Terbit: 26 August 2019 | Diperbarui: 30 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kabar duka datang dari Ipda Erwin Yudha Wildani, aparat kepolisian dari Polres Cianjur. Ipda Erwin yang terbakar saat sedang mengawal aksi demo mahasiswa di Cianjur pada Kamis, 15 Agustus 2019 kemarin mengembuskan napasnya yang terakhir. Kondisi luka bakarnya yang lebih dari 85 sulit untuk ditangani meski sudah dirawat secara intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.

Ipda Erwin yang Terbakar Saat Kawal Demo di Cianjur Tutup Usia

Ipda Erwin meninggal setelah mengalami luka bakar yang sangat parah

Kabag Sumda Polres Cianjur, Kompol Agustomi menyebut kondisi Ipda Erwin memang cenderung semakin menurun sejak Minggu, 25 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB. Ia mengalami komplikasi berupa terus naiknya kadar gula darah dan kadar HB yang rendah.

Ipda Erwin adalah satu dari tiga aparat yang terbakar saat mengawal aksi demo mahasiswa. Saat akan memadamkan api, tiba-tiba saja ada yang menyiram bensin sehingga membuat mereka terbakar. Kondisi Ipda Erwin paling parah karena sampai membuat pembuluh darahnya terbuka. Setelah sempat dirawat di RS Polri, Ipda Erwin pun langsung dipindah ke RSPP demi mendapatkan penanganan medis yang lebih baik.

Kondisi Ipda Erwin sempat stabil namun kemudian mulai memburuk. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pembengkakan parah pada saluran pernapasannya. Meski sudah ditangani oleh para ahli, nyawanya tak lagi bisa ditolong.

Berbagai faktor yang bisa mempengaruhi harapan hidup korban luka bakar

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi harapan hidup korban luka bakar sebagaimana Ipda Erwin.

Berikut adalah beberapa di antaranya.

  1. Tingkat keparahan luka

Hal yang paling mempengaruhi harapan hidup korban luka bakar adalah tingkat keparahan lukanya. Jika luka bakar sangat parah dan luas sehingga mempengaruhi saluran pernapasan, maka peluang untuk bertahan hidup pun sangat kecil, apalagi jika korban juga mengalami kondisi kesehatan lainnya.

Usia korban juga bisa ikut mempengaruhi harapan hidupnya. Jika korban berusia lanjut, harapan untuk hidup biasanya lebih kecil jika dibandingkan dengan korban berusia muda.

  1. Waktu penanganan

Jika luka bakar cukup parah dan harus segera dioperasi, maka waktu operasi ini bisa memberikan pengaruh yang besar bagi harapan hidup korban luka bakar. Jika pengangkatan jaringan mati bisa segera dilakukan, diharapkan kondisi korban bisa segera stabil dan tidak mudah terkena infeksi.

Operasi yang dilakukan dalam jangka waktu 72 jam setelah mengalami luka bakar bisa membantu meningkatkan harapan hidup korban, namun hal ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya.

  1. Infeksi

Masalah yang paling umum terjadi pada korban luka bakar adalah terjadinya infeksi. Tubuh yang dipenuhi dengan luka akan rentan mengalami infeksi dari bakteri, apalagi jika sampai pembuluh darah ikut terbuka. Jika sampai hal ini terjadi, risiko terkena sepsis dan pneumonia pun akan meningkat.

  1. Tempat korban dirawat

Semakin baik rumah sakit yang menjadi tempat penanganan korban luka bakar, semakin besar harapan hidup korban. Jika rumah sakit memiliki kelengkapan peralatan atau tenaga medis untuk memberikan perawatan pada korban, maka diharapkan kondisi luka bakar dan komplikasinya bisa ditangani dengan lebih baik.

  1. Kondisi mental korban

Banyak korban luka bakar yang mampu bertahan hidup namun harus merelakan dirinya mengalami kecacatan di sisa hidupnya. Jika sampai hal ini terjadi, maka risiko untuk terkena depresi juga akan ikut meningkat. Selain itu, rasa sakit yang disebabkan oleh luka yang sangat parah juga bisa semakin menurunkan kondisi mental korban. Hal ini bisa berpengaruh besar bagi harapan hidup korban.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi