Terbit: 13 May 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri, dan gejala lainnya di pergelangan tangan. Kondisi ini disebabkan oleh saraf yang terkompresi di dalam carpal tunnel, lorong sempit di sisi telapak tangan. Di dalam lorong ini terdapat saraf median yang berfungsi untuk mengendalikan otot jari tangan dan menerima rangsangan dari kulit di daerah tangan.

Carpal Tunnel Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Penyebab Carpal Tunnel Syndrome

Pada umumnya CTS disebabkan oleh tekanan pada saraf median yang mengalami pembengkakan. Pembengkakan, pada gilirannya dapat disebabkan oleh beberapa alasan, seperti:

  • Diabetes.
  • Disfungsi tiroid.
  • Retensi cairan dari kehamilan atau menopause.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Alkoholisme.
  • Gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis.
  • Gangguan endokrin seperti diabetes dan hipotiroidisme.
  • Fraktur (patah tulang) pada pergelangan tangan.

Selain beberapa faktor yang dijelaskan di atas, kegiatan yang melibatkan genggaman kuat, gerakan pergelangan tangan berulang, dan getaran yang kuat pada tangan bisa memicu munculnya CTS. Aktivitas itu diantaranya pekerjaan bagian pengemasan, pemakaian alat-alat potong ataupun ulekan, hingga bermain musik.

Meski begitu, sampai saat ini masih dilakukan penelitian yang lebih mendalam apakah penyakit ini terkait secara langsung dengan pekerjaan yang melibatkan banyak gerakan tangan.

Siapa yang Berisiko Mengalami Carpal Tunnel Syndrome?

Wanita tiga kali lebih mungkin mengalami kondisi ini daripada pria. Penyakit ini juga paling sering didiagnosis antara usia 30 dan 60 tahun. Selain itu, faktor gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko carpal tunnel syndrome seperti merokok, asupan garam yang tinggi, sedentary lifestyle, dan indeks massa tubuh yang tinggi.

Karena CTS adalah gangguan yang menimbulkan masalah pada pergelangan tangan, beberapa pekerjaan yang berisiko adalah yang melibatkan penggunaan jari secara berulang, antara lain:

  • Pekerjaan manufaktur atau pengemasan.
  • Pekerjaan konstruksi.
  • Pemerah susu.
  • Seorang pelukis.
  • Seseorang musisi yang sering menggunakan alat musik gesek.
  • Pekerja kantor yang sering menggunakan mouse dan keyboard.

Gejala Carpal Tunnel Syndrome

Kondisi ini ditandai dengan munculnya sensasi mati rasa di jari-jari. Gejala ini kemungkinan disebabkan karena tangan dan pergelangan berada pada posisi rileks dan lentur saat tertidur. Gejala biasanya lebih buruk di malam hari dan kadang-kadang gejala mereda sementara dengan mengibas-ibaskan tangan.

Gejala lain yang biasanya muncul, di antaranya:

  • Timbul rasa sakit, biasanya rasa sakit seperti terbakar.
  • Kesemutan di ibu jari, telunjuk, dan jari tengah. Rasa sakit akan muncul ketika Anda menggerakan lengan
  • Tangan melemah.
  • Kesulitan merasakan dan memegang benda-benda kecil.

Jika gejala bertahan lama, Anda harus segera menemui dokter.

Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome

Guna menentukan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan. Salah satu yang akan dievaluasi adalah rentang gerakan pergelangan tangan.

Orang yang pernah mengalami cedera pergelangan tangan biasanya mengalami kelainan pada rentang gerak pergelangan tangan. Kekuatan tangan dan jari juga bisa diperiksa, dengan menggunakan perbandingan sisi tangan yang sehat. Selain itu, dokter juga bisa mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala yang dialami lewat serangkaian wawancara medis.

Berikut ini beberapa tes yang bisa digunakan dalam menentukan diagnosis:

  • Elektromiografi.
  • Studi konduksi saraf.
  • Tes fisik.
  • Tes darah.
  • Sinar X.

Selain beberapa tes yang harus dijalani, Anda mungkin juga dirujuk ke spesialis saraf, rheumatologist, atau ahli bedah ortopedi untuk mengevaluasi kondisi saraf atau adanya kemungkinan arthritis yang mengarah ke carpal tunnel syndrome.

Pengukuran aktivitas listrik pada otot tangan bisa mengungkap tanda-tanda kerusakan otot. Kondisi ini biasanya melibatkan setengah ibu jari sampai dengan setengah dari jari manis Anda.

Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome

Kondisi ini sering kali tidak memerlukan pengobatan khusus karena kondisi ini bisa pulih dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan. Jika CTS memang memerlukan pengobatan, maka penanganan yang dilakukan bergantung kepada tingkat keparahan dan berapa lama Anda sudah menderita kondisi ini.

Berikut adalah pengobatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Fisioterapi

Penatalaksanaan fisioterapi untuk mengurangi nyeri sangat beragam, biasanya menggunakan Microwave diathermi, ultrasonik, dan mobilisasi saraf tepi.

Fisioterapi juga bisa membantu mengembalikan kekuatan tangan setelah operasi. Tidak semua orang membutuhkan terapi setelah operasi, tapi untuk beberapa orang cara ini bisa sangat membantu.

Beberapa orang dapat kembali melakukan aktivitas ringan tiga sampai empat minggu setelah operasi dan bisa melakukan pekerjaan berat enam minggu pasca operasi. Setelah menjalani pembedahan, Anda juga bisa mencoba fisioterapi untuk mengurangi pembengkakan kekakuan, dan nyeri setelah operasi.

Beberapa pasien mungkin mendapat manfaat dari latihan yang membantu saraf median bergerak lebih bebas. Latihan spesifik dapat direkomendasikan oleh dokter atau terapis.

2. Menggunakan Bracing atau Splinting

Menggunakan bracing atau splinting akan membuat Anda tidak menekuk pergelangan tangan saat tidur. Menjaga pergelangan tangan dalam posisi lurus atau netral dapat mengurangi tekanan pada saraf di lorong karpal. Kedua alat ini juga dapat digunakan di siang hari ketika melakukan aktivitas yang memperburuk gejala.

3. Perubahan Aktivitas

Gejala carpal tunnel syndrome akan terjadi apabila pergelangan tangan berada di posisi yang sama pada jangka waktu yang lama, terutama ketika pergelangan tangan tertekuk. Jika kondisi in membuat gejala semakin memburuk, Anda harus mengubah posisi pergelangan tangan

4. Obat Antiinflamasi

Kondisi ini merupakan proses inflamasi/peradangan. Namun, rasa sakit adalah keluhan yang umum, dan obat antiinflamasi terkadang digunakan untuk mengobati rasa sakit itu. Obat anti-inflamasi seperti ibuprofen mungkin memberi sedikit kenyamaan karena rasa sakit yang berkurang, namun tidak menyembuhkan carpal tunnel syndrom.

Sementara itu, injeksi langsung obat steroid oleh dokter ke dalam lorong karpal telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk beberapa orang dengan sindrom ini.

5. Pembedahan

Bila pengobatan non pembedahan telah gagal untuk mengatasi sindrom ini, perawatan bedah bisa dipertimbangkan. Tujuan pembedahan adalah untuk mengambil tekanan dari saraf di pergelangan tangan.

Dokter bedah akan membuat potongan kecil di sisi telapak dari pergelangan tangan dan kemudian melepaskan ligamen yang menutupi terowongan karpal. Dengan melepaskan ligamen, ukuran lorong karpal bertambah dan tekanan terasa lega pada saraf di terowongan karpal.

Secara keseluruhan, pembedahan aman dilakukan, namun masih memiliki risiko, termasuk infeksi, kesulitan penyembuhan luka, kekakuan, nyeri luka, dan luka saraf. Beberapa orang akan merasa nyaman setelah tekanan pada saraf dihilangkan dengan operasi.

Kebanyakan orang merasa nyaman menggunakan tangan mereka untuk aktivitas ringan dalam satu atau dua hari setelah operasi. Meski begitu, sebagian besar kasus CTS tidak membutuhkan pembedahan.

Komplikasi Carpal Tunnel Syndrome

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf pergelangan tangan, sehingga tangan dan jari-jari tidak dapat digerakkan. Nyeri yang berkelanjutan (nyeri kronis) juga bisa terjadi.

Meskipun komplikasi bisa terjadi dengan tindakan operasi, dokter akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko. Komplikasi paling umum dari operasi carpal tunnel syndrome meliputi:

  • Perdarahan.
  • Muncul infeksi.
  • Pembengkakan saraf atau cedera.

Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome

Hingga kini belum ada bukti yang mampu mencegah carpal tunnel syndrome. Akan tetapi terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan stres pada pergelangan tangan, di antaranya:

1. Mengurangi Kekuatan Genggaman

Jika pekerjaan Anda banyak menggunakan keyboard atau menggunakan mesin kasir, cobalah untuk menekan tombol dengan lembut. Sementara, jika Anda diharuskan banyak menggunakan tulisan tangan, pilihlah pena dengan grip yang besar dan lembut.

2. Perbanyak Istirahat

Lakukanlah perenggangan dengan tekuk tangan secara berkala. Waktu perenggangan sangat dibutuhkan bagi Anda yang menggunakan peralatan bergetar atau yang mengharuskan mengerahkan banyak tenaga.

3. Atur Posisi Pergelangan Tangan

Jika Anda dituntut untuk banyak melakukan aktivitas dengan tangan, hindari posisi menekuk pergelangan tangan ke atas atau ke bawa. Jaga agar keyboard setinggi siku atau sedikit lebih rendah.

4. Ubah Postur Tubuh

Postur tubuh yang terlalu mengarah bungkuk ke depan dapat memperpendek otot leher dan bahu, serta menekan saraf yang ada di leher. Kondisi ini ternyata bisa memengaruhi kondisi pergelangan tangan dan jari.

Beberapa orang merekomendasikan latihan gerakan tangan termasuk yoga dan pijat, akan tetapi penelitian belum mengonfirmasi bahwa cara ini efektif untuk mengatasi carpal tunnel syndrome.

5. Menjaga Tangan Tetap Hangat

Anda lebih mungkin mengalami rasa sakit dan kekakuan tangan jika bekerja di lingkungan yang dingin. Jika Anda tidak bisa mengontrol suhu di tempat kerja, kenakan sarung tangan yang membuat tangan dan pergelangan tangan tetap hangat.

7. Gunakan Perangkat yang Nyaman

Apabila pekerjaan mengharuskan Anda untuk berlama-lama di depan komputer, pastikan mouse yang digunakan nyaman dan tidak membuat pergelangan tangan tegang. Meski tidak ada bukti bahwa menggunakan komputer meningkatkan risiko, tetapi mouse dan keyboard ergonomis dapat mengurangi ketegangan dengan membantu menjaga tangan dalam posisi yang baik.

Jika kondisi ini tak kunjung ditangani, cedera saraf permanen mungkin akan menyebabkan mati rasa serta kelemahan dan atrofi (penyusutan) otot di tangan. Pengobatan harus segera dilakuan untuk mempertahankan fungsi tangan.

 

  1. Anonim. 2020. Carpal Tunnel Syndrome Fact Sheet. https://www.ninds.nih.gov/disorders/patient-caregiver-education/fact-sheets/carpal-tunnel-syndrome-fact-sheet. (Diakses pada 13 September 2019).
  2. Faust, Katherine and Charless D. Jennings. 2016. Carpal Tunnel Syndrome. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/carpal-tunnel-syndrome/. (Diakses pada 13 September 2019).
  3. Healthline Editorial Team. 2017. Carpal Tunnel Syndrome. https://www.healthline.com/health/carpal-tunnel-syndrome#prevention. (Diakses pada 13 September 2019).
  4. Mayo Clinic Staff. 2020. Carpal tunnel syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/carpal-tunnel-syndrome/symptoms-causes/syc-20355603. (Diakses pada 13 September 2019).
  5. Nordqvist, Christian. 2018. Carpal tunnel syndrome: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/184337.php. (Diakses pada 13 September 2019).
  6. Wheeler, Thyler. 2019. Carpal Tunnel Syndrome. https://www.webmd.com/pain-management/carpal-tunnel/carpal-tunnel-syndrome#1. (Diakses pada 13 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi