Terbit: 16 January 2018
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Seorang balita bernama Camdyn Holger lahir dengan gangguan pendengaran moderat sedang sampai berat pada bulan Agustus 2017, yang berarti dia bisa mendengar di bawah tingkat teriakan.

Bayi Tunarungu Ini Menggemaskan Saat Pertama Kali Mendengar Suara Ibunya

Photo Credit: Dailymail.co.uk

Namun pada bulan November, setelah berbulan-bulan melakukan perawatan dokter, dia dapat merespons suara untuk pertama kalinya dengan bantuan alat bantu dengar.

Ekspresi wajah Camdyn beralih dari kebingungan menjadi gembira saat mendengar ibunya (20), Vanessa, saat mengatakan “hei!” dalam sebuah video menyentuh itu, yang diunggah beberapa hari lalu.

Vanessa menggambarkan beberapa detik itu sebagai momen yang cantik, mengemaskan, spesial dan mengagumkan. Semuanya berjalan sesuai rencana saat melahirkan dan Camdyn lahir sebagai bayi yang sehat.

Tapi ibunya menjadi khawatir saat gagal dalam pemeriksaan pendengaran bayi yang baru lahir itu.

Ibu dua anak ini tidak memiliki riwayat kehilangan pendengaran keluarga, diberitahu untuk tidak khawatir karena sangat sedikit dari 10 persen bayi yang gagal dalam tes ini mengalami gangguan pendengaran permanen. Alasannya berkisar dari cairan di telinga, gerakan kepala hingga menangis.

Sang ibu memiliki bentuk diabetes langka bernama Maturing Onset Diabetes of the Young (MODY), meyakini kondisinya dan tingkat insulin selama kehamilan mungkin berhubungan dengan gangguan pendengaran Camdyn, karena tingkat insulin rendah atau tinggi diketahui dapat menyebabkan cacat lahir.

“Tingkat insulin saya meningkat selama kehamilan. Saya harus memberikan suntikan insulin di pagi hari, di malam hari dan sebelum saya makan makanan apapun,” kata ibu Camdyn kepada Daily Mail Online.

Ibu Camdyn kemudian menjadwalkan pertemuan dengan audiolog di Oregon di mana mereka mendiagnosis Camdyn dengan gangguan pendengaran sensorineual bilateral moderat sampai berat, sebuah gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa.

Pada bulan November, Camdyn menerima alat bantu dengar barunya.

“Kami sangat senang bisa berbagi videonya dengan senyuman dan reaksinya,” kata Vannesa.

“Kami melihat banyak video serupa tentang alat bantu dengar bayi yang banyak membantu kami untuk menantikan hari itu dan kami ingin video kami di luar sana untuk membantu keluarga lain menjalani hal yang sama,” sambungnya.

Vannesa mengatakan Camdyn tidak benar-benar tuli, dia bisa mendengar samar-samar ketika saat orang menjerit atau meninggikan suara mereka, namun alat bantu dengar memungkinkan Camdyn mendengar orang ketika mereka berbicara kepadanya di tingkat volume yang normal.

Meskipun kondisi Vannesa tidak berdampak buruk pada kehamilan pertamanya, dia yakin hal itu mungkin merupakan faktor gangguan pendengaran Camdyn.

MODY –yang menyumbang hanya dua persen dari semua kasus diabetes di AS, membatasi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, MODY membatasi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin, sebuah hormon yang memainkan peran penting dalam pengaturan kadar gula darah.

Vanessa secara rutin menyuntikkan dua jenis insulin sebagai bagian dari perawatannya – Levimir dan Humalog, namun persyaratan insulin bervariasi selama kehamilan, menurut Skema Pelayanan Diabetes Nasional.

Biasanya, tingkat kebutuhan insulin wanita bisa turun sampai akhir trimester pertama mereka. Persyaratan ini biasanya mulai meningkat selama kehamilan pertengahan sampai akhir.

Dalam beberapa kasus, wanita diminta menyesuaikan kadar insulin mereka.

Pengelolaan diabetes yang buruk selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir dan masalah lainnya bagi bayi, menurut Centers for Disease Control and Prevention.

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (CDC), dua sampai tiga persen anak-anak di AS terlahir dengan tingkat pendengaran yang terdeteksi pada kedua telinga.

CDC mengatakan bahwa penyebabnya tidak diketahui 25 persen di antaranya.

Tapi sekitar 75 persen anak-anak dengan Diabetes Mental Maternal dan Ketulian (MIDD) mengalami gangguan pendengaran sensorineural.

Holger sedang menunggu hasil tes genetika yang dilakukan pada Camdyn untuk melihat bagaimana kondisinya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi