Terbit: 23 August 2018 | Diperbarui: 6 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Makanan tinggi serat telah lama diketahui meningkatkan kesehatan pencernaan sekaligus berfungsi menjaga keteraturan metabolisme tubuh, akan tetapi hal tersebut hanyalah dua bagian dari berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh serat.

Manfaat yang Anda Dapatkan Saat Diet Tinggi Serat

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, orang-orang yang melakukan diet tinggi serat mengalami penurunan kolesterol sampai 30 persen setelah melakukan diet ini selama 4 minggu. Makan berserat itu di antaranya: gandum (oats), jewawut (barley), terong (eggplant), kacang okra, jeruk, wortel, apel dan sayur-sayuran.

Selain beguna meningkatkan kesehatan sistem pencernaan dan menurunkan tingkat kolesterol, diet tinggi serat juga bisa membantu Anda mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes, serta menjaga dan mempertahankan berat badan tetap ideal.

 

Manfaat Diet Tinggi Serat

  1. Buang air besar normal

    Serat meningkatkan berat dan ukuran tinja serta dapat melembutkan tinja. Makanan berserat dapat mepercepat pengeluaran tinja karena serat tidak dicerna maupun diserap. Serat dapat mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar.

  1. Membantu menjaga integritas usus dan kesehatan usus

    Diet tinggi serat dapat menurunkan risiko wasir atau ambeien dan kantong kecil di usus besar (penyakit divertikular). Beberapa serat difermentasi dalam usus besar. Para peneliti melihat bagaimana hal ini dapat memainkan peran dalam mencegah penyakit usus besar.

  1. Menurunkan kadar kolesterol darah

    Serat larut ditemukan di buncis, gandum, biji rami dan oat. Serat larut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah total dengan menurunkan LDL kolesterol atau kolesterol jahat. Penelitian epidemiologi telah menunjukkan bahwa meningkatkan serat dalam diet dapat menurunkan tekanan darah dan peradangan, yang pada akhirnya berguna untuk melindungi kesehatan jantung.

  1. Membantu mengontrol kadar gula darah

    Saat Anda melakukan diet tinggi serat, khususnya serat larut, hal itu dapat memperlambat penyerapan gula–yang bagi penderita diabetes dapat membantu menurunkan tingkat gula darah. Sebuah diet yang meliputi serat tidak larut telah dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.

  1. Membantu dalam penurunan berat badan

    Diet tinggi serat membutuhkan waktu yang lama untuk mengunyahnya sehingga memberikan waktu tubuh untuk memberikan sinyal kenyang. Sinyal kenyang ini membantu tubuh untuk menurunkan berat badan karena cenderung membuat tubuh tidak makan terlalu banyak.

    Selain itu, diet tinggi serat cenderung kurang kalori dan energi yang berarti sangat baik bagi orang yang berusaha menurunkan berat badan.

  1. Mencegah kanker kolorektal

    Beberapa penelitian menunjukkan manfaat diet tinggi serat dalam pencegahan kanker kolorektal, namun beberapa penelitian lain tidak menunjukkan efek terhadap pencegahan kanker kolorektal. Pada akhirnya, temuan ini masih diperlukan penelitian lanjutan.

Efek Samping Diet Tinggi Serat

Diet tinggi serat menimbulkan efek berupa kembung, produksi gas usus meningkat dan kadang-kadang kram. Guna mengantisipasi hal ini maka diet tinggi serat harus perlahan-lahan dan bertahap selama beberapa minggu.

Hal ini juga memberikan kesempatan bagi bakteri alami dalam sistem pencernaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Selain itu, minumlah banyak air karena serat bekerja lebih baik bila menyerap air dan membuat tinja menjadi lunak dan besar.

 

Selain itu, peningkatan konsumsi makanan tanpa disertai peningkatan konsumsi air justru dapat menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, upayakan untuk menyeimbangkan asupan makanan sehari-hari guna mendukung sistem pencernaan yang sehat.

Pada dasarnya, diet tinggi serat sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu pencernaan tetap berfungsi dengan baik. Bahkan, konsumsi makanan berserat secara rutin dipercaya menurunkan risiko penyakit diabetes, jantung, kanker usus hingga stroke


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi