DokterSehat.Com- Keputihan adalah sebuah masalah yang kerap dialami oleh organ intim wanita. Keputihan sendiri ditandai dengan keluarnya cairan putih dari liang vagina. Selain itu, keputihan juga ditandai dengan aroma yang tidak sedap serta rasa gatal yang ditimbulkan. Keputihan sendiri dibedakan menjadi dua jenis, pertama adalah keputihan normal, lantas yang kedua adalah keputihan abnormal.
Kalau keputihan normal, masih bisa ditangani dengan cara-cara konvensional seperti rajin membersihkan area intim serta menjaga istirahat dan pola makan. Namun, yang menjadi serius adalah jika Anda mengalami keputihan abnormal atau yang biasa disebut patologis. Keputihan ini ditandai dengan keluarnya cairan yang lebih kental lengket dan berbau busuk yang membuat Anda menjadi tidak nyaman.
Nah, yang perlu Anda ketahui bahwasanya keputihan abnormal memiliki dampak atau bahaya yang cukup serius jika dibiarkan. Berikut 3 bahaya keputihan abnormal:
- Ketidaksuburan
Salah satu dampak dari keputihan abnormal adalah mengganggu tingkat kesuburan Anda. Hal tersebut dikarenakan penumpukan bakteri yang merusak sel-sel serta hormon pada area kewanitaan. Jika tidak ditangani, keputihan ini akan sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa. Maka dari itu, jangan pernah sepelekan jika Anda mengalami keputihan abnormal. Segeralah periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
- Nyeri Berkelanjutan
Umumnya, saat mengalami keputihan abrnomal Anda akan merasakan nyeri pada area kewanitaan, perut, serta pinggul. Hal tersebut dikarenakan telah terjadi infeksi yang cukup serius oleh bakteri atau jamur yang bersarang. Bahkan, yang lebih parah lagi Anda akan merasakan nyeri saat buang air kecil. Hal tersebut tentunya sangat menyiksa dan sebaiknya segera tangani sebelum terlambat.
- Kematian
Jangan pernah disepelakan, beberapa kasus terjadi seorang wanita sampai kehilangan nyawa akibat keputihan abnormal yang dibiarkan. Sebab, keputihan abnormal bisa picu datangnya kanker rahim serta penyakit kelamin berbahaya lainnya. Hal itu terjadi karena cairan infeksi tersebut tersebar ke rongga rahim lalu melebar ke saluran indung telur dan beberapa jaringan lainnya.