Terbit: 30 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Perhiasan adalah hal yang wajar dipakai oleh semua orang, termasuk pria dan wanita. Di Indonesia, kaum pria bahkan sering menggunakan cincin dengan batu berukuran cukup besar yang dianggap bisa memberikan tuah atau keberuntungan tersendiri. Hanya saja, seorang pria dikabarkan hampir saja mengalami pembusukan pada jarinya gara-gara hobinya memakai cincin. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Hobi Memakai Cincin, Jari Pria Ini Hampir Membusuk!

Jari Pria Ini Hampir Membusuk Karena Hobi memakai Cincin

Sang pria yang mengalami nasib mengenaskan ini adalah penggemar cincin dari Thailand. Seluruh jari tangannya dipenuhi oleh cincin dan juga karet gelang. Masalahnya adalah cincin-cincin ini sangat ketat hingga membuat sirkulasi darah di jari-jari tangannya terhambat. Hal ini bahkan sampai membuat jari-jarinya semakin membengkak kebiruan hingga hampir membusuk.

Pria dengan usia 38 tahun ini tidak memiliki rumah dan tinggal di jalanan. Meski kondisi tangannya sudah sangat mengenaskan, sang pria tetap bersikukuh tidak mau mendapatkan bantuan medis.

Kabar tentang sang pria kemudian viral di media sosial Thailand. Yayasan amal bernama Poh Teck Tung dari Bangkok kemudian menolong sang pria. Yayasan ini mencari sang pria dan kemudian memaksanya pergi ke rumah sakit.

Dokter yang menangani sang pria terkejut dengan kondisi tangan sang pria yang terlihat sudah sangat membengkak sehingga membuat bagian jari yang dipasangi cincin sangat kecil. Logikanya, cincin ini tidak akan bisa dikeluarkan. Mereka kemudian memutuskan untuk memotong cincin dan karet gelang pada jari sang pria tersebut demi mengembalikan kondisi aliran darahnya menjadi normal.

Beruntung, meskipun infeksi yang terjadi pada tangan sang pria terlihat sangat parah, tidak ada satu jari pun yang harus diamputasi. Sang pria pun terus mendapatkan perawatan dan pengawasan dari rumah sakit demi memastikan jari-jarinya bisa pulih seperti sedia kala.

Memakai Perhiasan, Berbahaya atau Tidak?

Meski bisa membuat penampilan menjadi lebih baik atau meningkatkan rasa percaya diri, ada sebagian orang yang menganggap perhiasan, khususnya yang terbuat dari emas bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan. Bahkan, ada salah satu agama yang menyarankan kaum pria untuk tidak menggunakan emas karena dianggap sebagai sesuatu yang kurang baik.

Meski masih menjadi perdebatan banyak pakar kesehatan, dalam realitanya ada sebagian orang yang menyebut perhiasan emas bisa menyebabkan gejala kesehatan layaknya pusing kepala, mual-mual, hingga tidak enak badan. Menariknya, ada beberapa pengobatan alternatif yang justru menggunakan logam mulia layaknya emas atau batuan alam lainnya karena dianggap bisa mempengaruhi sistem saraf tubuh.

Situs Genius Beauty bahkan sampai menyebut emas bisa mempengaruhi fungsi otak manusia. Penggunaan emas dengan berlebihan disebut-sebut bisa menyebabkan gangguan saraf. Selain itu, ada anggapan yang menyebut penggunaan emas bahkan bisa meningkatkan risiko depresi karena kemampuannya dalam mempengaruhi fungsi otak.

Penggunaan cincin yang terlalu kecil juga dikhawatirkan bisa menyebabkan terganggunya sistem peredaran darah, khususnya yang ada di jari. Hal ini tentu akan menyebabkan sensasi tidak nyaman pada jari.

Khusus untuk mitos tentang ibu hamil yang dilarang memakai perhiasan emas, pakar kesehatan menyebut hal ini sebagai mitos belaka. Mereka masih boleh menggunakannya, asalkan tidak mengalami masalah alergi pada logam mulia seperti emas.

Beberapa penelitian menyebut ada potensi emas mampu membantu pengobatan kanker. Emas disebut-sebut bisa memberikan efek positif bagi kinerja obat-obatan kanker. Hanya saja, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut demi memastikan manfaatnya.

 

Sumber:

  1. Lim, Kimberly Anne. 2019. Thai man’s fingers swell and rot after wearing too many rings, charity steps in to help. com/asia/thai-mans-fingers-swell-and-rot-after-wearing-too-many-rings-charity-steps-help. (Diakses pada 30 Oktober 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi