Terbit: 9 April 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Menopause adalah siklus alami yang akan dialami oleh semua wanita. Saat ovarium tidak bisa lagi menghasilkan sel telur, fungsinya akan anjlok. Dampaknya hormon yang dihasilkan di sana seperti estrogen, jumlahnya akan menurun. Wanita yang mengalami menopause tidak akan mengalami menstruasi lagi dan muncul gejala yang tidak nyaman.

Rekomendasi Makanan Diet untuk Wanita Menopause

Gejala menopause yang tidak nyaman

Gejala menopause yang muncul di tubuh sangat tidak nyaman. Beberapa wanita bahkan sampai mengalami gangguan tidur. Gejala menopause biasanya muncul selama 12 bulan masa transisi atau berjalan selama beberapa tahun.

Gejala menopause yang mengganggu pada wanita biasanya terdiri dari:

  • Vagina menjadi kering sehingga sering sakit saat berhubungan badan.
  • Tubuh mengalami hot flashes atau perasaan panas dari dalam yang sangat tidak nyaman.
  • Sering berkeringat di malam hari khususnya saat akan tidur. Kondisi ini membuat wanita sering susah tidur
  • Mood sering berubah dan wanita jadi mudah sekali marah, tersinggung hingga sedih.
  • Penambahan berat badan yang sangat cepat. Apalagi wanita jarang sekali melakukan olahraga.

Selain muncul tanda di atas, wanita yang mengalami menopause juga lebih rentan mengalami masalah dengan kesehatannya. Oleh karena itu mereka tidak diperkenankan makan sembarangan.

Makanan yang boleh dimakan wanita menopause

Makanan yang diperbolehkan untuk wanita menopause ada banyak. Asal bisa mengolahnya dengan baik dan melakukan variasi setiap harinya, beberapa makanan di bawah ini bisa disantap kapan saja.

  1. Olahan susu

Saat menopause, tubuh tidak akan menghasilkan estrogen dalam jumlah banyak. Padahal estrogen yang terkandung di dalam tubuh bermanfaat untuk melakukan banyak hal termasuk di dalamnya mencegah terjadinya masalah pada tulang.

Itulah kenapa wanita disarankan minum susu. Kandungan kalsium dalam susu baik untuk tulang. Dengan asupan kalsium yang cukup setiap harinya, seorang wanita tidak akan mudah mengalami keropos tulang yang memicu kondisi berbahaya seperti osteoporosis.

Olahan susu yang bisa dikonsumsi ada banyak mulai dari susu baik bubuk atau segar. Selanjutnya keju dan yoghurt juga bisa dikonsumsi dengan porsi yang tepat. Makanan ini wajib ada atau wanita harus mengonsumsi suplemen dengan kandungan kalsium.

  1. Lemak sehat

Wanita menopause mudah sekali mengalami obesitas karena pengaruh hormon, lemak adalah jenis nutrisi yang lebih baik dihindari. Namun, untuk jenis lemak sehat seperti omega-3, wanita yang menopause tetap membutuhkannya untuk konsumsi setiap hari.

Omega-3 adalah lemak yang dikenal baik untuk fungsi otak. Selanjutnya omega tiga juga baik untuk mengatasi beberapa gejala menopause seperti hit flashes dari dalam tubuh. Dengan rutin mengonsumsi lemak sehat, wanita tidak akan berkeringat tengah malam dan kualitas tidurnya membaik.

Kalau Anda ingin mengonsumsi lemak sehat, perbanyak biji-bijian seperti biji rami. Selanjutnya aneka ikan laut berlemak seperti salmon juga cocok untuk menyuplai lemak baik. Saat mengonsumsi makanan ini ada baiknya untuk tidak digoreng dengan minyak. Cukup gunakan wajan berbahan teflon agar tidak berminyak.

  1. Biji-bijian utuh

Biji-bijian utuh seperti quinoa, jelai, gandum dan olahannya, oat, beras merah, hingga rye baik untuk wanita menopause. Kandungan vitamin B dan mineralnya bisa menurunkan risiko kematian dini pada wanita menopause dan mencegah munculnya sel kanker.

  1. Buah dan sayuran

Buah dan sayuran mengandung cukup banyak nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, hingga antioksidan. Mengonsumsi buah dan sayur secara rutin bisa mencegah wanita menopause dari beberapa gangguan seperti hot flashes dan mencegah kegemukan.

  1. Protein yang berkualitas

Protein menyuplai banyak sekali nutrisi untuk tubuh. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk memperkuat otot dan menjaga kerapatan tulang pada wanita. Singkatnya dengan mengonsumsi protein yang berkualitas seperti daging merah, wanita bisa mencegah osteoporosis.

  1. Makanan yang mengandung phytoestrogen

Makanan yang mengandung phytoestrogen ada banyak jenisnya. Kandungan phytoestrogen ini bisa bertindak sebagai estrogen meski tidak begitu kuat. Dengan kemampuan ini, tubuh bisa mendapatkan suplai estrogen dari makanan sehingga gejala menopause bisa segera diatasi.

Meski banyak yang merekomendasikan penggunaan dari phytoestrogen, beberapa praktisi menganggap efeknya untuk tubuh tidak banyak. Meski demikian beberapa orang yang mencoba menggunakan bahan dengan kandungan phytoestrogen mendapatkan manfaat seperti penurunan hot flashes.

Makanan dengan kandungan phytoestrogen terdiri dari anggur, olahan kacang kedelai, jelai, buah beri, kacang tanah, dan teh baik hitam atau hijau.

Makanan yang tidak boleh dimakan wanita menopause

Selanjutnya untuk makanan yang tidak boleh dikonsumsi atau lebih baik dikurangi oleh wanita menopause terdiri dari:

  • Makanan yang terlalu banyak ditambah gula. Apa saja yang terlalu manis tidak disarankan untuk wanita yang menopause. Selain mempercepat terjadinya obesitas, wanita juga akan mengalami gangguan gula darah.
  • Selain makanan dengan kandungan gula yang cukup banyak, makanan cepat saji atau makanan dengan kandungan banyak pengawet juga tidak dianjurkan atau lebih baik dihindari saja.
  • Alkohol dan kafein. Dua zat yang banyak terkandung di beberapa minuman ini ternyata tidak baik untuk wanita menopause. Seseorang yang mengonsumsi banyak kafein dan alkohol bisa mengalami hot flashes
  • Makanan pedas. Bisa memicu hot flashes berlebihan dan memicu keringat saat tidur.
  • Makanan yang terlalu asin. Bisa meningkatkan tekanan darah dan membuat mood wanita sering buruk. Batasi konsumsi garam setiap harinya dan jangan banyak ngemil keripik.

Inilah beberapa ulasan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan wanita menopause dalam dietnya. Kalau Anda sedang menopause atau sedang bersiap menghadapinya, gunakan beberapa jenis makanan di atas. Selain itu jangan lupa untuk berolahraga agar tubuh lebih aktif dan terhindar dari obesitas.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi