DokterSehat.Com- Salah satu aktor pemeran video porno “Vina Garut” yang sempat menggegerkan masyarakat, A alias Rayya dikabarkan meninggal dunia hari ini, Sabtu 7 September 2019 pukul 03.00 WIB. Rayya diketahui mengidap HIV.
Pemeran Video Vina Garut Meninggal Setelah Menderita HIV
Rayya adalah mantan suami dari pemeran wanita dalam video porno tersebut. Sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Garut, Jawa Barat, Rayya diketahui mengembuskan napasnya yang terakhir di Perumahan Al-Kautsar, Garut, kawasan tempat tinggal ibunya.
“Benar, kami baru saja mendapatkan kabar ini dari ketua RT tempat A tinggal,” terang Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng.
Ketua Rukun Warga (RW) setempat, Anwar Yunus, menyebut Rayya baru tinggal di kawasan tersebut selama dua bulan. Awalnya, Anwar dan warga setempat tidak tahu menahu soal tempat tinggal Rayya sebelumnya. Hanya saja, setelah video “Vina Garut” viral, mereka kemudian baru mengetahuinya.
Saat datang ke rumah ibunya, Rayya sudah dalam kondisi sakit-sakitan. Ibunya yang kemudian mengurus kondisi Rayya, termasuk membawanya ke rumah sakit.
“Mungkin saat pindah ke sini ia sudah tahu kalau sudah dibidik polisi karena video itu. Ia sangat jarang keluar rumah karena kondisinya yang sakit,” ucap Anwar.
Rayya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Istri Rayya, V, yang merupakan pemeran utama dari video ini juga sudah ditangkap. Hanya saja, aparat kepolisian masih memburu dua pria lain yang juga ikut dalam pembuatan video tak senonoh ini.
Berbagai Komplikasi Akibat HIV
HIV adalah masalah kesehatan yang dipicu oleh human immunodeficiency virus. Virus ini akan membuat sistem imun tubuh semakin melemah sehingga rentan terkena infeksi atau penyakit. Karena alasan inilah penderita HIV rentan terkena penyakit yang mematikan.
Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa muncul akibat HIV.
-
Tuberkulosis
Penyakit yang paling sering menyerang penderita HIV adalah tuberkulosis. Penyakit ini dipicu oleh bakteri berjenis mycobacterium tuberculosis. Penderita HIV yang memiliki sistem imun yang rendah sangat rentan terkena infeksi bakteri ini. Bahkan, risikonya 10 kali lebih besar dibandingkan dengan orang biasa.
Pakar kesehatan menyebut tuberkulosis sebagai penyebab utama dari kematian dini para penderita HIV di seluruh dunia.
-
Pneumocystis Pneumonia
Pneumocystis pneumonia terjadi akibat peradangan dan terkumpulnya cairan pada paru-paru. Penyebabnya adalah infeksi jamur berjenis pneumocystis jiroveci. Jamur ini bisa masuk melalui udara.
Bagi orang sehat, kondisi ini bisa diatasi dalam waktu tiga atau empat tahun, namun bagi penderita HIV yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, akan rentan mengalami kematian jika sampai mengidapnya.
-
Kanker
Penderita HIV jauh lebih rentan terkena kanker, khususnya kanker kelenjar getah bening limfoma non-hodgkin dan kanker kaposi’s sarcoma. Khusus untuk kanker kelenjar getah bening limfoma non-hodgkin, kanker ini cenderung sangat mudah menyebar ke organ-organ lain layaknya tulang dan hati. Hal ini akan bisa memicu kematian dini.
-
Sindrom Wasting
Pengidap HIV akan cenderung rentan mengalami sindrom wasting yang membuat berat badan turun dengan drastis. Hal ini biasanya ditandai dengan diare yang berlangsung cukup lama, kelelahan ekstrem, hingga demam tinggi. Sindrom ini bisa memicu infeksi dan kematian dini.
-
Demensia
Penderita HIV ternyata juga rentan menyebabkan gangguan otak dan mental. Hal ini disebabkan oleh infeksi yang bisa saja mencapai saraf dan akhirnya memicu gangguan fungsi kognitif dan demensia. Masalahnya adalah demensia tak hanya akan membuat daya ingat menurun. Hal ini bisa saja membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk berfungsi sebagaimana mestinya dan memicu kejang-kejang.
Sumber:
- Iqbal, Mochammad. 2019. Sebelum Meninggal, Pemeran Pria ‘Vina Garut’ Dirawat Ibunda di Rumah. merdeka.com/peristiwa/sebelum-meninggal-raya-pemeran-pria-vina-garut-dirawat-ibunda-di-rumah.html. (Diakses pada 7 September 2019).