Terbit: 10 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Rasa susu bubuk memang cenderung manis sehingga disukai oleh anak-anak. Tak heran jika beberapa anak suka memakan susu bubuk secara langsung tanpa diseduh air panas. Bolehkah anak minum susu tanpa diseduh air panas?

Bolehkah Anak Makan Susu Bubuk Tanpa Diseduh Air?

Kandungan susu bubuk sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi pada anak. Nutrisi yang ada di dalam susu bubuk di antaranya protein, lemak, kalsium dan vitamin D. Penyajian susu bubuk juga telah diatur sedemikian rupa hingga dapat diterima oleh tubuh si kecil.

Dilansir dari laman baby center, memakan susu bubuk tanpa diseduh air sebenarnya tidak disarankan. Hal ini dikhwatirkan dapat membuat anak sembelit dan kandungan gizi dalam susu formula tidak terserap sempurna.

Selain itu makan susu bubuk tanpa diseduh airnya dapat membuat anak mengonsumsi susu bubuk melebihi takaran maksimal per hari. Dikutip dari baby center, takaran minum susu untuk anak 1 tahun adalah sebanyak 1 hingga 2 gelas susu per hari. Pada usia 2 tahun, anak-anak boleh minum susu dua gelas sehari.

Meskipun anak-anak suka minum susu, namun tidak disarankan untuk minum susu sebanyak lebih dari 4 gelas per hari. Untuk kebutuhan kalsium anak-anak selain dari susu juga bisa dipenuhi lewat keju, yogurt, atau sayuran tinggi kalsium. Mengonsumsi susu berlebih dapat menyebabkan anak kekurangan zat besi.

Takaran tersebut berlaku juga untuk konsumsi susu bubuk tanpa diseduh. Jika anak-anak suka memakan susu bubuk tanpa diseduh air, orang tua perlu memerhatikan berapa banyak susu yang sudah dimakan oleh anak. Jika jumlahnya sudah memenuhi batas maksimal, sebaiknya segera hentikan untuk mencegah anak-anak mengalami sakit perut.

Cara lain untuk mengurangi kebiasaan anak makan susu bubuk tanpa diseduh air adalah dengan meletakkan kotak susu bubuk di tempat yang tidak terjangkau anak. Selain itu pastikan Anda selalu mengawasi setiap anak mengonsumsi susu bubuk. Beri pengertian bahwa minum susu dapat menyebabkan risiko gangguan pencernaan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi