Terbit: 27 September 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Milk Tea atau teh susu adalah salah satu minuman yang digemari banyak orang, khususnya anak muda. Masalahnya adalah meskipun bisa menyegarkan, pakar kesehatan menyebut kebiasaan mengonsumsi minuman manis seperti milk tea bisa berbahaya. Bahkan seorang pria dari Tiongkok sampai jatuh koma gara-gara setiap hari meminumnya.

Hobi Minum Milk Tea, Pria Ini Jatuh Koma!

Minum Milk Tea Setiap Hari Membuat Pria Ini Jatuh Koma

Sang pria yang tidak disebutkan namanya ini memang memiliki hobi mengonsumsi makanan manis seperti kue dan biskuit serta milk tea setiap hari. Bahkan, hal ini membuatnya tidak lagi memiliki nafsu makan sehingga membuatnya terus mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Akibat kebiasaan ini, sang pria didiagnosis terkena penyakit hiperosmolar diabetik. Sebagai informasi, penyakit ini dipicu oleh tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Ia juga mengidap masalah gastroenteritis yang memicu infeksi usus parah yang membuatnya mengalami diare, kram perut, demam, hingga mual-mual dan muntah.

Sebenarnya, awal mula dari kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis adalah kondisi gastroenteritis parah yang membuatnya kesulitan untuk makan nasi. Ia pun mengakalinya dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis seperti milk tea. Bahkan, konsumsi milk tea-nya setiap hari bisa mencapai 500 hingga 1.000 ml!

Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis ini membuat kondisi kesehatannya terus menurun. Ia pun dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif. Dokter yang merawatnya menyebut sang pria mengalami gangguan elektrolit parah dan kadar gula yang jauh lebih tinggi dari normal.

Sebagai informasi, kadar gula darahnya mencapai 88 mmol/L atau sekitar 10 kali lipat dibandingkan dengan kadar gula darah pada umumnya. Dia juga mengalami kondisi hiperkalemia dan hiponatremia yang menandakan kadar kalium dan natrium yang tidak normal di dalam tubuh.

Sang pria beruntung karena nyawanya masih bisa selamat, namun ia harus benar-benar mengubah gaya hidupnya agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Bahaya Minuman Manis Jika Dikonsumsi Berlebihan

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa masalah kesehatan yang bisa muncul jika kita sering mengonsumsi minuman manis.

Berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.

  1.  Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan

Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam New England Journal of Medicine menghasilkan fakta bahwa hobi mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan kenaikan berat badan dengan signifikan.

2. Bisa Memicu Serangan Jantung

Penelitian yang dilakukan di Harvard University menghasilkan fakta bahwa dari 40 ribu partisipan yang hobi mengonsumsi minuman manis sebanyak satu kaleng setiap hari dalam waktu 20 tahun cenderung memiliki risiko terkena serangan jantung lebih besar 20 persen.

3. Bisa Memicu Kanker Pankreas

Penelitian yang dilakukan di University of Minnesota menghasilkan fakta bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda bisa membuat risiko terkena kanker pankreas naik hingga 100 persen!

4. Bisa Memicu Diabetes

Penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard School of Public Health dan Brigham and Women’s Hospital pada 2010 silam menghasilkan fakta bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 26 persen.

5. Bisa Memicu Asam Urat

Jangan salah, asam urat tak hanya dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi jeroan atau makanan laut saja. Kebiasaan mengonsumsi minuman manis setiap hari juga bisa membuat risiko terkena penyakit asam urat naik hingga 75 persen.

Mengingat penyakit ini bisa sangat menyakitkan, ada baiknya memang kita sebisa mungkin mencegahnya.

 

Sumber:

  1. Tan, Sheralyn. 2019. Man Falls into Coma After Eating Dessert & Milk Tea Every Day as He Has ‘No Appetite’ for Anything Else . worldofbuzz.com/man-falls-into-coma-after-eating-dessert-milk-tea-every-day-as-he-has-no-appetite-for-anything-else/. (Diakses pada 27 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi