Terbit: 10 February 2021 | Diperbarui: 18 July 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bahasa isyarat adalah bahasa khusus untuk komunikasi para penyandang tuna rungu dan tuna wicara, namun juga bisa diajarkan pada balita dan anak kecil untuk mendukung kemampuan komunikasi dan perkembangannya. Pelajari cara belajar bahasa isyarat dan manfaatnya untuk anak.

Manfaat Bahasa Isyarat bagi Perkembangan Anak dan Cara Mempelajarinya

Apa Itu Bahasa Isyarat?

Bahasa isyarat adalah alat komunikasi bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara dengan menggunakan gerakan jari dan tangan sebagai pengganti suara dan kata-kata. Bahasa isyarat juga bahasa yang lengkap dan kompleks yang dengan kombinasi ekspresi wajah dan postur tubuh sebagai media komunikasi.

Bukan hanya untuk penyandang tuna rungu dan tuna wicara, bahasa isyarat juga bisa diajarkan untuk balita atau anak yang belum bisa bicara. Banyak orang tua yang menggunakan bahasa isyarat mengakui bahwa kemampuan komunikasi dan penyampaian emosi anak berkembang cukup baik.

Bahasa Isyarat Indonesia

Seperti bahasa pada umumnya, bahasa isyarat juga terdiri dari banyak jenis sesuai dengan pengaruh wilayah dan budaya. Di Indonesia, terdapat dua jenis bahasa isyarat Indonesia yang resmi digunakan, yaitu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia).

BISINDO adalah bahasa ibu untuk penderita tuna rungu dan tuna wicara atau bahasa dasar yang sudah diajarkan sejak awal. BISINDO juga lebih mudah dipahami serta dapat mengembangkan daya pikir lebih efektif.

Sementara SIBI mengadopsi 80% bahasa dari American Sign Language (ASL) dan 20% Bahasa Isyarat Indonesia yang dibuat oleh orang-orang normal (nontuna rungu atau tuna wicara). SIBI memasukan imbuhan seperti ber, me, pe, an, nya, ke, di, dan sebagainya sehingga lebih panjang dan sulit.

Manfaat Bahasa Isyarat untuk Anak-Anak

Pembahasan ini tidak fokus pada penggunaan bahasa isyarat pada penyandang tuna rungu atau tuna wicara, namun bahasa isyarat yang dapat diajarkan pada balita yang belum bisa bicara. Beberapa pihak mengklaim bahwa mengajarkan bahasa isyarat ke balita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan ekspresi anak lebih cepat dan efektif.

Berikut ini beberapa manfaat bahasa isyarat untuk balita dan anak-anak:

1. Belajar Komunikasi

Balita mulai belajar bicara sekitar usia 12 bulan, namun mereka sudah belajar komunikasi dengan orang tuanya sejak awal. Cara komunikasi balita menggunakan ekspresi, mimik wajah, gerakan, atau tangisan.

Maka dari itu, latihan bahasa isyarat berguna agar balita dapat mengungkapkan keinginan atau kebutuhannya dengan gerakan tangan, postur tubuh, ekspresi wajah tanpa harus merengek, menangis, atau mungkin berteriak. Bahasa isyarat tangan juga memudahkan orang tua dalam berkomunikasi dengan si Kecil.

2. Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan

Balita akan lebih mengerti dan dapat menggunakan keterampilan bahasa lisan lebih awal. Balita mungkin akan lebih cepat belajar bicara bila Anda ajarkan bahasa isyarat dari usia 1 hingga 2 tahun.

3. Belajar Ekspresi

Balita bisa mengekspresikan keinginan dan emosinya melalui bahasa isyarat. Orang tua akan juga akan lebih memahami kebutuhan balita, seperti saat balita minta susu, ingin tidur, sudah kenyang, dan sebagainya.

4. Meningkatkan Perkembangan IQ

Balita usia 1-2 tahun yang belajar bahasa isyarat memiliki potensi perkembangan otak yang lebih tinggi. Mereka sudah belajar kemampuan bahasa dan komunikasi sejak awal.

Sementara pelajaran bahasa isyarat pada anak usia 3 tahun ke atas tampaknya kurang berpengaruh secara signifikan. Kemampuan bicara mereka mungkin tidak jauh lebih tinggi dari anak-anak yang tidak belajar signs language.

5. Meningkatkan Bonding (Ikatan Hubungan)

Orang tua dan anak akan berkomunikasi lebih baik dengan bahasa isyarat. Balita akan jarang merengek untuk meminta sesuatu dan orang tua akan memenuhi kebutuhan si Kecil dengan lebih mudah.

Cara Belajar Bahasa Isyarat bagi Balita dan Anak

Berikut ini cara orang tua mengajarkan bahasa isyarat tangan pada anak:

  • Ajari bahasa isyarat dari usia 6 bulan.
  • Sesi belajar harus lembut, menyenangkan, dan cepat. Cukup 5 menit setiap sesi belajar.
  • Mulai dari bahasa isyarat yang mudah, misalnya untuk bertanya “apa“, “mau lagi“, “minum susu“, dan sebagainya.
  • Biasanya balita akan segera merespon dan mengikuti bahasa isyarat tangan Anda.
  • Bantu untuk menggerakan tangan si Kecil untuk mempelajari bahasa.
  • Gunakan bahasa isyarat berulang kali dan lihat apakah bayi Anda dapat mengikutinya.
  • Beri hadiah atau pujian pada bayi bila berhasil menggunakan bahasa tangan dan ekspresi.

Orang tua juga dapat membeli buku panduan atau menonton video bahasa khusus untuk komunikasi bayi. Bila perlu, konsultasi dengan dokter anak.

Belajar Dasar Bahasa Isyarat Indonesia untuk Balita dan Anak

Berikut ini cara belajar bahasa isyarat dasar untuk bayi:

  • Lapar. Jari-jari membentuk seperti huruf C (seperti sedang mengambil makanan dengan tangan), lalu gerakkan tangan ke bawah dari leher ke perut.
  • Minum. Buat gerakan seperti sedang memegang gelas, lalu gerakan tangan ke mulut dan turun ke dada.
  • Susu. Buat dua kepalan, lalu buka jari-jari dan buat kepalan lagi.
  • Air. Gerakan jari membentuk tanda angka 3 (jari jempol dan kelingking menekuk dan ketiga jari tengah ke atas). Lalu, tempelkan atau buat ketukan dengan jari telunjuk ke dagu.
  • Mau Lagi. Satukan semua jari-jari menempel, atau membentuk seperti huruf O. Lakukan gerakan tersebut di kedua tangan. Lalu, ketuk atau tempelkan ujung jari di kedua tangan beberapa kali.
  • Selesai. Angkat kedua tangan dengan telapak tangan menghadap ke depan, lalu putar telapak tangan menghadap ke luar.
  • Bermain. Ketika jari tengah ditutup, sementara ibu jari dan kelingking dibuka. Lalu gerakkan tangan beberapa kali.
  • Tidur. Buka telapak tangan lebar, letakkan di sebagian wajah. Lalu, kepal tangan sambil tarik tangan ke bawah dan menyentuh dagu.
  • Ibu. Buka telapak tangan, rentangkan jari-jari. Lalu dengan kelingking menghadap ke depan, ketuk ibu jari ke dagu.
  • Ayah. Buka telapak tangan, rentangkan jari-jari. Lalu dengan kelingking menghadap ke depan, ketuk ibu jari ke dahi.
  • Ya. Anggukan kepala. Kepalkan tangan dan gerakan ke atas dan bawah.
  • I Love You. Tekuk jari tengah dan jari manis ke bawah. Buka ibu jari, telunjuk, dan kelingking ke atas. Putar telapak tangan dari sisi ke sisi.
  • Terima Kasih. Luruskan ibu jari dan jari Anda, lalu dekatkan jari ke dagu dan tarik menjauh.

Itulah cara belajar bahasa isyarat dasar (umum) yang mudah dipelajari. Silakan ajari anak Anda dan pelajari bahasa isyarat lebih lengkap melalui buku panduan khusus atau ahlinya.

Catatan: Bahasa isyarat untuk bayi yang bisa mendengar berbeda dengan bahasa isyarat untuk bayi yang tuna rungu atau tuna wicara.

Belum ada penelitian resmi terkait apakah bahasa isyarat pada bayi normal dapat membantu bayi menguasai bahasa verbal lebih cepat. Penelitian ini tidak menunjukkan bahwa bahasa isyarat dapat memperlambat kemampuan berbicara bayi.

 

  1. Rucoba, Ruben. 2018. Toddler Sign Language: Tips for Communication. https://www.healthline.com/health/parenting/toddler-sign-language#TOC_TITLE_HDR_1. (Diakses pada 10 Februari 2021).
  2. Ageng Mursita, Rohmah. RESPON TUNARUNGU TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM BAHASA ISYARAT INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) DALAM KOMUNIKASI. 2015: PLB UPI Bandung. (Diakses pada 10 Februari 2021).
  3. Neuman, Ashlee. 2020. How to Teach Baby 25 Key Words in Baby Sign Language. https://www.thebump.com/a/how-to-teach-baby-sign-language. (Akses pada 10 Februari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi