DokterSehat.Com – Perkembangan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan internet telah berkembang dengan sangat pesat. Kini, kita bahkan bisa dengan mudah menemukan anak kecil yang sudah bisa bermain gadget atau mencari video di internet. Sayangnya, kemudahan akses internet ini juga memberikan dampak yang buruk dimana anak bisa saja mengenal pornografi. Hal ini ternyata sangatlah berbahaya!
Pakar psikologi Elly Risma menyebutkan jika perkembangan teknologi, khususnya tanpa adanya pengendalian orang tua, akan membuat anak menjadi lebih mudah mengenal pornografi dan kekerasan sejak dini. Tanpa disadari, hal ini akan berpengaruh besar pada gaya hidupnya yang semakin tidak sehat. Bahkan, hal ini bisa membuat anak beresiko menjadi korban atau pelaku kekerasan atau bahkan kejahatan seksual. Elly menyebutkan jika jaringan otak pada anak masih belum sempurna layaknya yang dimiliki oleh orang dewasa. Karena alasan inilah anak akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Tentu aka nada kekhawatiran jika anak akan meniru konten pornografi atau kekerasan jika mereka pernah melihatnya, bukan?
Anak akan cenderung penasaran pada apa yang tidak mereka tahu dan pada akhirnya menikmati pornografi mengingat pornografi ternayta mampu memicu pelepasan dopamine pada otak sehingga apda akhirnya akan membuat anak kecanduan pornografi secara berlebihan. Pada akhirnya, pengetahuan akan seksual akan menjadi bertambah pada usia anak yang seharusnya belum mengetahui hal ini. Alhasil, kejahatan seksual pun bisa terjadi pada usia anak yang masih anak muda.
Elly menyebutkan jika ada 3.971 kasus kekerasan seksual pada kaum wanita dan anak-anak di seluruh Indonesia. Kekerasan ini bisa berupa kata-kata, pesan lewat gadget, atau bahkan perilaku yang menyimpang layaknya mengintip atau memaksa orang lain untuk melakukan hal-hal yang berbau seksual. Dalam beberapa kasus, anak bahkan sudah mau melakukan hal-hal yang berbau seksual dengan temannya karena hal ini.
Demi menghindari hal ini, pengawasan orang tua jelas menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan. Tak hanya itu, pendidikan moral dan seksualitas harus diberikan secara berimbang sehingga anak mengerti betapa bahayanya kecanduan pornografi sejak kecil sehingga mau menghindarinya.