DokterSehat.Com – Sifilis atau yang cukup dikenal di Indonesia sebagai penyakit raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Seringkali, penyebaran penyakit sifilis ini terjadi dengan cara hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi. Selain itu, seks dengan gonta-ganti pasangan dan kerap melakukan ciuman yang memungkinkan terjadinya cairan tubuh ditengarai mampu membuat seseorang beresiko tinggi terkena sifilis.
Pada pria, gejala sifilis bisa dilihat dari keluarnya cairan yang berupa nanah dari penis. Selain itu, penis akan cenderung terasa nyeri untuk dipakai berhubungan intim dan akan muncul bintik-bintik dan luka yang memerah pada area penis, telapak tangan, hingga telapak kaki. Pada wanita sendiri, akan muncul cairan yang tidak normal dari vaginanya dengan warna yang aneh dan berbau sangat amis. Selain itu, alat kelamin akan terasa sakit jika dipakai untuk berhubungan intim atau buang air kecil dan munculnya lecet-lecet pada vagina.
Sifilis sendiri ternyata memiliki beberapa tahapan dimana dalam tahapan pertama, sifilis akan menimbulkan luka yang berukuran kecil, berbentuk lingkaran, keras, dan kadang tak terasa sakit. Luka ini disebut dengan chancre. Saat buang air kecil, maka alat kelamin akan cenderung terasa sakit dan jika tidak ada penanganan lebih lanjut, maka sifilis akan berlanjut menjadi sifilis tahap kedua yang lebih parah. Pada tahapan ini, telapak tangan dan kaki akan mulai muncul ruam-ruam dan bintil berwarna cokelat kemerahan. Selain itu, akan muncul pula gejala lain layaknya kelelahan berlebihan, nyeri otot, sakit tenggorokan, hingga demam dan sakit kepala.
Tahapan berikutnya dari sifilis adalah munculnya infeksi pada tubuh yang bisa berlangsung dengan cukup lama. Pakar kesehatan menyebutkan jika 15 persen penderita sifilis bisa berakhir dengan kerusakan pada organ layaknya mata, liver, tulang, jantung, otak, atau bahkan persendian. Jika hal ini tidak ditangani dengan benar, maka sifilis akan mencapai tahapan akhir yang bisa memicu kebutaan, kelumpuhan, mati rasa, atau bahkan kematian.
Untuk mengatasi sifilis, ada baiknya kita berkonsultasi ke dokter. Biasanya, suntikan penisilin akan dilakukan untuk mengatasi sifilis primer dan sekunder. Jika infeksi sifilis masih berusia kurang dari satu tahun, maka satu dosis suntikan penisilin dirasa sudah cukup. Beda cerita jika sifilis sudah menginfeksi lebih dari setahun yang tentu harus ditangani dengan penambahan dosis suntikan penisilin. Jika sifilis sudah mencapai tahapan tersier yang cukup parah, pengobatan biasanya akan memakai antibiotik yang diberikan dengan infus, sayangnya, besar kemungkinan kerusakan pada tubuh akan sudah sulit untuk diperbaiki. Selain dengan cara medis, kini juga banyak tersedia obat-obatan herbal yang tersedia di pasaran yang bisa menangani penyakit sifilis dengan cepat.