Terbit: 6 October 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Batu kandung kemih adalah batu yang terbentuk dari mineral dalam urine di kandung kemih. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Batu Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan

Apa itu Batu Kandung Kemih?

Batu kandung kemih adalah gumpalan mineral dan protein yang membentuk kristal atau batu di dalam kandung kemih. Kandung kemih adalah sistem saluran kencing yang menampung urine.

Kristal dapat terbentuk jika kandung kemih tidak dikosongkan sepenuhnya setelah buang air kecil. Ini membuat sisa urine mengendap dan mineral di dalam cairan berubah menjadi kristal.

Batu berukuran kecil mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, jika batu mengiritasi dinding atau menyumbat aliran urine dapat menyebabkan nyeri dan kesulitan saat buang air kecil. Jika mengalami penyumbatan tersebut, batu harus dikeluarkan.

Tanda dan Gejala Batu Kandung Kemih

Awal kondisi ini biasanya tidak langsung menimbulkan gejala, tetapi jika batu mengganggu dinding kandung kemih atau menghalangi urine keluar dapat menyebabkan sejumlah gejala.

Berikut ini beberapa gejala batu kandung kemih:

  • Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
  • Kencing berdarah (hematuria).
  • Sulit buang air kecil.
  • Inkontinensia urine, ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil.
  • Ketidaknyamanan atau nyeri penis pada pria.
  • Merasa ingin buang air kecil terus menerus, terutama di malam hari.
  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Urine berwarna gelap atau lebih pekat.
  • Sering terjadi infeksi saluran kemih (ISK).

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter bila mengalami salah satu dari gejala batu kandung kemih yang telah dijelaskan di atas, terutama jika mengalami sakit perut yang terus-menerus, buang air kecil lebih sering, atau kencing berdarah.

Gejala tersebut belum tentu disebabkan oleh pembentukan gumpalan mineral dalam kandung kemih, sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Batu Kandung Kemih

Batu kandung kemih adalah pembentukan mineral dan protein yang dimulai saat sisa urine tertinggal di kandung kemih setelah buang air kecil. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi medis yang membuat kandung kemih tidak sepenuhnya kosong saat kencing.

Sejumlah kondisi yang menjadi penyebab batu kandung kemih, termasuk:

  • Kandung kemih neurogenik. Jika saraf yang terletak di antara kandung kemih dan sistem saraf yang rusak (misalnya karena stroke atau cedera tulang belakang), kandung kemih mungkin tidak kosong sepenuhnya.
  • Pembesaran prostat. Prostat yang mengalami pembesaran dapat menekan uretra dan menyebabkan menghambat aliran urine keluar, sehingga menyisakan urine di kandung kemih.
  • Batu ginjal. Batu ginjal dapat berpindah ke ureter dan jika ukurannya terlalu besar untuk dikeluarkan, akan tetap bertahan di kandung kemih dan menyebabkan penyumbatan aliran urine.
  • Divertikula kandung kemih. Kantung dapat terbentuk di dalam kandung kemih. Jika kantung tumbuh menjadi besar, ini dapat menghambat urine dan mencegah kandung kemih dikosongkan sepenuhnya.
  • Peradangan kandung kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) atau menjalani terapi radiasi dapat menyebabkan kandung kemih membesar, yang menyebabkan peradangan kandung kemih. ISK adalah penyebab pembentukan batu yang paling umum.
  • Sistokel: Kondisi yang diderita pada wanita ini dapat terjadi ketika dinding kandung kemih melemah karena mengejan atau melahirkan, menyebabkan kandung kemih turun ke dalam vagina. Ini menyebabkan aliran urine menjadi tersumbat.
  • Alat kesehatan. Gumpalan mineral dan protein di kandung kemih dapat terbentuk di alat medis seperti kateter, selang tipis yang membantu mengosongkan kandung kemih.
  • Pola makan. Kekurangan asupan cairan, pola makan tinggi lemak, gula, dan garam yang juga kekurangan vitamin A dan B dapat menyebabkan pembentukan batu. Kekurangan protein dalam makanan dan kadar kalsium dalam urine juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Baca Juga: Batu Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Faktor Risiko Batu Kandung Kemih

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko gumpalan mineral dan protein dalam kandung kemih, di antaranya:

  • Jenis kelamin. Mayoritas orang yang mengembangkan penyakit ini adalah pria daripada perempuan, terutama pria yang mengalami masalah prostat.
  • Usia. Pria berusia 80 tahun memiliki risiko yang jauh lebih tinggi. Namun, pria berusia 30 tahun yang tinggal di negara industri juga dapat terkena penyakit ini. Anak-anak yang tinggal di negara berkembang juga rentan, karena sering kali tidak cukup cairan dan pola makan yang cenderung buruk.
  • Kelumpuhan. Orang dengan cedera tulang belakang yang serius dan kehilangan kontrol otot di panggul tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Bladder outlet obstruction (obstruksi outlet kandung kemih). Ini adalah kondisi yang menghambat aliran urine keluar dari kandung kemih. Ada beberapa penyebab kandung kemih tersumbat, yang paling sering adalah pembesaran prostat.
  • Operasi augmentasi kandung kemih. Jenis operasi yang untuk mengobati inkontinensia urine pada wanita dapat menyebabkan pembentukan batu.

Diagnosis Batu Kandung Kemih

Jika Anda diduga mengembangkan mineral dan protein dalam kandung kemih, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa perut bagian bawah untuk memeriksa kandung kemih.

Tes lainnya mungkin disarankan dokter untuk memastikan batu kandung kemih dengan akurat, tes ini termasuk:

  • Sistoskopi. Tes dilakukan dengan memasukan selang tipis berkamera kecil (sistoskopi/cystoscope) melalui uretra ke dalam kandung kemih. Alat ini dapat memperlihatkan gambar bagian dalam kandung kemih, sehingga memudahkan dokter mendeteksi keberadaan batu.
  • Pencitraan. Tes ini dapat membantu menemukan lokasi, ukuran batu, dan melihat adanya penyumbatan urine. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan computed tomography scan (CT scan), sinar X, atau ultrasound.
  • Tes urine. Ini adalah pengambilan sedikit sampel urine, kemudian diperiksa untuk menemukan sesuatu yang tidak normal dan untuk melihat apakah ada kemungkinan mengalami infeksi saluran kemih.

Pengobatan Batu Kandung Kemih

Jika memiliki batu berukuran kecil, ini mungkin dapat diatasi hanya dengan minum banyak air agar keluar sendiri. Tetapi jika tidak dapat mengosongkan kandung kemih, cara ini tidak efektif.

Jika batu tidak keluar sendiri, dokter mungkin menyarankan cara mengatasi batu kandung kemih berikut:

1. Memecah Batu Menjadi Beberapa Bagian

Ini adalah prosedur pengobatan yang disebut cystolitholapaxy. Awalnya dokter akan melakukan sistoskopi untuk menemukan batu, langkah berikutnya dilakukan ultrasound, laser, atau alat kecil untuk memecah batu dan mengeluarkan potongan-potongan kecil. Prosedur ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi.

2. Operasi

Jika ukuran batu terlalu besar untuk dipecah menggunakan cystolitholapaxy, ini memerlukan operasi untuk membuka kandung kemih dan mengeluarkannya. Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan di perut untuk mengeluarkan batu.

Komplikasi

Meskipun batu berukuran kecil tidak menunjukkan gejala apa pun, namun jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya:

  • Disfungsi kandung kemih kronis. Kondisi dapat menyebabkan sering buang air kecil yang menyakitkan dan ketidaknyamanan. Terkadang, batu dapat sepenuhnya menghalangi urine keluar.
  • Infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi bakteri berulang di saluran kemih yang mungkin disebabkan pembentukan batu. ISK adalah infeksi pada sistem kemih, termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Sebagian besar infeksi terkait saluran kemih bagian bawah, yakni kandung kemih dan uretra.

Baca Juga: Batu Empedu: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Pencegahan Batu Kandung Kemih

Jika pernah mengalami kondisi ini, ada kemunginan kembali mengambangkan pembentukan batu. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan, di antaranya.

  • Perbanyak minum cairan menjadi 2-3 liter dalam sehari untuk menurunkan konsentrasi urine.
  • Mengosongkan kandung kemih secara teratur.
  • Jangan menunda atau menahan buang air kecil.
  • Jika tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya untuk pertama kali, kembali buang air kecil setelah 10-20 detik. Cara ini disebut berkemih ganda dan membantu mengosongkan kandung kemih dengan lebih efisien.
  • Menghindari sembelit.
  • Mengobati pembesaran prostat untuk mencegah pembentukan divertikula.

 

  1. Anonim. 2018. Bladder stones. https://www.nhs.uk/conditions/bladder-stones/. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  2. Anonim. 2018. What Are Bladder Stones?. https://www.webmd.com/kidney-stones/what-are-bladder-stones#1. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  3. Anonim. 2017. Bladder Stones (Bladder Calculi). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16312-bladder-stones-bladder-calculi. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  4. Anonim. 2019. Bladder stones. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-stones/symptoms-causes/syc-20354339. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  5. Macon, Brindles L. 2018. Bladder Stones: Pain, Symptoms, Treatments, and More. https://www.healthline.com/health/bladder-stones. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  6. Newman, Tim. 2017. All about bladder stones. https://www.medicalnewstoday.com/articles/184998. (Diakses pada 6 Oktober 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi