Terbit: 22 January 2020 | Diperbarui: 25 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Saat mengalami menstruasi, wanita akan mengeluarkan darah dari peluruhan dinding rahim. Aroma darah yang keluar saat menstruasi bisa bervariasi. Ada yang aromanya mirip sekali dengan metal, sesuatu yang buruk, atau aroma lainnya. Kondisi ini bisa saja wajar atau malah tanda dari gangguan yang terjadi di dalam vagina dan sistem reproduksi.

Seperti Apa Aroma Darah Saat Menstruasi?

Jenis Aroma Menstruasi pada Wanita

Aroma darah saat menstruasi tidak sama. Kadang ada aroma biasa dan kadang sangat busuk. Nah, karena beberapa aroma bisa jadi tanda sesuatu yang berbahaya untuk tubuh, ada baiknya menyimak beberapa jenisnya di bawah ini.

  1. Aroma Metalik atau Logam

Aroma metalik atau logam adalah salah aroma yang umum terjadi pada wanita yang sedang menstruasi. Aroma ini normal dan Anda tidak perlu mengkhawatirkannya. Pada dasarnya darah yang keluar dari tubuh akan mengandung zat besi sehingga  aroma logamnya akan tercium cukup kuat.

Kalau aroma logam yang keluar dari vagina, artinya sanitasi yang Anda lakukan sudah benar. Biasanya kalau terjadi masalah pada tubuh khususnya di vagina, aroma yang dikeluarkan akan berubah dengan cepat dan ada tanda lain seperti gatal atau panas.

  1. Aroma Busuk

Aroma busuk yang keluar dari darah menstruasi bisa saja karena Anda jarang mengganti tampon yang berada di dalam. Kalau tampon tidak segera dikeluarkan, aroma busuk akan semakin mudah keluar dan membuat Anda tidak nyaman. Apalagi aromanya sampai menguar ke mana-mana.

Cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memperhatikan kondisi vagina dengan baik. Kalau aroma busuk semakin sering muncul, coba evaluasi terkait dengan kebiasaan Anda dalam membersihkan diri termasuk saat berhubungan badan.

  1. Aroma Manis

Aroma manis juga bisa muncul saat Anda sedang menstruasi. Aroma ini tidak perlu dikhawatirkan karena bukan tanda gangguan atau penyakit. Selama Anda tidak mengalami gangguan lain, pemeriksaan ke dokter tidak perlu sampai dilakukan. Cukup jaga sanitasinya dengan baik.

Aroma yang manis biasanya keluar dari bakteri yang hidup di dalam vagina. Pada lingkungan yang asam, bakteri akan mengeluarkan aroma manis. Oh ya kalau aroma manisnya pekat, segera cek ke dokter. Bisa saja Anda mengalami diabetes tipe 2 dan harus segera ditangani.

  1. Aroma Mirip Bau Tubuh

Aroma tubuh yang keluar bersamaan dengan darah menstruasi terjadi karena ada kelenjar keringat di dalam vagina. Kelenjar bernama apocrine sweat glands ini akan mengeluarkan aroma tubuh saat tubuh mengalami stres atau anxiety.

Kalau darah menstruasi yang keluar dari vagina memiliki aroma itu, kemungkinan besar Anda sedang mengalami gangguan mental. Lakukan relaksasi atau minta bantuan pada psikiater

  1. Aroma Ikan

Ada dua kondisi yang menyebabkan darah saat menstruasi memiliki aroma seperti ikan atau amis. Pertama, aroma ini muncul karena terjadi bacterial vaginosis. Di dalam vagina terdapat bakteri baik yang mencegah infeksi. Sayangnya karena terjadi kesalahan, jumlahnya jadi meningkat dan mengganggu kesimbangan pH vagina.

Selanjutnya ada infeksi bakteri yang memicu penyakit bernama Trikomoniasis. Penyakit ini sering muncul dari aktivitas seks yang tidak sehat dan berisiko. Selain aroma ikan yang pekat, kondisi ini juga menyebabkan gatal dan perasaan tidak nyaman saat berkemih dan berhubungan seks.

Dua gangguan ini harus segera diatasi agar tidak menyebabkan masalah yang jauh lebih besar. Dokter akan melakukan diagnosis terkait apa saja penyebabnya dan antibiotik jenis tertentu biasanya diresepkan.

Bisakah Aroma yang Buruk Dihilangkan?

Memiliki aroma darah yang menyengat tentu membuat beberapa orang jadi tidak nyaman. Yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan sanitasi dari tubuh. Kalau Anda jarang mengganti pelembab atau tampon secara rutin, kemungkinan besar akan memengaruhi aroma darah yang keluar.

Kalau Anda sedang menstruasi, usahakan mengganti pembalut 2-3 kali dalam sehari. Kalau darah yang keluar sedang banyak bisa menjadi 4-5 kali. Kalau Anda sudah merasa tidak nyaman segera ganti. Hal ini juga berlaku untuk celana dalam yang dipakai.

Untuk membuat aroma dari vagina membaik, Anda tidak perlu melakukan penyemprotan dengan minyak wangi atau sejenisnya. Yang cukup Anda lakukan adalah menjaga sanitasi saja. Kalau memakai wewangian justru berbahaya untuk vagina. Peluang terjadi keputihan atau iritasi justru lebih besar.

Perlukah Datang ke Dokter?

Aroma yang keluar dari vagina saat wanita menstruasi memang tidak selalu menjadi tanda sesuatu yang buruk. Namun, kalau beberapa hal di bawah ini terjadi, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan pengobatan yang benar.

  • Muncul cairan keputihan yang memiliki warna hijau atau kekuningan. Kalau hal ini terjadi, bisa saja terjadi masalah pada vagina seperti adanya penyakit menular seksual yang terjadi dan sudah mulai menginfeksi.
  • Mengalami demam yang tidak kunjung reda. Umumnya wanita yang mengalami menstruasi tidak mengalami demam dan tubuhnya tetap sehat seperti biasanya.
  • Mengalami nyeri di perut bagian bawah atau area pinggul. Nyeri di area itu biasanya normal saat PMS. Namun, kalau Anda biasanya tidak mengalami nyeri lalu mendadak mengalaminya, kemungkinan besar ada masalah yang terjadi.
  • Darah saat menstruasi keluar dengan lebih banyak dari sebelumnya. Selain itu tubuh juga jadi sangat lemas dari menstruasi yang terjadi di siklus sebelumnya.

Inilah beberapa hal yang harus kita perhatikan dari aroma darah yang keluar saat sedang menstruasi. Aroma yang keluar dari vagina mungkin sama dan tidak terlalu membahayakan. Namun, kalau muncul aroma khusus wanita harus segera waspada. Mari lebih menjaga kesehatan dengan memperhatikan hal-hal yang kecil.

 

 

Sumber:

  1. Cherney, Kristeen. 2019. Why Does My Period Smell?. https://www.healthline.com/health/why-does-my-period-smell. (Diakses pada 22 Januari 2020)
  2. Johnson, Shannon. 2019. What does period blood smell like and why?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325878.php. (Diakses pada 22 Januari 2020)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi