DokterSehat.Com – Rahim adalah organ reproduksi pada wanita yang terbagi menjadi tiga lapisan dan terhubung dengan dua tuba falopi. Rahim berguna untuk tempat menempelnya sel telur saat dibuahi hingga akhir berkembang menjadi janin hingga akhirnya dilahirkan setelah tumbuh selama sembilan bulan.
Melihat fungsinya yang besar untuk proses kehamilan, memiliki rahim yang normal akan membawa kemudahan pada wanita dan janinnya. Sayangnya, tidak semua wanita bisa memiliki rahim yang normal. Kelainan pada rahim kerap terjadi dan memunculkan banyak gangguan. Berikut kelainan-kelainan yang terjadi pada rahim wanita serta dampaknya.
Acuate uterus
Kelainan pertama pada rahim bernama acuate uterus. Kelainan ini terjadi karena ada lekukan di bagian atas rahim. Kelainan ini bisa terjadi pada banyak wanita meski tidak memberikan dampak yang besar pada wanita. Mereka masih bisa mengalami kehamilan dan melahirkan dengan normal.
Agenesis
Agenesis adalah gangguan yang terjadi karena sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH). Kelainan ini menyebabkan vagina dan rahim tidak terbentuk dengan sempurna karena ukurannya kecil. Wanita yang mengalami gangguan ini tidak akan mengalami menstruasi meski usianya sudah mencapai 16 tahun. Selain itu, wanita dengan gangguan ini tidak bisa mendapatkan kehamilan.
Bicornuate uterus
Kelainan ini menyebabkan rahim tertekuk di bagian atas sehingga bentuknya menyerupai hari. Kelainan pada rahim ini tidak menurunkan kesuburan pada wanita, tapi kemungkinan wanita mengalami keguguran cukup tinggi. Selain itu, peluang wanita melahirkan bayi prematur juga tinggi.
Uterus didelphys
Kelainan ini menyebabkan wanita memiliki dua ruang rahim di dalam tubuhnya. Kelainan ini masih membuat wanita bisa hamil dan melahirkan. Namun, mereka juga rentan mengalami keguguran, kelahiran prematur, ketidaksuburan, dan kelainan pada ginjal.
Septate uterus
Septate uterus menyebabkan rahim terbagi menjadi dua oleh jaringan otot dan ikat. Munculnya jaringan ini menyebabkan wanita susah jadi hamil atau kalau pembuahan bisa terjadi risiko kegugurannya tinggi.