Terbit: 1 October 2016 | Diperbarui: 23 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Untuk mendapatkan keturunan, lazimnya kita akan membutuhkan orang tua ayah dan ibu. Karena alasan inilah bayi akan memiliki DNA dari ayah dan ibu kandungnya. Namun, ada sebuah kasus yang berbeda yang terjadi di Meksiko dimana ada anak yang terlahir dengan tiga orang tua biologis! Bayi ini bahkan disebut sudah hidup selama lima bulan. Bagaimana mungkin bayi bisa berasal dari tiga orang tua biologis?

Kelahiran Bayi dengan Teknik Tiga Orang Tua Biologis Pertama Kali Terjadi di Meksiko

Pakar kesehatan menyebutkan jika bayi ini adalah yang pertama kali terlahir dengan teknik fertilitas dari tiga orang tua. Bayi yang diketahui berjenis kelamin laki-laki ini memiliki DNA dari kedua orang tuanya yang berasal dari Yordania dan juga sedikit kode genetic yang berasal dari orang lain yang menjadi donor. Mengapa teknik ini harus dilakukan? Ternyata ibu dari bayi ini memiliki kelainan genetic pada mitokondria, struktur yang ada pada sel tubuh yang bisa mengubah makanan menjadi energy, dan kelainan ini bisa saja menurun pada anaknya. Padahal, setiap orang tua tentu berharap anaknya terlahir dalam kondisi sehat dan tidak membawa kelainan apapun, bukan?

Keluarga dari Yordania ini memang diketahui memiliki kelainan genetik yang disebut sebagai Sindrom Leigh yang bisa membuat kelainan saraf yang sangat parah dan bisa muncul pada saat bayi berusia satu tahun. Sang ibu bahkan sudah mengalami empat kali keguguran dan kematian pada dua bayi yang sudah terlahir, yakni usia 8 bulan dan 6 tahun. Karena tidak ingin mengalami masalah ini kembali, maka sang orang tua pun memutuskan untuk memakai teknik fertilitas tiga orang tua ini.

Dikarenakan hukum di Amerika Serikat masih melarang penggunaan teknik ini, tim dokter yang dipimpin dr John Zhang dari New Hope Fertility Center, New York, pun akhirnya memilih untuk terbang ke Meksiko untuk melakukan teknik ini pada sang orang tua. Semua DNA vital dari sel telur ibu pun diambil bersama dengan mitokondria sehat dari pendonor sel telur untuk kemudian diciptakan sel telur baru yang lebih sehat. Setelah itu, barulah sel telur sehat ini dibuahi oleh sel sperma ayah. Hasilnya adalah, bayi yang terlahir memiliki DNA ayah dan ibu sekaligus 0,1 persen DNA dari pendonor.

Metode ini sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 90-an dan bahkan sudah banyak pakar kesehatan yang mengembangkannya di Inggris. Namun, banyak otoritas kesehatan di berbagai Negara yang menyebutkan jika metode ini melanggar banyak etika dan cukup sering mengalami kegagalan. Namun, melihat adanya keberhasilan ini, dr. Zhang pun berjanji akan menjelaskan semua pertanyaan yang berkaitan dengan etika dari metode ini pada American Society for Reproductive Medicine yang akan berlangsung Oktober 2016 mendatang.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi