Terbit: 23 July 2018 | Diperbarui: 7 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Wanita berusia 35 tahun bernama Anna Hill sering mengeluhkan migrain dalam 9 tahun terakhir. Yang tidak ia duga adalah, masalah kesehatan yang kerap dialaminya ternyata adalah tanda dari tumor langka.

Sering Migrain, Ternyata Ada Tumor Otak Langka

Dilansir dari inews.co.uk, Tak hanya migrain parah, ia mengalami vertigo, mual-mual, telinga berdenging, kabut otak, mudah lupa, dan rasa lelah yang luar biasa. Kondisi ini membuatnya tidak bisa bekerja dengan baik dalam tujuh bulan terakhir.

Lelah dengan kondisi kesehatannya, Anna kemudian pergi ke dokter. Setelah mendapatkan tes MRI, ia sangat terkejut tatkala ada tumor otak berukuran 1,8 cm di tengah-tengah otaknya, tepatnya di bagian pineal gland yang memproduksi hormon melatonin, hormon yang mempengaruhi waktu tidur.

Dokter menyebut kondisi yang dialami Anna sebagai tumor otak yang sangat langka karena hanya ada 6 ahli bedah yang mampu mengoperasi tumor otak di posisi yang sangat dalam ini di seluruh dunia. Yang menjadi masalah adalah, biaya dari operasi yang bisa dilakukan di Jerman ini sampai melebihi Rp600 juta dan tidak mendapatkan jaminan dari asuransi medis negaranya.

“Dalam enam bulan terakhir, aku melewatkan banyak event penting dalam hidupku seperti pernikahan kakak atau teman-temanku gara-gara penyakit ini,” ucap Anna.

Wanita dari Bristol ini mengaku mulai mengalami migrain dan mual-mual saat usianya baru 26 tahun.

“Rasanya sangat mengerikan karena aku selalu mengalami sakit kepala dan mual-mual setiap hari. Selain itu, masalah tinnitus yang membuat telingaku berdenging juga membuatku tidak bisa tidur setiap malam,” ucap Anna.

Meski biaya pengobatannya tidak akan dijamin oleh sistem kesehatan nasional (NHS) Inggris, ia tidak menyalahkan pemerintah karena penyakit ini memang sangat langka. Kini, Anna pun memilih untuk melakukan penggalangan dana demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi