DokterSehat.Com – Masalah infertilitas yang dialami oleh pria tidak hanya disebabkan oleh gangguan kesehatan seperti kanker atau ada kelainan pada testis saja. Ketidakmampuan sperma membuahi sel telur juga bisa terjadi ketika pria mengalami obesitas dengan tingkat lemak di dalam tubuhnya cukup tinggi.
Obesitas pada pria menyebabkan tekanan darah di dalam tubuhnya tidak teratur. Selanjutnya peredaran darah juga berjalan terhambat dan mengganggu ereksi. Lebih lanjut, seseorang dengan kondisi obesitas juga mengalami peningkatan risiko serangan jantung dan juga diabetes.
Hubungan obesitas dan infertilitas
Mungkin Anda akan bertanya, bagaimana obesitas bisa berpengaruh pada sperma yang dihasilkan oleh pria? Selama pria masih menghasilkan sperma dalam jumlah banyak, kehamilan tetap bisa terjadi bukan?
Memang benar, pria dengan obesitas masih menghasilkan sperma, tapi jumlahnya tidak banyak. Secara mikroskopis, jumlah spermanya akan menurun baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Penurunan ini terjadi karena tingkat hormon testosteron di dalam tubuh akan menurun. Kalau hormon ini sampai turun, produksi sperma akan terganggu sehingga peluang mendapatkan kehamilan akan semakin turun. Selanjutnya, pria juga akan mengalami penurunan libido yang signifikan.
Mengatasi sperma yang rusak
Untuk mengatasi sperma yang rusak karena kadar lemak yang tinggi di dalam tubuh, pria bisa mulai mengubah pola dietnya. Mereka harus banyak mengonsumsi makanan yang mendung protein dan serat. Selanjutnya lemak yang digunakan juga jenis nabati yang sehat seperti minyak zaitun.
Lebih lanjut, seseorang yang memiliki kadar lemak tinggi di dalam tubuh juga disarankan untuk melakukan olahraga secara rutin. Melakukan olahraga akan membuat tubuh jadi lebih sehat dan kadar lemak berlebih perlahan-lahan turun karena terus dibakar menjadi energi.
Nah, beginilah proses obesitas merusak sperma yang dihasilkan oleh tubuh. Semoga bisa Anda gunakan sebagai rujukan.