Terbit: 30 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kasus virus corona yang merebak di berbagai negara masih cukup mengkhawatirkan. Masyarakat Indonesia juga cemas dengan kemungkinan virus ini masuk ke tanah air. Pakar kesehatan pun menyarankan kita untuk menjaga gaya hidup sehat dan memakai masker di tempat umum jika tidak ingin tertular virus corona. Hanya saja, masker apakah yang cocok untuk mencegah datangnya virus ini?

Masker Terbaik untuk Mencegah Virus Corona

Masker Pencegah Virus Corona

Terdapat dua jenis masker yang biasa kita gunakan, yakni masker bedah dengan warna seperti hijau, biru, dan warna lainnya, serta masker N95 yang disebut-sebut lebih baik. Masker ini bisa digunakan di tempat umum atau di tengah-tengah keramaian jika kita tidak ingin tertular penyakit, termasuk virus corona.

Berdasarkan penelitian di International Journal of Infectious Disease, disebutkan bahwa penggunaan masker memang bisa menurunkan risiko terkena penyakit seperti flu hingga 80 persen. Khusus untuk penularan virus corona, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga menyarankan siapa saja, termasuk masyarakat dan tenaga medis untuk mencegah penyebaran pathogen lewat udara dengan mengunakan masker.

Masker bedah atau surgical mask adalah masker sekali pakai yang bisa dengan mudah kita dapatkan di mini market, toko-toko, atau apotek. Harganya cukup terjangkau sehingga cukup banyak orang yang menggunakannya di tempat umum. Masker ini cukup efektif mencegah paparan percikan dari bersin atau batuk yang bisa saja membawa virus.

Sementara itu, masker N95 bisa menghambat partikel hingga berukuran cukup kecil yang mengandung virus. Masker ini bisa menyaring sekitar 95 persen partikel di udara. Hal ini berarti, masker ini bisa memberikan perlindungan lebih baik dari berbagai partikel atau virus.

Sebaiknya Memakai Masker N95 Demi Mencegah Penularan Virus Corona?

Pakar kesehatan menyebut masker N95 cukup efektif mencegah virus corona. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam menyaring partikel dengan ukuran yang lebih kecil. Selain itu, desainnya biasanya sudah disesuaikan dengan hidung dan mulut. Hanya saja, karena partikel yang disaring lebih kecil, kita juga akan mengalami efek seperti kurang lega saat bernapas. Hal ini berarti, penggunaannya sebaiknya tidak dilakukan sehari-hari.

Biasanya, mereka yang sangat dianjurkan untuk menggunakan masker ini adalah tenaga medis di rumah sakit yang ikut dalam penanganan pasien virus corona. Selain masker, biasanya mereka juga diminta memakai semacam pakaian pelindung hingga kaca mata khusus.

Penggunaan masker ini juga harus benar-benar cermat dan sesuai dengan aturan pakai. Jika masih bisa bernapas lega, besar kemungkinan kita tidak menggunakannya dengan benar.

Masker Bedah Sudah Cukup Untuk Mencegah Penularan Virus Corona?

Sebenarnya, belum ada anjuran dari pakar kesehatan bagi masyarakat untuk menggunakan masker N95 jika ingin mencegah virus corona. Hanya saja, jika ada kejadian darurat seperti kabut asap, masker ini memang jauh lebih direkomendasikan. Hal ini berarti, jika kita menggunakan masker bedah, sebenarnya sudah bisa mencegah virus corona, meskipun tentu saja kita harus lebih cermat dalam menggunakannya agar tidak sampai ada celah di antara hidung, pipi, atau dagu.

Masker ini juga harus digunakan sekali pakai saja. Jika kita sudah melepaskannya, pastikan untuk melepasnya di luar rumah dan segera menggantinya dengan yang baru jika membutuhkan masker lagi untuk keluar atau keperluan lainnya.

Pastikan untuk menggunakan masker ini di sisi yang tepat. Warna yang putih atau lebih muda adalah sisi yang menempel pada kulit. Selain itu, pastikan untuk mengatur masker agar bisa menutupi hidung dan mulut dengan baik sehingga udara yang dihirup telah disaring oleh masker tersebut.

 

Sumber

  1. Godoy, Maria. 2020. Face Masks: What Doctors Say About Their Role In Containing Coronavirus. https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2020/01/29/800531753/face-masks-what-doctors-say-about-their-role-in-containing-coronavirus. (Diakses pada 30 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi