Terbit: 3 November 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Cara mencegah stroke yang paling utama adalah menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin meskipun tubuh tidak ada masalah kesehatan apapun, yang kita kenal dengan kegiatan medical check up. Selengkapnya simak iat-kiat dalam mengurangi risiko terkena stroke!

12 Cara Mencegah Stroke yang Wajib Diketahui Sejak Dini

Cara Mencegah Stroke

Stroke adalah kematian jaringan otak akibat aliran darah yang membawa oksigen ke otak berkurang karena tersumbat (stroke iskemik) atau pembuluh darah pecah (stroke hemoragik). Kondisi ini akibat sejumlah faktor yang penting untuk Anda ketahui, sehingga dapat mengurangi risiko dan mencegah stroke.

Berikut ini daftar cara mencegah stroke:

1. Mengetahui Faktor Risiko Stroke

Jika Anda berusia antara 40 dan 75 tahun dan tidak pernah mengalami serangan jantung atau stroke, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memperkirakan risiko mengalami kardiovaskular dalam 10 tahun ke depan.

Faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko, antara lain merokok, penyakit ginjal, pola makan yang tidak sehat, riwayat keluarga dengan penyakit jantung, dan faktor lainnya.

Mengetahui faktor risiko Anda terhadap stroke dapat membantu pencegahan dan dokter akan menentukan rencana perawatan yang tepat. Sebagian besar faktor risiko yang dapat Anda perbaiki adalah perubahan gaya hidup.

2. Makan Makanan yang Sehat

Mulai sekarang makan makanan yang menyehatkan, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan, protein nabati, protein hewani tanpa lemak, dan ikan.

Cermat memilih makanan untuk mengurangi karbohidrat olahan, daging olahan, dan minuman manis. Selain itu, cara mencegah stroke dengan memeriksa komposisi nutrisi pada makanan kemasan untuk mengurangi asupan natrium, gula tambahan dan lemak jenuh, dan menghindari lemak trans.

3. Mempertahankan Berat Badan yang Sehat

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko stroke. Anda bisa mengetahui kisaran berat badan ideal dengan menggunakan Kalkulator BMI (Indeks Massa Tubuh)

Jika memiliki kelebihan berat badan, menerapkan pola makan sehat dan rajin olahraga bisa membantu. Jika ingin menjalani program penurunan berat badan, sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi, untuk menyesuaikan diet yang sesuai untuk kondisi kesehatan Anda.

4. Rajin Olahraga

Kurang aktif secara fisik atau tidak olahraga bisa meningkatkan risiko stroke, terutama bagi mereka yang terlalu sibuk atau tidak suka melakukannya. Namun, ada bukti menunjukan bahwa aktivitas sedang pun seperti berjalan kaki atau yoga lembut lebih baik sebagai salah satu cara mencegah stroke daripada gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Seperti yang kita ketahui, berikut ini beberapa manfaat aktivitas fisik:

  • Membantu menjaga berat badan yang sehat.
  • Meningkatkan kadar kolesterol.
  • Menurunkan tekanan darah.

Selain itu, menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat untuk mengatasi masalah ini dapat membuat pengobatan lebih efektif.

5. Berhenti Merokok

Tidak hanya meningkatkan risiko masalah saluran pernapasan hingga disfungsi ereksi, merokok juga meningkatkan risiko stroke. Bahkan, merokok dapat memperpendek usia seseorang sekitar 10 tahun, dan sangat terkait dengan stroke. Untuk itu, berhentilah merokok sebagai pencegahan stroke.

Meskipun berhenti merokok sulit bagi sebagian orang, tetapi kesempatan tinggi untuk berhasil berhenti jika mencari bantuan dari profesional daripada melakukannya sendiri. Menggunakan alat bantu untuk berhenti merokok, seperti koyo nikotin (nicotine patch), juga membantu mengurangi dan menghentikan kecanduan merokok.

Koyo nikotin adalah plester persegi yang dapat Anda tempelkan pada kulit, yang memberikan dosis nikotin dengan stabil dan terkontrol sepanjang hari.

Baca Juga: Stroke: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

6. Mengurangi Asupan Alkohol

Minum minuman beralkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke dan masalah kesehatan lainnya seperti gizi buruk dan masalah pembekuan darah.

Mengontrol asupan alkohol mungkin tidak mudah jika cenderung kecanduan. Seperti halnya berhenti merokok, bantuan dari profesional dapat membantu untuk berhenti minum alkohol berlebihan.

Berhenti minum alkohol bisa berbahaya secara fisik dan efek emosionalnya bisa sangat berat bagi sebagian orang. Meskipun begitu, manfaat kesehatan, emosional, dan hubungan dari menghindari minum alkohol berlebihan sangat memberikan manfaat besar.

7. Menjaga Kesehatan Jantung

Detak jantung tidak teratur atau dalam istilah medisnya adalah fibrilasi atrium (AFib), dapat menyebabkan pembekuan darah. AFib membuat darah menumpuk pada jantung, sehingga memicu penggumpalan darah.

Jika gumpalan darah menyebar ke otak, ini bisa menyebabkan stroke. Beberapa faktor yang menjadi penyebab AFib adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), plak pada arteri, gagal jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

Beberapa perawatan seperti obat-obatan, prosedur medis, dan operasi bisa membuat jantung kembali ke ritme normal. Jika memiliki gejala AFib seperti denyut jantung tidak beraturan dan cepat, jantung berdebar, sesak napas, dan lemas, segera periksakan ke dokter.

8. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor utama penyebab stroke. Pembacaan tekanan darah normal lebih rendah dari 120/80. Jika secara teratur memiliki tekanan darah lebih dari 130/80, kemungkinan Anda menderita tekanan darah tinggi.

Jika tidak mengontrol dengan baik, hipertensi bisa membuat Anda 4-6 kali lebih mungkin terkena stroke. Hipertensi dapat menebalkan bilik arteri dan membuat kolesterol atau lemak lain menumpuk dan membentuk plak. Jika salah satunya pecah, ini dapat menghambat suplai darah ke otak.

Hipertensi juga dapat melemahkan arteri dan membuatnya lebih mungkin pecah, yang akan menyebabkan stroke hemoragik.

Baca Juga: Stroke Non Hemoragik: Penyebab, Gejala, Pengobatan

9. Mengontrol Diabetes

Kadar gula darah tinggi dapat membuat Anda 2-4 kali lebih mungkin terkena stroke. Jika tidak mengelolanya dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan timbunan lemak atau pembekuan dalam pembuluh darah. Kondisi ini mempersempit tekanan darah pada otak dan leher  dan mungkin memutus suplai darah ke otak.

Jika menderita penyakit ini, sebaiknya periksakan gula darah secara teratur, minum obat sesuai resep, dan mengunjungi dokter setiap beberapa bulan sekali untuk mengontrol kadar gula darah Anda sebagai pencegahan stroke.

10. Memantau Kadar Kolesterol

Terlalu banyak kadar kolesterol jahat dalam darah dapat menyumbat arteri yang menyebabkan serangan jantung dan stroke. Kadar kolesterol HDL rendah juga meningkatkan risiko stroke. Jadi, pertahankan kadar kelesterol dalam kisaran yang sehat.

Berikut ini kisaran kadar kolesterol yang normal:

  • Kolesterol total: di bawah 200 mg (miligram)/dL (desiliter) darah.
  • Low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat: di bawah 100 mg/dL.
  • High-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik: di atas 60 mg / dL

Jika pola makan sehat dan olahraga tidak cukup untuk mengendalikan kolesterol, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan seperti statin.

11. Jangan Mengabaikan Dengkuran saat Tidur

Mendengkur keras dan terus-menerus saat tidur mungkin merupakan gejala sleep apnea, yang dapat membuat seseorang berhenti bernapas ratusan kali pada malam hari.

Sleep apnea dapat meningkatkan risiko terkena stroke karena menghambat tubuh mendapatkan oksigen yang cukup sehingga meningkatkan tekanan darah. Seperti yang sudah Anda ketahui, hipertensi dapat menyebabkan stroke.

Baca Juga: Senam Anti Stroke: Manfaat, Jenis, dan Gerakan

12. Penggunaan Obat-obatan

Jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, dokter mungkin meresepkan statin atau obat lain untuk membantu mengontrol kolesterol, gula darah, dan tekanan darah, yang dapat mencegah stroke. Minumlah semua obat sesuai petunjuk dokter, tetapi jangan menggunakan aspirin sebagai tindakan pencegahan kecuali jika dokter yang meresepkan.

Jika belum pernah mengalami serangan jantung atau stroke, penggunaan aspirin harian mungkin tidak membantu sama sekali dan dapat menyebabkan masalah seperti risiko pendarahan. Jika pernah mengalami serangan jantung atau stroke, dokter mungkin menyarankan mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk mengurangi risiko.

_

Demikian daftar pencegahan stroke yang bisa Anda terapkan, tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu tentang kondisi medis secara keseluruhan!

 

  1. Anonim. 2013. 7 things you can do to prevent a stroke. https://www.health.harvard.edu/womens-health/8-things-you-can-do-to-prevent-a-stroke. (Diakses pada 3 November 2020)
  2. Anonim. 2019. What Can Help Prevent a Stroke?. https://www.webmd.com/stroke/guide/understanding-stroke-prevention#1. (Diakses pada 3 November 2020)
  3. Anonim. 2019. 8 Things You Can Do to Prevent Heart Disease and Stroke. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/prevent-heart-disease-and-stroke. (Diakses pada 3 November 2020)
  4. Holland, Kimberly. 2019. Everything You Need to Know About Stroke. https://www.healthline.com/health/stroke. (Diakses pada 3 November 2020)
  5. Stibich, Mark. 2020. How to Prevent a Stroke. https://www.verywellhealth.com/top-ways-to-reduce-risk-of-stroke-2223976. (Diakses pada 3 November 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi