Terbit: 21 March 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Bayi cenderung menangis untuk mengungkapkan sesuatu, misalnya ketika lapar, tidak nyaman, atau dalam kondisi tertentu. Bayi yang terus-terusan menangis dalam waktu yang cukup lama dikenal sebagai purple crying dalam dunia medis. Apa itu purple crying? Simak selengkapnya di sini!

Purple Crying, Ketika Bayi Menangis Terus-menerus

Apa itu Purple Crying?

Melansir Webmd, purple crying adalah fase ketika bayi baru lahir menangis terus-menerus dan tidak terkendali. Kondisi ini umum terjadi bayi baru lahir. Jadi, Anda tidak perlu khawatir secara berlebihan.

Sebelum berusia lima bulan, bayi yang menangis terus-terusan dianggap sebagai kondisi normal. Artinya, tidak ada kondisi medis yang mendasarinya. Jadi, ketika masuk periode ini, Anda tidak usah terlalu khawatir.

Kemudian, National Center on Shaken Baby Syndrome (NCSBS) membuat program bertajuk purple crying. Tujuannya adalah untuk membantu para orang tua saat si Kecil memasuki periode ini.

Tidak sesuai dengan namanya, purple crying bukan berarti bayi Anda berubah warna menjadi warna purple alias ungu. Sebenarnya istilah purple sendiri merupakan akronim. Berikut rinciannya:

  • P = Peak crying. Ini artinya, bayi banyak menangis, apalagi memasuki bulan kedua kelahiran.
  • U = Unpredictable. Bayi akan menangis dan berhenti secara tiba-tiba.
  • R = Resist to shooting. Artinya, meskipun Anda melakukan berbagai upaya untuk menghentikan tangisan bayi, ia kemungkinan akan tetap menangis.
  • P = Pained-look. Ketika mengalami fase ini, bayi akan terlihat seperti kesakitan sehingga membuat orang tua khawatir. Namun, pada kenyataannya, sang buah hati tidak merasakan kesakitan.
  • L = Long lasting. Artinya, tangisan bayi bisa berlangsung selama lima jam atau lebih.
  • E = Evening. Ini artinya, bayi akan lebih banyak menangis pada sore atau malam hari.

Kapan Purple Crying Berlangsung?

Kapan periode ini muncul? Secara umum, bayi baru lahir akan mengalaminya dalam dua minggu pertama kehidupan. Jika periode ini sudah nampak, Anda mungkin merasa khawatir, apalagi si Kecil sulit untuk ditenangkan.

Kendati demikian, Anda sebaiknya tidak terlalu panik jika tidak bisa menghentikan tangisannya. Sebab, purple crying adalah periode umum dalam masa tumbuh kembang bayi.

Puncaknya, fase ini terjadi ketika si Kecil memasuki usia dua bulan. Setelahnya, tangisan bayi akan berkurang secara perlahan-lahan.

Begitu bayi berusia sekitar empat bulan, purple crying seharusnya tidak terjadi lagi.

Penyebab Menangis Histeris pada Periode Purple Crying

Sebenarnya, penyebab dari purple crying pada bayi belum dapat dipastikan secara pasti. Namun, fase ini tidak hanya terjadi pada manusia.

Adam Zolotor, MD, seorang profesor kedokteran keluarga di University of North Carolina, mengungkapkan, hewan mamalia lain sering kali merengek, mengembik, atau mengeong pada bulan-bulan pertama kehidupan.

Kendati demikian, jika Anda mencurigai bahwa bayi menangis histeris terjadi akibat kondisi tertentu, tidak ada salahnya untuk memastikannya dengan memeriksakan sang buah hati ke dokter.

Cara Mengatasi Purple Crying pada Bayi

Meski menghentikan tangisan bayi cukup sulit, ada berbagai tips yang bisa Anda coba untuk meredakannya. Berikut di antaranya:

  • Melakukan kontak antarkulit (skin to skin)

Tips pertama untuk mengatasi bayi menangis saat periode purple crying adalah teknik skin to skin. Anda bisa melakukan teknik ini dengan meletakkan bayi tanpa busana ke dada Anda.

Cara ini diketahui dapat meredakan tangisan bayi dan mengatasi stres yang kemungkinan bisa terjadi pada si Kecil.

  • Membedong atau menyelimuti bayi

Membedong atau menyelimuti bayi bisa membantu menambah kehangatan pada tubuh bayi. Cara ini dapat memberikan rasa aman kepada si Kecil sehingga tangisannya akan mereda.

  • Menggendong bayi

Selain membedong bayi, Anda bisa mencoba meredakan tangisan bayi dengan menggendongnya. Cobalah gendong si Kecil, lalu ayun-ayunkan secara perlahan.

  • Mengajak bayi keluar

Ajak si Kecil keluar rumah untuk berjalan-jalan. Suasana berbeda serta udara yang segar dapat membantu menenangkan tangisannya.

Baca JugaCooing, Tahap Awal Perkembangan Kemampuan Bahasa Bayi

  • Memandikan dengan air hangat

Ketika bayi Anda merengek saat hendak mandi, Anda bisa memandikan bayi dengan air hangat. Cara ini kemungkinan mampu meredakan tangisannya.

  • Memeriksa tubuh bayi

Periksa bayi ketika ia sedang menangis. Bisa saja penyebab si Kecil menangis karena demam, butuh ganti popok, atau mungkin kelaparan.

Periode purple crying tergolong normal dan pasti terjadi pada setiap bayi. Jadi, Anda tidak perlu panik berlebihan. Namun, bila Anda curiga penyebab bayi menangis akibat kondisi tertentu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter.

 

  1. Anonim. 10 Tips to Soothe Your Crying Infant. http://www.purplecrying.info/sub-pages/soothing/ten-tips-to-soothe-your-crying-infant.php. (Diakses pada 21 Maret 2022).
  2. Lindberg, Sara. 2020. What Is PURPLE Crying? Learn How to Identify Normal Crying Patterns in Your Baby. https://www.verywellfamily.com/what-is-purple-crying-4691402. (Diakses pada 21 Maret 2022).
  3. Loconti, Christine. 2021. What Is the Period of PURPLE Crying? https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-the-period-of-purple-crying. (Diakses pada 21 Maret 2022).
  4. Morris, Rachel. 2021. The Period of PURPLE Crying, Explained: It Has Nothing to Do With Your Baby’s Coloration. https://www.thebump.com/a/purple-crying. (Diakses pada 21 Maret 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi