Terbit: 7 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Warga Kabupaten Blitar, Jawa Timur, digegerkan oleh kisah seorang pria berusia 37 tahun bernama Slamet. Bagaimana tidak, warga Desa Babadan, Kecamatan Wlingi ini mengikuti khitanan massal yang diadakan di desa setempat.

Sudah 37 Tahun, Pria Ini Baru Disunat

Dilansir dari solopos, video dan foto-foto Slamet yang mengikuti acara khitanan massal ini viral di media sosial. Jika biasanya pria yang menjalani sunat adalah yang berusia anak-anak atau remaja, Slamet yang sudah terlihat seperti bapak-bapak berumur pun terlihat tidak lazim. Banyak warganet yang kemudian mengeluarkan komentar lucu tentang hal ini.

Video dan foto-foto Slamet yang mengikuti acara khitan massal awalnya diunggah oleh pemilik akun Facebook bernama Mohammad Bahrul pada Minggu, 1 Juni 2018 lalu. Saat itu, Bahrul memberikan keterangan lengkap tentang Slamet dan dimana proses khitanan massal dilangsungkan. Karena terlihat sangat tidak biasa, kisahnya pun langsung mendapatkan banyak komentar dan dibagikan oleh ribuan orang.

Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, waktu terbaik untuk sunat adalah saat anak baru berusia enam bulan atau tepatnya saat masih bayi. Hal ini disebabkan oleh kulit organ vitalnya yang cenderung lebih cepat sembuh setelah disunat. Anak juga tidak akan mudah mengalami trauma, berbeda dengan anak-anak berusia sekolah dasar yang cenderung rentan untuk terkena trauma.

Lantas, bagaimana jika proses sunat dilangsungkan di usia dewasa? Pakar kesehatan menyebutkan bahwa asalkan dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan prosedur medis, maka hal ini tidak akan membahayakan kesehatan. Hanya saja, proses pembuangan kulit kulup organ vitalnya tentu akan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan jika disunat saat anak-anak, yakni bisa mencapai 1 jam lamanya. Tak hanya itu, proses penyembuhan luka juga akan cukup lama.

Apa yang dilakukan Slamet sangat baik bagi sisi kesehatan karena setelah disunat, ia pun akan tidak mudah terkena infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi