Terbit: 2 June 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah kondisi yang menyebabkan seseorang sudah sekali memperhatikan sesuatu atau konsentrasi. Selain itu, mereka juga sulit mengendalikan energi dari tubuh dan menjadi sangat aktif. Singkatnya orang yang memiliki ADHD adalah mereka yang hiperaktif.

Diet Terbaik untuk Mereka yang Mengalami ADHD

Mengapa pengidap ADHD perlu diet khusus?

Apa yang kita makan bisa memengaruhi kondisi tubuh secara menyeluruh. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang mengalami ADHD. Diet akan mempengaruhi kondisi fisik dan juga mentalnya. Beberapa ahli bahkan sengaja membuat diet tertentu yang cocok untuk level energi dan juga mengendalikan konsentrasi yang mudah sekali pecah.

Dengan mengonsumsi makanan tertentu yang lebih spesifik, seseorang akan mampu mengendalikan dirinya dengan baik. Berbagai gejala atau tanda yang muncul pada penderita ADHD tidak akan muncul atau kalaupun muncul tidak akan terlalu banyak dan memengaruhi kehidupan sehari-hari dari seseorang.

Jenis makanan yang cocok untuk ADHD

Seperti yang dikatakan sebelumnya, mengonsumsi makanan tertentu bisa membuat seseorang jadi lebih mudah mengendalikan gejala dari ADHD. Untuk jenis makanan yang bisa dikonsumsi, berikut beberapa rekomendasinya.

  1. Makanan berprotein tinggi

Makanan dengan kadar protein memiliki dua fungsi untuk tubuh khususnya bagi pengidap ADHD. Pertama, kandungan protein yang tinggi cocok sekali untuk mengatasi lapar yang berlebihan. Efek kenyangnya juga jauh lebih lama dari karbohidrat. Dengan mengonsumsi protein, seseorang tidak akan mudah lapar.

Selanjutnya, dengan mengonsumsi protein, seseorang bisa dengan mudah mengendalikan gula darah di dalam tubuhnya. Kenaikan yang cepat bisa dicegah sehingga peluang memicu tanda hiperaktif semakin kecil. Makanan dengan kandungan protein tinggi terdiri dari olahan daging, ikan, berbagai kacang-kacangan, dan telur.

  1. Karbohidrat kompleks

Mengonsumsi karbohidrat sederhana akan membuat seseorang mudah sekali mengalami masalah dengan gula darahnya. Itulah kenapa karbohidrat sederhana sangat disarankan karena memiliki banyak sekali manfaat. Berbagai jenis manfaat yang akan didapatkan adalah gula darah stabil dan membuat tubuh mudah tidur nyenyak.

Karbohidrat kompleks mengandung indeks GI yang rendah. Artinya akan sangat sulit menaikkan gula darah yang memicu tanda hiperaktif. Beberapa jenis makanan yang mengandung karbohidrat kompleks terdiri dari buah, sayur, pasta, dan biji-bijian.

  1. Makanan yang kaya omega-3

Anak-anak dengan kondisi ADHD biasanya mudah sekali mengalami beberapa masalah seperti kurang fokus dan tidak memiliki motivasi yang kuat. Kondisi ini bisa muncul karena mereka memiliki kadar omega-3 di dalam tubuh yang rendah. Akhirnya, fungsi otaknya mengalami gangguan dan kondisi hiperaktif terjadi.

Cara terbaik untuk mengembalikan fokus dari anak-anak atau siapa saja dengan kondisi ADHD ini adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3 atau mengonsumsi suplemen dengan kandungan itu. Makanan itu terdiri dari biji-bijian seperti rami dan chia. Selanjutnya aneka ikan laut seperti salmon dan tuna juga memilikinya.

  1. Makanan yang mengandung vitamin dan mineral

Makanan yang mengandung vitamin dan mineral tertentu juga sangat cocok untuk mereka yang mengalami ADHD. Beberapa jenis vitamin yang cocok adalah vitamin D dan B-6. Selanjutnya untuk jenis mineral adalah zat besi, seng, dan magnesium.

Jenis makanan yang harus dihindari

Selain makanan yang harus dikonsumsi di atas, kita juga disarankan untuk menghindari beberapa makanan di bawah ini. Kalau terus mengonsumsinya, kondisi ADHD bisa semakin parah

  1. Gula

Gula dan olahannya harus dihindari oleh mereka yang mengalami ADHD. Gula adalah karbohidrat sederhana yang akan menaikkan gula darah secara instan. Kenaikan ini menyebabkan tanda dari hiperaktif semakin parah dan menyebabkan anak-anak semakin sudah untuk mengendalikan diri.

  1. Karbohidrat sederhana

Karbohidrat sederhana seperti nasi putih, roti, sirop, dan apa saja yang manis bisa membuat gula darah meningkat dengan cepat. Selain memicu kondisi hiperaktif mudah muncul, makanan ini juga meningkatkan risiko diabetes pada seseorang.

  1. Kafein

Mengonsumsi kafein dalam jumlah yang kecil atau terbatas mungkin bisa membuat seseorang dengan ADHD bisa konsentrasi dengan baik. Namun, kalau berlebihan bisa menyebabkan masalah. Selain bisa menghilangkan efek obat ADHD, kafein di kopi dan teh bisa membuat seseorang semakin sulit dikendalikan.

  1. Sesuatu yang membuat anak ketagihan

Sesuatu yang membuat anak ketagihan dan terbuat dari bahan kimia seperti aneka jenis permen dengan pemanis buatan tidak cocok untuk mereka yang memiliki ADHD. Kemungkinan kambuh dan mengganggu konsentrasi akan besar.

Beberapa protokol diet yang cocok untuk ADHD

Beberapa jenis diet dengan protokol khusus cocok untuk mereka yang memiliki ADHD. Diet itu terdiri dari:

  • Diet eliminasi. Diet ini dilakukan dengan melakukan eliminasi terhadap bahan tambahan yang rentan membuat tubuh jadi tidak sehat. Bahan tambahan itu terdiri dari pewarna, perisa, pengawet, pemanis buatan. Hanya konsumsi makanan yang alami dan diolah sendiri.
  • Diet uji coba. Diet ini dilakukan dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan tertentu dalam jumlah kecil. Fungsinya adalah mengetahui apakah makanan itu memicu gejala atau tidak. Kalau seseorang mengalami alergi makanan, gejala ADHD biasanya juga muncul karena makanan itu.
  • Diet Mediterania atau modifikasi keto. Diet ini dilakukan dengan hanya mengonsumsi protein, lemak, dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana sangat dibatasi agar tidak memicu kenaikan gula darah. Diet ini baik untuk menekan gejala ADHD.

Inilah beberapa jenis diet terbaik yang bisa dikonsumsi oleh mereka yang mengalami ADHD. Dengan menerapkan diet di atas, energi yang dimiliki tubuh bisa terjaga dengan baik dan seseorang bisa dengan mudah mengendalikan diri agar tidak aktif secara berlebihan dan juga mampu berkonsentrasi untuk melakukan sesuatu.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi