Tes kesuburan pria dilakukan pada pasangan yang sulit untuk mendapatkan momongan. Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Tes Kesuburan Pria?
Susah hamil tidak selalu menjadi ‘salah’ wanita. Faktanya, 40-50 persen kasus susah hamil disebabkan oleh ketidaksuburan (infertilitas) pihak pria, demikian menurut sebuah studi yang dirilis di Journal of Human Reproductive Sciences.
Oleh karena itu, diperlukan tes kesuburan guna memastikan apakah pria memiliki sperma yang baik atau tidak. Selain untuk mengetahui penyebab infertilitas sehingga menyebabkan pasangan sulit mendapatkan momongan, tes semacam ini juga bisa diterapkan pada pasangan yang hendak menjalankan program kehamilan.
Nah, beberapa pria banyak yang enggan untuk melakukan cek kesuburan karena mengira pemeriksaan akan meliputi tindakan bedah atau tindakan medis lainnya yang ‘menakutkan’. Padahal, pemeriksaan kesuburan cenderung sederhana.
Macam-Macam Tes Kesuburan Pria
Sebelum takut untuk melakukan tes kesuburan, simak macam-macam metode tes kesuburan pria berikut ini. Ada apa saja, sih?
1. Analisis Sperma
Tes yang paling pertama dilakukan adalah analisis sperma. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur baik itu kualitas maupun kuantitas sperma.
Sperma merupakan elemen utama dari proses terjadinya kehamilan. Tingkat keberhasilan sperma dalam membuahi sel telur sangat dipengaruhi oleh kualitas (bentuk dan pergerakan) serta kuantitas atau jumlah sperma.
Apabila ditemukan adanya abnormalitas pada sperma, hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada tingkat kesuburan pria. Selain melakukan analisis terhadap sperma, dokter juga akan memeriksa elemen lainnya yang terkait yakni cairan mani.
Analisis sperma ini bisa dilakukan di fasilitas kesehatan, atau Anda bisa melakukannya sendiri dengan alat tes kesuburan pria yang banyak dijual di pasaran. Namun, tentu saja pemeriksaan medis oleh dokter akan lebih terukur.
2. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Di sini, dokter—tepatnya dokter spesialis urologi—akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda untuk mencari tahu riwayat medis. Pasalnya, mungkin saja Anda sedang atau pernah mengalami penyakit yang bisa saja memicu ketidaksuburan.
Selain riwayat medis, dokter juga ingin mendapatkan informasi lainnya seperti penggunaan obat-obatan dan gaya hidup (merokok, minum alkohol, dsb.). Keduanya juga merupakan faktor yang dapat memengaruhi kesuburan pria.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan ke tahap pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya masalah pada organ reproduksi pria, mulai dari penis, testis, epididimis, vas deferens, dan pembuluh darah.
3. Pemeriksaan Hormon
Infertilitas pada pria juga bisa dipicu oleh adanya masalah pada hormon, kendati kasusnya bisa dibilang jarang. Maka dari itu, dokter juga mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan hormon guna memastikan penyebab ketidaksuburan alias ‘mandul’ yang dialami.
Pemeriksaan hormon ini nantinya akan mengidentifikasi 2 (dua) jenis hormon yang sangat erat kaitannya dengan reproduksi pria. Hormon yang dimaksud adalah:
- Luteinizing hormone (LH)
- Follicle stimulating hormone (FSH)
Kedua hormon tersebut merupakan elemen penting dalam proses produksi sperma atau disebut spermatogenesis. Jika salah satu di antaranya mengalami gangguan, maka hal ini dapat mengganggu proses spermatogenesis tersebut.
Pemeriksaan hormon dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien. Kemudian, sampel darah tersebut akan dibawa ke laboratorium guna diperiksa lebih lanjut.
4. Pemeriksaan Genetik
Pada beberapa kasus, tes kesuburan pria juga mencakup pemeriksaan genetik. Hal ini apabila pasien memiliki kondisi-kondisi seperti berikut:
- Sperma berjumlah sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali
- Ukuran testis kecil
Pemeriksaan genetik bertujuan untuk menganalisis materi genetik pasien seperti jumlah dan jenis kromosom, hingga analisis mutasi genetik. Beberapa contoh pemeriksaan genetik untuk cek kesuburan pria adalah:
- Tes mikrodelesi kromosom Y. Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi materi genetik dari kromosom Y yang hilang. Materi genetik yang dimaksud adalah materi yang berkaitan dengan proses spermatogenesis.
- Karyotyipe. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan tipe kromosom di dalam tubuh.
- Identifikasi cystic fibrosis. Cystic fibrosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik. Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan karena salah satu komplikasinya adalah infertilitas.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Tes Kesuburan Pria
1. Sebelum Melakukan Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan sperma agar hasilnya akurat, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pria. Pertama, pria tidak disarankan untuk mengalami ejakulasi selama 1-3 hari. Hal ini dimaksudkan agar sperma yang diperiksa sudah matang.
Selanjutnya, konsumsi alkohol dan minuman berkafein dilarang selama 2-5 hari sebelum pemeriksaan dilakukan. Pasalnya, keduanya bisa memengaruhi produksi sperma. Anda juga diwajibkan untuk tidak merokok.
Hindari penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi sperma. Terakhir, jangan melakukan tes kesuburan apabila kondisi tubuh sedang tidak baik, termasuk ketika sedang stress karena kondisi-kondisi tersebut membuat produksi sperma menurun sehingga hasilnya tidak akan akurat.
2. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pertama-tama, Anda harus melakukan masturbasi agar guna mendapatkan sampel sperma. Sebelum itu, Anda diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan yakni mencuci tangan dan penis. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya bakteri atau virus.
Sperma yang keluar lantas ditampung di wadah khusus yang disediakan oleh rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya yang Anda kunjungi. Jangan lupa bersihkan tangan setelah selesai ejakulasi.
Tes sperma ini biasanya akan berlangsung selama 30-60 menit. Tunggu sampai pihak rumah sakit menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Anda.
3. Hasil Pemeriksaan
Tes kesuburan pria ini akan mengarah kepada dua kemungkinan, yakni normal dan tidak normal.
Kriteria sperma normal adalah sebagai berikut:
- Jumlahnya sekitar 20-200 juta sel per mililiter cairan mani
- Jumlah sperma yang sempurna lebih dari setengahnya
- Pergerakan sperma normal memiliki skala 3 atau 4
- Sperma akan mencair setelah 30-45 menit
Sementara itu, kriteria sperma abnormal adalah sebagai berikut:
- Jumlahnya kurang dari 20 juta per mililiter cairan mani
- Bentuk sperma banyak yang tidak sempurna
- Pergerakan sperma berada pada skala 0 atau 1
- Cairan mani mencair dalam waktu 15 menit
- Tingkat keasaman sperma lebih dari 8 dengan volume tidak sampai 1,5 militer
- Anonim. Fertility Test for Men. https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/male-fertility-tests#1 (diakses pada 17 September 2020)
- Anonim. Male Infertility. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-infertility/symptoms-causes/syc-20374773#:~:text=Complications%20of%20male%20infertility%20can,inability%20to%20have%20a%20child (diakses pada 17 September 2020)
- Kumar, N dan Amit, K. 2015. Trends of male factor infertility, an important cause of infertility: A review of literature
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4691969/#:~:text=Of%20all%20infertility%20cases%2C%20approximately,sperm%20motility%2C%20or%20abnormal%20morphology. (diakses pada 17 September 2020) - Pelley, V. 2017. Semen Analysis and Test Results. https://www.healthline.com/health/semen-analysis (diakses pada 17 September 2020)