Terbit: 18 February 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan tanah air. Suami dari penyanyi dan aktris film Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair meninggal dunia pada Selasa, 18 Februari 2020. Ashraf Meninggal di usia yang cukup muda, yakni 40 tahun.

Suami BCL, Ashraf Sinclair Meninggal karena Serangan Jantung

Serangan Jantung Jadi Penyebab Ashraf Sinclair Meninggal Dunia

Kabar meninggalnya Ashraf diungkap oleh manajer BCL, Doddy. Dalam informasi yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa pria asal Malaysia ini meninggal pada pukul 04.51 WIB. Doddy juga menyebut Ashraf meninggal karena serangan jantung.

Ashraf adalah pria yang terlahir di Croydon, Inggris, pada 18 September 1979 silam. Di negara asalnya, Malaysia, Ashraf sudah dikenal sebagai aktor. Ashraf kemudian aktif berakting di berbagai sinetron di Indonesia. Namanya juga semakin terkenal setelah menikah dengan Bunga Citra Lestari pada 2008 silam.

Ashraf meninggalkan BCL dan satu orang anak berusia 9 tahun bernama Noah Sinclair.

Penyebab Serangan Jantung

Pakar kesehatan menyebut serangan jantung terjadi akibat aliran darah menuju jantung tiba-tiba saja tersumbat atau terhenti. Hal ini membuat otot jantung tidak mendapatkan oksigen, sehingga memicu kematian sel-sel. Di dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai infark miokard yang berpotensi mematikan jika tak kunjung ditangani.

Pakar kesehatan menyebut serangan jantung lebih sering terjadi pada pria dengan usia lebih dari 45 tahun dan wanita dengan usia lebih dari 55 tahun. Mskipun demikian, jika kita sudah memiliki faktor risiko lebih besar terkena serangan jantung seperti aterosklerosis, hipertensi, dan kolesterol tinggi, risiko mengalaminya di usia lebih muda akan semakin meningkat.

Mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah kardiovaskular, jarang berolahraga, sering terpapar stres, dan mengalami obesitas juga rentan terkena masalah kesehatan ini.

Selain itu, terdapat beberapa penyebab tak terduga dari serangan jantung. Sebagai contoh, mereka yang menderita penyakit autoimun psoriasis memiliki risiko terkena masalah kesehatan ini lebih tinggi dua atau tiga kali lipat. Hal ini disebabkan oleh peradangan pada pembuluh darah arteri. Selain itu, sering terpapar polusi udara juga bisa menjadi pemicunya.

Cara Menghindari Serangan Jantung

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara yang bisa kita lakukan demi mencegah serangan jantung. Berikut adalah cara menghindari risiko serangan jantung:

1. Menjaga Berat Badan

Meski terlihat sepele, pakar kesehatan menyebut berat badan ideal bisa membantu mencegah datangnya serangan jantung dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya risiko terkena peradangan dan kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah yang lebih baik.

2. Menjaga Pola Makan

Kurangi asupan makanan berlemak, tinggi garam, atau gorengan. Sebaliknya, sebaiknya kita memperbanyak asupan makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan.

3. Mengelola Stres

Stres bisa memicu peradangan yang bisa berimbas pada tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi. Jika tak kunjung ditangani dengan baik, hal ini akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Kelola stres dengan cara bersantai, rutin berlibur, atau setidaknya melakukan hobi yang disukai.

4. Tidak Merokok

Merokok adalah salah satu faktor utama penyebab datangnya serangan jantung. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kandungan beracun di dalamnya yang bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, salah satu faktor pemicu serangan jantung.

5. Menghindari Alkohol

Minuman beralkohol juga bisa merusak pembuluh darah dengan signifikan. Pastikan untuk tidak lagi mengonsumsinya demi mencegah serangan jantung.

6. Rutin Memeriksakan Kondisi Kesehatan

Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, kolesterol, dan gula darah bisa membantu kita menjaga gaya hidup sehat demi mencegah serangan jantung dan penyakit berbahaya lainnya.

 

  1. Beckerman, James. 2018. 7 Ways to Help Prevent Heart Disease. https://www.webmd.com/heart-disease/understanding-heart-disease-prevention/. (Diakses pada 18 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi