Terbit: 3 February 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tak hanya menjadi perbincangan para warganet di Indonesia, foto-foto dan video penyemprotan WNI yang dijemput dari Wuhan saat sampai di Bandara Hang Nadim, Batam ternyata juga dibahas berbagai media luar negeri. Kemenkes pun akhirnya angkat bicara demi meluruskan berbagai pendapat yang kurang tepat terkait dengan proses ini.

Viral di Berbagai Media, Kemenkes Jelaskan Penyemprotan WNI dari Wuhan

Penjelasan Kemenkes Terkait dengan Penyemprotan WNI dari Wuhan

Tak hanya heran dengan proses penyemprotan para WNI yang baru saja turun dari pesawat, banyak orang yang membahas tentang cairan apa yang digunakan untuk menyemprot para WNI dan barang-barang bawaannya tersebut. Selain itu, pada wadah tabung yang dipakai para penyemprot yang berpakaian khusus berwarna kuning ini juga tertulis “Alkohol” sehingga membuat banyak orang kebingungan.

Achmad Yurianto, Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes menyebut meski wadah yang dipakai untuk menyemprot para WNI tertulis ‘Alkohol’, ternyata isinya adalah disinfektan.

“Ngawur, mana ada disemprot alkohol minuman yang bisa bikin mabuk? Itu disinfektan,” jelasnya.

Sebagai informasi, disinfektan adalah sejenis bahan pencegah infeksi atau pencemaran yang terdiri dari beberapa bahan kimia layaknya lisol dan kreolin. Di dalamnya juga terdapat kandungan yang bisa mematikan bakteri atau virus yang bisa saja menempel pada orang atau benda-benda lain.

“Itu memang dibuat untuk disemprotkan ke manusia,” tegas Achmad.

Menariknya, bahan disinfektan ini sebenarnya juga bisa dipakai untuk membersihkan lantai. Hanya saja, bahan yang disemprotkan ke manusia ini memakai tambahan aroma agar lebih enak untuk dihirup.

Pesawat yang Dipakai Juga Disemprot Cairan

Selain WNI yang dijemput dari Wuhan, pesawat yang dipakai untuk menjemput para WNI ternyata juga disemprot demi mencegah virus corona.

Danang Mandala dari Batik Air menyebut pesawat berjenis Airbus 330-300 CEO dengan nomor regirstrasi PK-LDY ini sudah mulai dibersihkan pada Minggu, 2 Februari 2020. Pembersihan ini juga termasuk sterilisasi serta penyemprotan. Bahkan, saringan udara kabin juga telah diganti.

“Sudah disemprot dengan cairan multiguna pembunuh kuman dan virus oleh KKP. Proses penyemprotan disinfektan ini berlangsung selama 120 menit. Bagian yang dibersihkan termasuk kabin, kokpit, hingga tempat penyimpanan barang atau kargo di bawah pesawat,” terang Danang.

Penyaring udara yang diganti adalah High Efficiency Particulate Air (HEPA). Peralatan ini sudah sesuai dengan standar Airbus untuk menyaring berbagai virus di dalam pesawat.

Tujuh WNI Masih Tinggal di Wuhan

Tidak semua WNI yang tinggal di Wuhan ternyata ikut pulang. Diketahui, tujuh orang ternyata masih ada di Kota tempat awal virus corona mewabah ini. Pemerintah pun terus memantau kondisi tujuh WNI tersebut dengan melakukan kerjasama dengan Otoritas Kesehatan Provinsi Hubei.

Sebagai informasi, dari tujuh orang tersebut, empat orang memilih untuk tetap tinggal di Wuhan alih-alih pulang ke Indonesia karena mengaku merasa sudah kerasan di kota tersebut. Sementara itu, tiga sisanya ternyata tidak lolos pengecekan awal kondisi kesehatan. Diduga, tiga WNI ini dalam kondisi tidak fit, namun tidak terpapar virus corona. Ketiganya diketahui sudah pulang ke asrama.

Tiga WNI ini tidak boleh pulang sebagaimana aturan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dari PBB (WHO). Jika tidak lolos pemeriksaan awal kesehatan sebelum dibawa pulang, apapun masalah kesehatan yang dideritanya, WHO menyebut mereka tidak boleh ikut pulang.

“Ibaratnya kalau sakit mata saja tidak boleh ikut pulang,” terang Menkes, dr. Terawan.

 

Sumber

  1. Little, Liz. 2020. TAKING NO CHANCES Coronavirus evacuees sprayed with DISINFECTANT as they arrive at quarantine in Indonesia from Wuhan. https://www.thesun.co.uk/news/10873701/coronavirus-indonesia-evacuees-sprayed-disinfectant/. (Diakses pada 3 Februari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi