DokterSehat.Com- Artis Nita Thalia menjadi perbincangan hangat warganet setelah tampil di sebuah acara televisi nasional beberapa saat lalu. Saat itu, Nita bercerita tentang pengalamannya menjalani operasi plastik yang disebut-sebut sampai menghabiskan biaya Rp 1 miliar. Bahkan, ada yang menyebut wajah Nita sampai lumpuh gara-gara hal ini. Apakah hal ini benar adanya?
Operasi plastik ingin dilakukan sejak 2015
Nita menyebut keinginannya untuk melakukan operasi plastik dimulai sejak 2015. Saat itu, Nita ingin membuat hidungnya lebih mancung demi membuat wajahnya lebih sempurna mengingat pipinya sudah lebih tirus.
“Awalnya karena ingin menghilangkan lemak di pipi. Saat itu aku langsung pergi ke dokter bedah plastik, soalnya sebelumnya ke klinik kecantikan dapat perawatan setrika wajah tapi tidak maksimal,” cerita Nita.
Setelah berkonsultasi, Nita mendapatkan saran untuk mengambil lemak di pipinya sehingga hidungnya pun bisa terlihat lebih mancung. Hanya saja, Nita juga ingin membuat matanya juga menjadi lebih indah karena menurutnya bagian dari wajah inilah yang akan pertama kali dilihat saat bertemu dengan orang lain.
“Aku hanya ingin memperbaiki bagian wajah yang menurutku kurang bagus seperti hidung atau mata,” lanjutnya.
Setelah menjalani operasi plastik, Nita mengaku puas dengan hasilnya.
“Lemak di pipi sudah dibuang, hidung implan juga sudah dipasang namun terlihat natural dan tidak terlalu tinggi,” ceritanya.
Sempat mengalami kelumpuhan wajah
Sayangnya, setelah menjalani operasi plastik, Nita mengalami kondisi yang disebut dengan belpasi. Kondisi ini membuatnya lumpuh atau lemah pada satu sisi otot pada wajahnya. Kondisi ini memang bisa menyerang mereka yang baru saja menjalani operasi plastik.
“Sekitar dua tahun lalu aku mengalami belpasi. Penyebabnya adalah virus yang disebarkan oleh AC. Selain itu, kalau daya tahan tubuh sedang tidak baik, belpasi bisa saja menyerang. Selain yang menjalani operasi plastik, kondisi ini juga bisa menyerang siapa saja, khususnya yang tidak menjalani gaya hidup atau pola makan yang baik,” jelas Nita.
Nita juga menyebut pengendara sepeda motor yang jarang memakai helm lebih rentan terkena belpasi karena lubang telinganya tidak mendapatkan perlindungan apapun. Padahal, virus ini bisa masuk lewat lubang telinga.
“Virusnya merusak saraf ke tujuh yang posisinya di belakang telinga. Jadi kondisi ini bukan disebabkan oleh operasi plastik. Setelah menjalani terapi, enam bulan kemudian aku sembuh,”
Operasi plastik bukan karena tuntutan suami
Hanya saja, banyak warganet yang berkomentar bahwa operasi plastik yang dilakukan Nita tidak begitu mengubah wajahnya dengan signifikan. Nita sendiri tidak begitu menggubris komentar tersebut. Selain itu, Nita juga membantah anggapan bahwa ia diminta untuk menjalani operasi plastik karena tuntutan suami.
Berbagai efek samping dari operasi plastik
Meskipun bisa mengubah wajah menjadi lebih cantik, dalam realitanya operasi plastik juga memiliki efek samping tersendiri yang tidak bisa disepelekan begitu saja.
Berikut adalah efek-efek samping tersebut.
-
Perdarahan
Meskipun proses operasi plastik dilakukan dengan prosedur yang jelas, terkadang muncul efek samping layaknya perdarahan yang sulit untuk dihentikan. Bahkan meskipun perdarahan terhenti, bisa saja muncul hematoma yang membuat jaringan kulit mengalami perubahan warna menjadi biru, ungu, atau lebih gelap. Masalahnya adalah hematoma ini bisa memicu kematian jaringan atau bahkan infeksi.
-
Menyebabkan bekas luka
Memang, prosedur operasi plastik bisa membuat pasien tidak mengalami bekas luka yang terlihat jelas, namun jika kita melakukan prosedur ini di tempat yang tidak berlisensi atau berpengalaman, bisa jadi akan muncul bekas luka yang tentu akan sulit untuk dihilangkan dan justru akan membuat penampilan bagian tubuh yang dioperasi menjadi lebih buruk.
-
Hasil operasi tidak sesuai dengan keinginan
Salah satu penyebab mengapa banyak orang yang ketagihan melakukan prosedur operasi plastik adalah hasil yang tidak sesuai dengan keinginan. Mereka pun kembali meminta dokter untuk mengoperasi plastik atau bagian tubuh lainnya. Masalahnya adalah hal ini bisa menghabiskan biaya yang sangat besar. Selain itu, tubuh yang berkali-kali mengalami operasi tentu juga akan lebih rentan mengalami kerusakan.