DokterSehat.Com – Meskipun dunia anak-anak terlihat sangat menyenangkan karena membuatnya kerap bermain bersama dengan teman-temannya, kadangkala kita tentu mendapatkan laporan dimana anak dipukul oleh temannya. Disamping bisa membuat anak menangis, memar, atau terluka, hal ini ternyata bisa menimbulkan trauma yang akan membuat anak malas pergi ke sekolah atau malas kembali bermain dengan teman-temannya. Apa yang sebaiknya orang tua lakukan untuk menyikapi hal ini?
Pakar psikologi anak dan remaja bernama Ratih Zulhaqqi menyebutkan jika hal pertama yang harus dilakukan orang tua saat tahu anaknya dipukul temannya adalah tidak langsung marah. Pastikan bahwa anak menjelaskan semuanya dengan jelas mengapa Ia bisa sampai dipukul. Dalam beberapa kasus, perkataan atau perilaku anak kita bisa saja memancing emosi temannya sehingga akhirnya memukulnya.
Andai anak sudah menjelaskan apa penyebabnya, pastikan bahwa kita tidak mengajarinya untuk memukul balik karena hal ini justru akan mengajarkannya kekerasan alih-alih menyelesaikan masalah dengan benar. Sebagai contoh, andai anak dipukul di sekolah, mintalah dia untuk berteriak, minta tolong, atau melaporkannya pada guru atau orang dewasa lainnya saja daripada memukul balik.
Untuk menghindari anak dipukul di waktu berikutnya, Ratih menyarankan orang tua untuk memberikan pendidikan bela diri layaknya pencak silat, karate, atau taekwondo bagi anaknya sejak dini. Tujuan dari pendidikan bela diri ini bukanlah untuk melawan balik atau gagah-gagahan, namun sebagai bekal bagi anak untuk menangkis pukulan temannya andai memang di tempatnya sekolah atau bergaul ada anak yang cenderung memiliki sikap mem-bully. Dengan memiliki pertahanan yang lebih baik, anak pun tidak akan mudah dipukul dan anak yang suka memukul akan berpikir ulang untuk melakukan serangan fisik di lain waktu.