Terbit: 29 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan bahwa korban gempa bumi 7,7 Skala Richter dan tsunami yang berada di sekitar Palu dan Donggala pada Jumat petang, 28 September 2018 kemarin masih mengalami trauma, rasa takut, dan kecemasan yang luar biasa. Terdapat sebagian pengungsi yang bahkan tidak mau turun gunung atau keluar dari tempat pengungsian sementara karena khawatir akan terjadi gempa dan tsunami susulan.

Trauma, Korban Gempa dan Tsunami Belum Mau Turun Gunung

Sebagai informasi, hingga hari ini, Sabtu, 29 September 2018, masih terjadi beberapa gempa susulan dengan kekuatan sekitar 5 Skala Richter di kawasan tersebut meskipun titik pusat gempa cenderung semakin menjauh dari Palu.

Kepala Pusat Krisis kesehatan Kemenkes, Ahmad Yurianto menyebutkan bahwa petugas dan relawan sebenarnya sudah tidak asing dengan trauma yang dialami oleh korban bencana seperti ini. Karena alasan inilah petugas dan relawan sebisa mungkin harus mencapai lokasi pengungsian sementara demi memberikan medis secepat mungkin agar korban yang terluka tidak mudah terkena infeksi sekaligus mencegah kematian akibat luka berat seperti cedera kepala.

Hingga saat ini, penanganan masih difokuskan pada pencarian dan evakuasi korban ke tempat pengungsian yang lebih layak. Kemenkes sendiri menetapkan batas waktu 3 hari untuk melakukan hal ini, berbeda dengan Badan SAR yang menetapkan proses pencarian dan evakuasi korban hingga 5-7 hari. Keputusan Kemenkes ini didasari oleh adanya pertimbangan bahwa daya tahan manusia untuk hidup dalam berbagai keterbatasan dan minumnya sumber makanan atau minuman. Setelah tiga hari, jika korban terluka tak kunjung mendapatkan bantuan medis, besar kemungkinan kondisinya memburuk atau meninggal dunia.

Banyak korban gempa di Sulawesi Tengah yang ternyata juga menolak untuk dirawat di rumah sakit karena trauma akan adanya gempa kembali atau tertimpa bangunan dan benda-benda lainnya. Tak hanya masyarakat, banyak petugas kesehatan setempat yang ternyata juga memilih untuk melakukan tugasnya di tempat terbuka atau di tenda pengungsian. Meskipun tempatnya kurang memenuhi syarat, setidaknya mereka merasa lebih aman.

Selain pengobatan luka dan pemulihan fisik, Kemenkes juga mengusahakan pemulihan mental dan asupan gizi bagi korban gempa dan tsunami.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi