DokterSehat.Com- Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak dengan kepribadian yang baik. Anak dengan kepribadian yang baik akan bersikap lebih santun dan memiliki etika yang baik di seluruh aspek kehidupannya. Agar anak memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka hal ini tidak lepas dari peran orang tua. Bagaimana cara orang tua mengembangkan kecerdasan emosional anak?
Secara umum kecerdasan anak terdiri dari beberapa aspek, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan kreativitas dan yang tidak kalah penting adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan anak untuk menerima, mengendalikan, dan mengontrol emosi dirinya.
Anak dengan kecerdasan emosional yang baik dapat lebih mudah bergaul dan menempatkan diri di masyarakat. Selain kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional yang baik dipercaya menjadi faktor penentu kesuksesan anak di masa mendatang. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik umumnya dapat memecahkan masalah dengan baik, lebih kooperatif, ramah dan optimis.
Cara mengembangkan kecerdasan emosional anak
Untuk membentuk emosi anak dengan baik, Anda dapat melatihnya sejak usia balita. Mulailah untuk melatih kecerdasan emosional anak di rumah karena rumah merupakan tempat pertama anak belajar mengenai lingkungannya. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan antaranya adalah:
1. Kenalkan anak pada beragam emosi
Perasaan bukan hanya terbatas pada sedih dan senang saja. Ada rasa kesal, geram, kecewa, dan sebagainya. Misalnya ketika ia kesal setelah Anda larang untuk bermain, atau kecewa karena gagal mendapat juara setelah lomba. Semakin sering Anda mengenalkan emosi tersebut, anak akan semakin mengenali dirinya sendiri.
2. Latih anak untuk mengungkapkan perasaan yang dialami
Setiap anak sedih atau gembira, latih anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan baik. Apakah ia senang, sedih, atau kesal, dan minta anak untuk mengungkapkan alasannya. Dengan begitu Anda dapat mengarahkan emosi anak mengenai reaksi-reaksi yang ia tunjukkan. Anda juga dapat melatih anak untuk bersabar jika ada keinginannya tidak dituruti, atau apa yang ia inginkan gagal diraih.
3. Ajarkan pada anak bahwa menangis tidak menyelesaikan masalah
Menangis boleh-boleh saja, namun ajarkan pada anak bahwa menangis tidak menyelesaikan masalah. Namun bukan berarti anak tidak boleh menangis. Baik laki dan perempuan boleh saja menangis, namun jika terus-terusan menangis anak tidak mendapatkan hasil apa-apa. Tunjukkan pada anak bahwa meskipun anak menangis kencang, namun Anda tetap tidak akan memberinya mainan yang ia inginkan jika ia tidak bersikap baik atau jika mainan di rumah sudah terlalu banyak.
4. Ajarkan kerja keras pada anak
Anda bisa mengajarkan tentang etos kerja pada anak sejak usia dini. Anak perlu tahu bahwa apa yang ia inginkan harus didapat dengan perjuangan dan kerja keras. Cara ini juga dapat mengajarkan anak untuk belajar konsekuensi dari kerja keras.