tidak dipakai.

  1. Kulit Menjadi Alergi

Alergi pada kulit bisa muncul karena pakaian yang digunakan atau karena celana dalam G-String. Saat mengenakan celana dalam jenis ini bagian bokong akan terbuka dan akhirnya menyebabkan terjadinya alergi di sana. Alergi ini menyebabkan kulit jadi merah dan juga gatal.

Alergi jenis ini juga terjadi di bagian kiri dan kanan selangkangan. Karena karet atau tali celana dalam terlalu kuat kulit akhirnya tidak bisa beradaptasi. Kondisi ini semakin parah kalau wanita mudah berkeringat.

  1. Munculnya Cystitis

Inflamasi pada bagian luar vagina mungkin mudah diatasi, namun kalau yang terkena infeksi hingga mengalami inflamasi adalah kandung kemih, perawatan serius harus dilakukan. Jika tidak, wanita kan sering mengalami sakit saat kencing atau saat berhubungan badan.

Infeksi bernama cystitis ini mungkin agak langka pada pengguna G-String reguler. Namun, ada baiknya kita mengurangi dampak sekecil apa pun. Kalau sampai mengalami infeksi ini Anda sendiri yang akan rugi.

Memilih Celana Dalam pada Wanita yang Benar

Sebenarnya wanita tidak masalah kalau ingin menggunakan G-String kalau tujuannya untuk rekreasional saja. Misal untuk fantasi seksual bersama dengan pasangannya. Namun, kalau untuk penggunaan harian, beberapa risiko di atas bisa saja terjadi dan memicu masalah besar.

Kalau Anda tidak mau mendapatkan risiko yang sama, coba simak cara memilih celana dalam di bawah ini.

  • Pilih bahan yang nyaman dan tidak menyebabkan alergi pada kulit. Lebih baik membeli celana dalam secara langsung untuk mengecek sendiri bahannya. Kalau memang sudah nyaman, ada baiknya membeli itu saja. Kalau tidak karena terasa kasar dan panas, ada baiknya dihindari.
  • Jangan membeli yang ukurannya terlalu kecil. Kalau ukurannya terlalu kecil kemungkinan besar mengganggu vagina. Apalagi kalau bahannya tidak nyaman dan mudah sekali menyebabkan gesekan. Beli yang ukurannya pas atau satu ukuran di atasnya agar lebih nyaman.
  • Pilih yang modelnya bisa digunakan untuk harian. Jangan membeli celana dalam untuk keperluan khusus saja misal untuk seks. Model sederhana tidak masalah asal nyaman dan tidak menyebabkan area selangkangan jadi sangat berkeringat dan lembab.
  • Pilih yang warnanya tidak terlalu terang. Dengan warna yang agak gelap, Anda juga akan mudah mencucinya dan tidak akan kelihatan kalau ada sisa noda.
  • Hindari celana dalam dengan model yang aneh dan hanya terlihat baik secara estetika saja.

Demikianlah ulasan tentang dampak buruk dari G-String, semoga bisa kita jadikan tambahan pengetahuan agar berhati-hati saat mengenakan celana dalam.

 

 

Sumber:

  1. BBC News. 2005. Health risk with G-string pants. http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4595231.stm. (Diakses pada 3 November 2019)
  2. Downey, Andrea. 2018. The Upsetting Way Your G-String Could Be Making You Sick. https://www.whimn.com.au/talk/news/the-upsetting-way-your-gstring-could-be-making-you-sick/news-story/e713d59001df3e19dbd407a9123cbad7. (Diakses pada 3 November 2019)
  3. Eleanor Jones. 2016. 6 things every woman should know about wearing thongs. https://www.cosmopolitan.com/uk/body/health/news/a41974/are-thongs-unhygienic-facts-doctor/. (Diakses pada 3 November 2019)
  4. Anonim. LADIES ONLY: 5 REASONS NOT TO WEAR A G-STRING. https://www.elcrema.com/ladies-only-5-reasons-not-to-wear-a-g-string/. (Diakses pada 3 November 2019)

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi